Part ini membawa rasa greget, jadi kalo baca yang seruis biar ngerti dan ga bingung sama alur, itu semua tergantung kaliannya aja.
Sore ini fateh menghabiskan waktunya di kantin kampus bersama Rey dan Kiesha, sejak 1 jam lalu teman-temannya sudah pulang, kini hanya tinggal mereka bertiga yang belum pulang, seperti masih memikirkan beban yang ada di dalam pikirannya, mereka bertiga saling tatap tatapan secara bergantian.
Rey memutar bola matanya. "Ngapain sih natapnya dari tadi kaya gitu Mulu? Gue tau gue cakep." Ucapnya sangat percaya diri.
Kiesha membuang ludahnya kasar. "Najis, lebih enak mandangin tembok" Kiesha mengalihkan pandangannya, menatap mahasiswi-mahasiswa yang melewat
Rey mengelus dadanya dramatis lalu meraba wajahnya, "mulusan juga muka gue daripada tembok." Rey mengedipkan satu matanya kepada mahasiswi yang lewat di depannya, membantu mahasiswi itu menjerit seperti orang kerasukan.
Kiesha menggelengkan kepalanya, "sok tebar pesona lagi"
Rey mengerutkan dahinya. "Sirik Mulu hidup lu" cibirnya kesal.
Fateh? Laki-laki satu itu tidak memedulikan Kiesha dan Rey yang yang sedang bercekcok, fateh melamun, memikirkan sesuatu hal.
Tiba-tiba saja diesya datang, cari siapa lagi jika bukan fateh? Diesya merbut tempat di samping fateh. "Fateh, dari tadi gue belum di jemput sama supir pribadi gue, boleh anterin gue ga yah?" Tanya dengan ragu.
Fateh tersadar dari lamunannya, mendengar suara deisya yang berbicara padanya "Rey, anterin." Ucapnya singkat tanpa menatap wajah deisya.
"A-ah, gue ga terlalu Deket sama temen-temen Lo, jadi boleh ga kalo gue minta Lo yang anterin gue? Tolong yah" mohonnya dengan wajah memelas, kedua tangan deisya menggenggam tangan kanan fateh.
"Pesan taxi online." Saran Kiesha
"Handphone gue lowbat dan gue ga bawa duit cash." Jawab deisya.
Fateh mengusap kasar wajahnya kasar, lalu mengambil kunci motornya di atas meja. "Gue cabut" ucapnya tanpa basa-basi, fateh berjalan menuju parkiran dengan diikuti deisya di belakangnya.
Tanpa di sadari fateh, fatim melihatnya sebelum masuk ke dalam mobil taxi yang ia pesan, saat fateh melajukan motornya dengan cepat fatim masuk ke dalam taxi online tersebut dan meminta untuk lebih cepat agar ia bisa lebih dulu sampai di rumahnya sebelum fateh.
"Tu anak kenapa sih? Perasaan mukanya datar Mulu, gue yang kesel liatnya" gumam Rey
Kiesha mencomot gorengan milik Rey lalu mengunyahnya. "Eh gue mau jemput ratu siapa tau aja kan dianya belom pulang, oh iya Rey! Tadi gua pesen secangkir kopi, tolong bayarin!" Kiesha buru-buru berlari menuju parkiran dan membawa motornya pergi untuk menjemput ratu di kampusnya.
Rey memahami perkataan Kiesha yang buru-buru tadi. "Jadi gue yang bayarin pesenan tu anak? Sialan."
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di rumah fateh mencium tangan maminya lalu masuk ke kamarnya, saat memasuki kamarnya fateh tak melihat keberadaan fatim namun terdengar suara dari kamar mandinya, ungkin fatim sedang membersihkan badannya, pikirnya.Detik selanjutnya fatim keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama berwarna merah muda, menggoda.
"Udah pulang?" Tanyanya menatap fateh, entah kenapa bibirnya sedikit pucat tidak seperti biasanya, ah mungkin karena tidak memakai riasan wajah.
Fateh mengerutkan alisnya. "Muka Lo pucet. Lo sakit?" Tanya fateh balik, fateh hanya ingin memastikan saja jika tidak terjadi apapun pada fatim.
Fatim menggeleng, "engga, tadi pusing sedikit aja, yaudah sana gih mandi" usir fatim
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY SANGE
Teen Fiction[ON GOING] Cerita ini menceritakan tentang perjodohan. Yang awalnya sama-sama menolak dan sama sekali tidak mempunyai rasa sayang sedikitpun bahkan membenci. Fateh ketua geng yang di sebut badboy dengan otak gesreknya, tampan? Jangan diragukan lagi...