BBS-16🍻

31.7K 2.4K 335
                                    

Siap memasuki konflik?
Jangan lupa siapin tisu, Hahaha.

Fateh mencengkram kuat lengan fatim dengan kedua tangannya. "Kamu ngomong apa? Ulangin!" Bentaknya

Fatim menunduk, tak berani menatap wajah fateh. "L-lepasin, sakit." Ujarnya lirih hingga nyaris tak terdengar, tangannya gemetaran, matanya berair, menahan tangisan.

Fateh sedikit melonggarkan cengkramannya, ia tahu fatim ketakutan untuk melihatnya, tapi fateh tak suka mendengar ucapan fatim yang mengajaknya bercerai. "Kita ga bakal cerai." Fateh melepas cengkraman tangannya lalu melangkah pergi keluar untuk menemui Bella.

------

Karena terlalu lama Bella menunggu fateh di mobil, Bella memutuskan untuk menyusul fateh, saat melangkah masuk ke dalam rumah fateh ia melihat Naya dengan ekspresi—

Piring berisi cake vanilla yang tadinya di tangan naya terjatuh, telapak tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya, sungguh, ia tak percaya.

Bella berlari memeluk Naya–mami fateh, "hai Tante. Masih inget Bella kan?"

Fateh yang turun dari tangga langsung menghampiri Naya dan Bella. "Mi nanti fateh jelasin, sekarang fateh mau ajak Bella jalan." Fateh dan Bella mencium punggung tangan naya yang masih mematung.

Sambil berjalan menuju mobil fateh merangkul bahu Bella

Fateh mulai menjalankan mobil sport hitamnya, awalnya Bella memintanya untuk membawa motor sportnya saja tetapi fateh tidak mengizinkannya. "Ceritain, kenapa kamu bisa sampe rumah aku, hm?"

Flashback on

Bella berjalan di sekitar jalan, niatnya untuk mencari keberadaan rumah fateh, ia sengaja untuk tidak menanyakannya langsung kepada fateh, agar rencananya berjalan lancar.

Tak sengaja Bella melihat motor sport hitam tinggi, ia mengenali laki-laki itu. Dengan cepat ia menghangkan motor itu, membuat motor itu berhenti tepat di depannya, lalu membuka helmnya. "Kenapa?" Laki-laki itu mengerutkan alisnya

"Ini aku! Bella! Kamu Dirga kan?" Tanya Bella antusias

"Iya gue Dirga, Lo salah satu cewe yang ngejar-ngejar gue?" Tanya Dirga, Dirga memang sama sekali tak mengenali wajahnya, namun sepertinya pernah melihatnya, terakhir kali ia melihat wajah Bella adalah 2 tahun yang lalu, itu pun mukanya pucat karena sedang di rawat, berbeda dengan sekarang, yang memakai riasan.

"Bukan ih! Aku Bella! Kamu lupa? Camilla Bella!"

Dirga melebarkan matanya, melihat ujung kaki hingga atas kepala, "serius? Ko lu bisa ada di sini? Ah pasti bohong, Bella yang gue kenal itu ga secantik in--"

Plak!

Bella memukul kuat kepala belakang Dirga hingga terhuyung ke depan. "Maksud kamu aku ga cantik hah? Awas aja, aku bilangin fateh nanti!" Ancamnya menatap sinis Dirga

"Eh jangan-jangan! Terus kenapa Lo bisa di sini? Udah pulang?"

Bella mengangguk polos. "Anterin aku ke rumah fateh, aku lupa nih jalannya, ke kiri atau ke kanan ya?"

"Ga mau, kapan-kapan aja deh Lo main ke rumah Fatehnya, emangnya fateh masih inget sama Lo ha?" Bukannya tidak mau mengantar, tetapi Dirga tahu jika ia mengantar Bella ke rumha fateh dan apa yang akan terjadi.

Plak!

Kedua kalinya, tangan mulus nan mungil Bella, ia gunakan untuk memukul kepala bagian belakang Dirga. "Jahat! Nanti kalo aku nyasar, kamu yang salah, kamu yang di marahin fateh." Sungguh dari tadi Bella sudah pusing memikirkan jalan rumah fateh, dan cara satu-satunya adalah mengancam Dirga seperti ini hingga laki-laki itu mau.

BAD BOY SANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang