Demam dan Protektif

21 9 5
                                    

Malam itu sangat dingin bagi Frida padahal hujan telah berhenti dari 10 menit yang lalu tapi hawa yang dingin seakan sedang menyelimuti tubuhnya saat ini. Frida yang masih bergelut dibalik selimut kasur membuat dirinya sedikit hangat. Frida tidak tau kenapa dengan dirinya terutama tubuhnya ia merasa sangat dingin setelah mandi sore tadi. Frida menggapai benda pipih yang ada di sampingnya mengetik sebuah pesan kepada seseorang setelah terkirim ia mematikan benda pipih miliknya itu karena ia tidak ingin diganggu.

Perasaan Frida mulai tidak enak sampai sekarang ia selalu tidak nyaman dengan posisi tidurnya kepalanya terasa pusing badannya juga lemas Frida coba untuk bangun meraih air putih yang ada di nakas. Setelah minum Frida membaringkan lagi tubuhnya di atas kasur berharap semoga ia bisa tidur dengan nyenyak dan menghilangkan rasa sakitnya sekarang.

Tok tok tok

Suara pintu diketuk menyadarkan Frida yang ingin tertidur

"Buka aja ga dikunci" ucapnya sedikit keras

Ceklek

Franda masuk melihat adiknya yang sudah bergelut di balik selimut padahal waktu masih sekitar jam 7 malam. Franda menghampiri ranjang sang adik lalu duduk ditepi ranjang

"Dek kakak ada bawa sate kesukaan kamu. Makan dulu ya"

"Nanti aja kak. Kepalaku sakit" tolak Frida menarik selimutnya hingga muka

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Franda cemas

"Engga kak cuman pusing aja dibawa tidur juga baikan"

Franda yang sedikit geram mulai menarik selimut adiknya itu terlihat wajah pucat mata yang sendu pada adiknya itu. Franda meraba kening Frida hangat yang ia rasakan Franda mengira adiknya ini pasti sedang demam.

"Ke rumah sakit aja ya" pinta Franda

Frida berusaha duduk dibantu Franda, ia juga berusaha tersenyum pada Franda "Ga usah kak"

"Kamu tunggu disini ya kakak panggil mbok Yati dulu buat bikinin bubur" dengan cepat Franda keluar menghampiri mbok Yati menyuruhnya membuatkan Frida bubur. Sedangkan Franda keluar rumah menuju apotik mencarikan obat untuk adiknya.

Ceklek

Suara pintu dibuka masuk mbok Yati membawa nampan berisi semangkok bubur dan segelas air. Mbok melihat Frida yang tertidur dengan wajah pucat, mbok meletakkan nampan itu di nakas beralih duduk di tepi ranjang memegang tangan Frida yang terasa hangat beralih meraba kening Frida yang juga hangat.

"Non ini mbok ada bawain bubur makan dulu ya"

Frida mulai mengerjapkan matanya perlahan ia mencari asal suara yang membangunkannya didapati mbok Yati yang sedang duduk di tepian ranjang.

"Aku lagi ga nafsu makan mbok" ucap Frida lesuh

"Sedikit aja ya non soalnya dari pulang sekolah non belom ada makan apapun" paksa mbok Yati perlahan

Frida yang tidak mau membuat mbok Yati cemas berusaha bangun dari tidurnya dengan duduk bersandar dikepala ranjang

"Mbok suapin ya" pinta Frida

Mbok Yati memang sudah dianggap seperti keluarga sendiri di rumah itu. Selama 15 tahun mbok Yati terus mengabdi pada keluarga Frida dengan suka dan duka, mbok Yati memang seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya saat ia mengandung dan ia juga mempunyai seorang putri tapi putrinya juga meninggal dikarenakan penyakit yang sama di derita oleh suaminya. Mbok Yati menjadi sebatang kara melihat itu keluarga Frida merasa iba kepada mbok Yati dan menganggap mbok Yati keluarga mereka sendiri.

KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang