Kakak Sayang

29 16 2
                                    

Ceklek

Bunyi suara pintu yang dibuka ternyata Franda tapi tunggu Franda tidak hanya sendiri ia bersama seorang cowok yang umurnya kalau diperkirakan tidak jauh dari umur Franda mungkin seumuran pikirnya. Yah umur Franda dan Frida emang tidak jauh hanya beda 2 tahun. Frida memperhatikan cowok itu dari atas kebawah cowok itu berbadan tinggi dan tegap rahang yang tegas warna kulit kuning langsat dan mata elang yang tajam tapi berwajah datar serta dingin. Sampai manik mata Frida bertemu dengan mata elangnya yang tajam.

Deg

Wajah yang dingin dan datar dengan mata yang tajam mengisyaratkan seakan ia ingin dimakan. Frida langsung memutuskan kontak matanya kemudian beralih menatap Franda.

"Kakak mau kemana?" Tanya Frida

"Kakak mau nganterin dia ke toko buku bentar" jawabnya sambil menunjuk cowok yang ada disampingnya.

"Kakak kan belom makan. Makan aja dulu!" Tawar Frida sembari mengangkat 2 kantong plastik besar dihadapannya

"Nanti aja dek. Bentaran aja kok nanti pulang kakak baru makan"

"Em...yaudah deh. Tapi kakak hati-hati ya"

Franda mengangguk lalu pergi meninggalkan Frida diikuti cowok datar nan dingin itu. Frida mengangkat bahunya cuek langsung beranjak memasuki kamar inap sang mama. Ia melihat mamanya sedang bersandar di kepala ranjang sambil melihat bangunan luar rumah sakit lewat jendela.

"Ma" panggil Frida

Sang mama menoleh "kamu dari mana aja?"

"Habis beli makanan ringan aja ma" jawab Frida

"Bentar aku simpen dulu" Frida membawa dua kantong plastik itu di atas nakas

"Mama udah makan?" Tanya Frida

"Udah" jawabnya

"Mama mau roti isi gak aku ada beli lebih ni" ucapku

"Boleh...uhuk"

"Nih aku suapin....aaa" sang mama membuka mulutnya menerima suapan dari sang anak. Sambil bercanda ria mereka tertawa berceloteh tentang masa kecil Frida dan Franda yang lucu saling suka berantem terus baikan lagi. Ada satu yang tidak pernah mereka ungkit lagi sejak 8 tahun yang lalu sesosok pria yang pernah menemani, mengayomi dan melindungi mereka seketika hilang sejak orang lain datang di kehidupan mereka tanpa disadari satu hal yang membuat mereka menjadi putus hubungan dan akhirnya tidak pernah bertemu atau berkomunikasi lagi.

Mereka tertawa bahagia setelah menghabiskan 3 bungkus roti isi. Hingga satu pertanyaan terdengar di telinga Frida yang membuat Frida mengepalkan tangannya erat dengan nafas yang tercekat.

"Kamu tidak merindukannya?"

~~

Malam tiba waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 Frida sedang menunggu Franda datang menjemputnya di rumah sakit. Dari tadi Frida sedang memperhatikan gedung gedung yang ada diluar kamar, indahnya kota Bandung saat ini disinari cahaya rembulan yang didampingi banyak bintang.

Frida menoleh ke ranjang sang mama, beliau sudah tertidur dari setengah jam yang lalu. Frida menghampiri ranjang beliau dinaikkannya selimut itu sampai dada.

Drttt..drttt..drttt

Bunyi suara dering benda pipih milik Frida yang ada di nakas. Dilihatnya penelpon yang sedang meneleponnya saat ini ternyata sahabat Frida yaitu Manda.

"Hallo"

"Lo masih di RS ya?"  tanya Manda

"Iya. Napa sih?"

"Gue mau ke rumah Lo mau pinjem buku catatan"

"Kapan?"

"Ya sekarang lah. Lo kapan pulang?"

Frida menghembuskan nafasnya lemah "Pengennya sih sekarang tapi kakak gue belom pulang masih ada urusan katanya. Capek gue nungguin dia" adu Frida

Terdengar suara kekehan dari Amanda "Yang sabar ya Fri. Kalo lelah nunggu jalan kaki aja sana! Sekalian olahraga malam.....hehehe" goda Amanda

"Ih Lo mah. Nanti gue diculik, seharusnya Lo yang kesini jemput gue kan Lo yang perlu" ucap Frida

"Besok aja deh gue pinjem buku Lo. Btw nyokap Lo apa kabar?"

"Udah lumayan kok. Tapi yah gitu penyakitnya belom ada perubahan"

"Yang sabar ya Fri gue turut sedih. Gue doain semoga ada keajaiban buat nyokap Lo"

"Aamiin aamiin semoga ya man. Makasih doanya"

Terdengar suara Amanda yang dipanggil dari seberang"Iya Fri gue tutup dulu ya telponnya adik gue manggil nih....dah"

Setelah telpon mereka tutup Frida menuju sofa yang ada di kamar inap ia pun beralih menelpon sang kakak Franda saat ia coba menelpon suara pintu dibuka membuatnya menoleh

Ceklek

Ternyata itu Franda sambil menenteng sebuah kantong plastik yang sepertinya berisi makanan. Buru-buru Frida mematikan telpon takut pulsanya habis

"Baru aja aku mau nelpon kakak" ucap Frida

Franda menutup pintu lalu menghampiri Frida yang berada di sofa tak jauh dari ranjang ia menyodorkan kantong plastik itu dihadapan Frida. Frida menatap kantong itu bingung

"Nih!" Ucapnya

"Makan!" Katanya lagi

Frida menerima kantong plastik itu dibukanya plastik itu ternyata sate makanan kesukaannya. Ia menoleh kearah Franda yang sedang memijit kepalanya

"Kakak kenapa?" Tanya Frida

"Pusing"

"Mau aku bantu pijet?" Tawar Frida

"Boleh deh"

Frida meletakkan sebungkus sate itu diatas meja kemudian menghadap punggung Franda. Frida mulai memijat kepala Franda pelan

"Ini pasti karena kakak engga makan tadi makanya pusing. Lain kali kalo disuruh makan tu ya makan jangan ngeyel" omel Frida

"Iya iya. Pijet aja dek jangan ngomel dong kepala kakak jadi makin sakit nih" omelnya balik

"Lah kakak marah sama aku?" Tanya Frida dengan suara bergetar
 
Franda membalikkan badannya sontak melepaskan tangan adiknya yang ada dikepalanya. Ia menangkup wajah tembam Frida "kakak engga marah hanya saja kalo kamu ngomel terus kepala kakak tu jadi nyut...nyut..gitu. Apalagi tugas kuliah kakak masih belom kelar kepala kakak tu jadi makin sakit. Iya kamu bener ditambah lagi kakak juga belom makan makanya bisa tambah sakit" Franda beralih mengelus kepala adiknya sayang "yaudah jangan nangis kakak tau kamu khawatir" lanjutnya dengan senyuman manisnya.

"Siapa yang nangis. Aku engga nangis ya kakak sok tau" bela Frida sambil menyeka air matanya yang dengan lancang turun mengalir dipipinya. Melihat itu Franda hanya terkekeh pelan adik kesayangannya ini yang membuat ia slalu betah berada dirumah.

Frida lalu memeluk kakaknya sayang "aku sayang kakak"

"Kakak juga sayang kamu" mendengar itu Frida semakin mengeratkan pelukannya

"Kamu engga makan?" Tanya Franda

Frida mendengar itu sontak mendongakkan kepalanya menatap Franda "Ahhh kakak ngerusak momen padahal udah bagus tadi" ucapnya kesal lalu melepaskan pelukannya dari Franda.

"Hahah....yaudah maaf deh. Sekarang kamu mau apa?" Tanya Franda

"Kak aku makan dirumah aja ya" pinta Frida

"Yaudah. Kamu juga harus sekolah besok"

Frida dan Franda pun pulang meninggalkan sang mama tapi sebelum itu ia sudah menyuruh perawat sini untuk slalu ada disamping mamanya tak lupa menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan sang mama dan perawat tersebut.


















Bagi vote💫
Ok

See you di part berikutnya👋

KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang