Fatim duduk di sofa balkon, Fatim menghirup udara malam. Ia melihat langit-langit yang dihiasi banyak bintang, juga bulan
Tiba-tiba saja terdengar suara deringan dari ponselnya, fatim mengambil ponselnya di atas nakas.
"Assalamualaikum" terdengar suara dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam, kenapa hah? Ada perlu apa?" Ujar fatim dengan nada tinggi.
"Gue cuma mau bilang kalo Lo ga usah sebar berita kalo kita udah tunangan, gue ga mau buat pacar gue sedih." Ujar fateh.
Fatim terkekeh. "Plis lah ya, jangan kepedegan gitu, gue juga ga sudi kali ya kalo harus sebar berita kita tunangan," fatim mencibir, dikiranya ia senang tunangan dengan fateh?
"Cincinnya tetep di pake."
"Lah ko gitu?! Nanti kalo ada yang nanya gimana? Jangan gila Lo!" Ketus fatim, maunya gimana sih?
"Tinggal pake aja susah? Di cincinya ada huruf F, berhubungan depan nama Lo F, jadi kalo ada yang nanya bilang aja itu nama Lo. Gitu aja ribet.
Fatim berdehem. "Sejak kapan Lo mikirin perasaan pacar Lo? Bukannya kalo udah pake, buang?." Yap, biasanya fateh tidak mempedulikan perasaan pacarnya, fateh tidak menganggap bahwa ia pacaran, ia hanya menjadikan pelampiasan nafsu saja. Jahat bukan?
"Beda bor, ini tuh cinta pertama gue."
"Nyenyenyenye, terserah Lo deh." Fatim emekan tombol merah untuk mematikan telponan itu.
Fatim menutup membersihkan wajah, ia menutup pintu, lalu bersiap-siap untuk tidur, tak lupa juga ia berhalusinasi sebelum tidur.
Sudah berkali-kali jam weker berbentuk hello Kittynya itu berbunyi tetapi fatim mengabaikannya, hingga akhirnya fatim membanting jam weker tersebut ke lantai untuk berhenti berbunyi,
Jam weker berbentuk hello Kitty itu pecah di atas lantai, dan tidak membunyikan suara lagi.
15 menit kemudian, fatim beranjak dari tidurnya, ia ngernyit melihat jam wekernya pecah. "Omaygat, ini siapa sih yang banting?!" Fatim membuka gorden kamarnya, ia menatap matahari yang cerah. "Jam berapa sih? Ko mataharinya dah cerah bngt." Fatim mengambil hpny, ia melihat jam di hpnya,
Fatim meneguk ludah kasar saat melihat sekarang sudah jam 07.00, fatim berlari secepat kilat ke kamar mandinya, ia hanya membasuh mukanya dan gosok gigi, setelah itu fatim mengganti pakaiannya, dan pergi ke sekolah menggunakan supir pribadinya, tidak ingin tambah terlambat jika harus menunggu bus atau taxi lewat.
Fatim memukul gerbang sekolahnya itu dengan kayu berukuran sedang di tangannya. "Woy, pak! Bukain gerbangnya!" Teriak fatim
Satpam itu berjalan menuju gerbang. "Astaga! Murid macam apa ini?" Satpam itu menggelengkan kepalanya tak percaya. "Kamu tahu, ini sudah jam setengah delapan?"
"Tau, saya telat pak."
Satpam itu menepuk gerbang sekolah membuat fatim sedikit terkejut. "Biasa aja kali pak" Satpam itu bertanya. "Kelas berapa?"
"Xll IPS 3"
Jawaban fatim tentu membuat satpam itu menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya iaasoh terlambat padahal sudah kelas XII bahkan sebentar lagi akan mengadakan ujian Nasional.
"Berdiri di lapangan sampai istirahat, nanti sebelum pulang bersihin toilet." Fatim melebarkan matanya.
"Buset! Jan gitu juga lah pak!" Keluhnya, Fatim memasang wajah sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY SANGE
Teen Fiction[ON GOING] Cerita ini menceritakan tentang perjodohan. Yang awalnya sama-sama menolak dan sama sekali tidak mempunyai rasa sayang sedikitpun bahkan membenci. Fateh ketua geng yang di sebut badboy dengan otak gesreknya, tampan? Jangan diragukan lagi...