Sampai dirumah sakit Frida dan Franda keluar dari mobil Frida yang sembari membawa satu pastel buah buahan sebagai hadiah untuk mama mereka. Berjalan menyusuri koridor rumah sakit mencari kamar inap sang mama. Tak butuh waktu lama Frida dan Franda sudah berada didepan kamar inap sang mama Franda yang sudah masuk duluan dan Frida yang masih berada didepan kamar berdiri diam sambil menarik napas dalam dalam. Entahlah apa yang Frida rasakan saat ini perasaannya benar benar tidak enak seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Setelah ia merasa dirinya sedikit tenang Frida masuk kedalam kamar ia melihat Franda yang sedang duduk dikursi samping ranjang sang mama sambil menggenggam tangan beliau. Frida tidak mau mengganggu kegiatan Franda ia lebih memilih duduk di sofa yang tak jauh dari mereka dan meletakkan pastel buah buahan itu diatas meja.
Frida tidak bisa lagi menahan rindunya ia menghampiri ranjang sang mama melihat keadaan mamanya sekarang terlihat wajah pucat sang mama dengan mata yang terpejam. Frida yang berdiri di samping ranjang sang mama meraih tangan yang lainnya menggenggam tangan itu erat menciumnya dengan lembut.
"Ma" panggil Frida pelan
Frida terus saja mengamati wajah beliau berharap agar ia bisa menjadi orang pertama disaat mamanya membuka matanya. Tanpa mereka sadari seorang pria berpakaian jas putih dengan kacamata berdiri tak jauh dari pintu kamar didampingi seorang suster
"Maaf mengganggu" katanya
Franda melepaskan genggaman tangannya dari sang mama dan menghampiri dokter itu
"Ada apa dok?" Tanya Franda
"Kita harus bicara"
Frida yang baru saja datang menghampiri langsung menatap Franda mereka berdua saling melontar tatapan. Perasaan Frida mulai tidak enak sekarang
"Saya tunggu di ruangan" ucapnya kemudian pergi keluar ruangan diikuti seorang suster dibelakangnya
"Dokter bilang apa kak?" Tanya Frida
"Kakak gak tau. Kamu tunggu disini ya kakak mau keruangan dokter dulu" ujarnya berlalu pergi
Setelah Franda pergi Frida kembali menghampiri ranjang sang mama menggenggam tangannya lembut terus ia cium. Frida mengelus tangan itu lembut sembari merapalkan doa untuk kesehatan sang mama walaupun itu tidak mungkin tapi ia yakin ada keajaiban.
Dan benar pemilik tangan yang ia genggam sekarang sedang membuka matanya perlahan. Frida tersenyum senang melihat sang mama yang sudah mulai sadar
"Ma" panggil Frida pelan
Masih dengan menggenggam tangan beliau erat. Frida ingin beranjak dari tempatnya sekarang untuk memanggil dokter tapi tangan Frida dipegang oleh beliau sontak membuat Frida kembali duduk menggenggam tangannya dan menatap matanya yang sendu
"Mama uhukk..kangen sama kamu" katanya
Mata Frida memanas mendengar ucapan sang mama yang ia rindukan ini. Frida berusaha tetap tenang ia tidak mau terlihat cengeng dihadapan mamanya ini. Frida mencium tangan beliau lama berharap selamanya ia bisa menggenggam tangan yang rapuh ini. Frida menatap mata mamanya dalam seolah menyalurkan kerinduan yang dirasakan
Frida mengangguk "iya aku juga kangen mama" ucap Frida tegar
Sang mama melihat sekeliling ruangan mencari seorang lelaki Franda ya Franda anak pertamanya kakak Frida kemudian beralih menatap Frida
"Kakak kamu uhukk...mana?
"Ada kok keluar tadi ada urusan katanya"
Frida sengaja tidak mau memberitahu mamanya tentang keberadaan Franda bersama seorang dokter diruangan ia takut mamanya akan menjadi kepikiran dan berpikir ia adalah mama yang menyusahkan dan merepotkan anak anaknya Frida tidak mau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep
Historia Corta"HANYA SATU HAL YANG GUE MAU DARI LO FRI" teriaknya di bawah guyuran hujan Frida yang hendak pergi pun kemudian membalikkan badannya menghadap cowok itu "APA?" teriak Frida "GUE MA-" BRAKKKKK FRIDAAAAAA Langsung dibaca ya dan jangan lupa vote and...