Ulangan Harian

22 14 4
                                    

Deg

Mata itu, mata elang yang tajam ini kedua kalinya ia menatap mata elang itu. Frida yang merasa sedikit ngeri meneguk salivanya kasar ia mengangkat buku yang ada di pangkuannya langsung menutup wajahnya agar pandangan itu tidak semakin dalam. Ia sangat takut seperti di film film yang ia tonton matanya itu seakan memberikan isyarat jika kamu mendekat kamu bakalan nyesel.

Sampai akhirnya mobil mereka sudah berada di gerbang sekolah Frida menghela nafas ia keluar dari mobil tak lupa pamit pada Franda. Frida memasukan bukunya didalam tas sambil berjalan memasuki gedung besar dan tinggi ini yah sekolahnya, sekolah Hariddson sekolah swasta yang cukup terkenal didaerahnya dengan tempat yang luas dan fasilitas yang cukup memadai.

Frida melihat jam yang bertengger di tangannya sudah pukul 06.30 koridor sekolah masih terlihat agak sepi. Ia menaiki anak tangga menuju ruang kelasnya kelas 12 IPS A saat melewati toilet cewek ia dikagetkan dengan tepukan di bahunya. Frida membalikkan badannya yang ia dapati teman sebangkunya Amanda Putri dengan cengengesan

"Ngagetin aja sih Man. Kenapa?" Tanya Frida

"Engga. Soalnya gue panggil panggil Lo engga jawab padahal gue deket pintu toilet nih" ucapnya sembari menunjuk pintu toilet yang emang tak jauh darinya saat ini.

"Sorry mungkin gue engga denger"

"Iya engga papa"

"Yaudah yuk masuk ke kelas" ajak Frida dengan senyum khasnya yang di angguki Amanda

Frida menarik tangan Amanda menuju kelas. Sampai didalam kelas ia dan Manda duduk di bangkunya urutan ketiga samping jendela.

"Oh iya Fri Lo ada bawa buku catatan yang gue bilang gak? Soalnya gue mau baca kan ada ulangan hari ini. Lo engga lupa kan?" Tanya Manda

"Iya iya bentar gue engga lupa kok" jawab Frida. Frida membuka tasnya mengambil buku yang dimaksud Manda lalu memberikannya pada Manda

"Nih" ucapnya sambil menyodorkan buku itu ke Manda

"Makasih ya sayang"

"Ihh jijik" cibir Frida

Manda tertawa mendengar balasan dari Frida ia senang menggoda teman sekaligus sahabatnya ini. Frida dan Manda sudah bersahabat sejak 3 tahun belakangan ini terhitung mulai pertama masuk sekolah saat MPLS. Orang tua Manda juga sudah sangat kenal dengan Frida begitu juga dengan mama Frida dan kakaknya sangat kenal baik dengan Manda.

Manda membaca bukunya dengan khidmat dan teliti tulisan yang rapi membuatnya semakin semangat membaca berbeda sekali dengan tulisannya yang kurang rapi dan dipenuhi banyak coretan karena ia ketinggalan dalam mencatat dan salah dalam pendengaran. Sampai suara nyaring bel sekolah terdengar masuk ditelinganya menandakan pelajaran pertama akan dimulai dan ulangan harian akan segera dilaksanakan.

"Semoga nilai kita bagus ya Man" ucap Frida pada Amanda

Amanda berusaha tersenyum walaupun terpaksa. Ia tau sahabatnya ini emang tidak sepopuler dirinya tapi ia cukup pintar dalam beberapa mata pelajaran. Ia sedikit iri dengan Frida yang bisa cepat memahami materi, menghapal, mengarang dan mengingat hanya satu yang ia sedikit kurang yaitu menghitung. Frida sedikit lambat dalam menghitung kurang tau karena apa makanya saat pelajaran menghitung ia tidak boleh diganggu jika diganggu maka ia akan berubah seperti singa yang kelaparan.

Ceklek

Suara pintu dibuka masuklah seorang wanita muda berpakaian kemeja putih dan rok hitam dibawah lutut dengan buku yang ia dekap didada. Guru itu bernama ibu Sri, beliau ini mengajar mata pelajaran sejarah. Guru yang terkenal akan kecantikan dan kelembutannya terhadap siswa hingga siswa dengan sangat sangat gampang menggoda dan merayu guru tersebut. Tapi, jangan salah kira ia juga terkenal akan kepelitannya dalam memberikan nilai pada siswa yang melanggar peraturannya. Contohnya saat ulangan jika ada yang ketahuan menyontek atau memberikan contekan maka ia tak akan segan segan memberikan nilai C kepada siswa yang melakukan hal tersebut.

"Selamat pagi anak anak" ucapnya

"Selamat pagi Bu" ucap siswa serempak

"Hari ini kita ulangan ya!" Katanya sembari membuka buku paket sejarah mengalihkan dari lembar satu ke lembar lainnya mencari materi yang dibahas kemaren.

"Oke. Seperti biasa keluarkan kertas selembar. Siapkan alat tulis kalian dan simpan buku catatan dan buku latihannya di dalam laci meja kalian" suruhnya

"Yahhh" jawab mereka lemah

"Kenapa?" Tanya Bu Sri

Susah Bu

Belom belajar Bu

Banyak yang harus diingat Bu

Keinget mantan Bu

Begitulah alasan yang diberikan para siswa ke Bu Sri. Bu Sri sampai geleng-geleng kepala mendengar alasan dari mereka.

"Perasaan ibu gak ada yang salah dari pelajaran sejarah. Pelajaran ini juga gak susah hanya saja harus mengingat kejadian peristiwa saat masa lampau. Padahal pelajaran sejarah lebih enak dari pada pelajaran matematika yang mengharuskan kalian untuk berpikir keras. Kenapa kalian malah anggap pelajaran sejarah susah?" Tanya Bu Sri

Krik...Krik...Krik

Semuanya terdiam tidak ada yang menjawab termasuk Frida dan Amanda. Hingga 5 detik kemudian ibu Sri memecahkan keheningan

"Gak ada yang mau menjawab?"

"Siapa yang tidak mau ikut ulangan angkat tangan!" Ucapnya lagi

"Mau ulangan atau ibu kasih nilai D buat kalian?" Tanyanya dengan nada tajam. Tuh kan terbukti kalau jurus ampuhnya sudah keluar tidak ada yang bisa menentangnya walaupun ia bisa digoda dan dirayu tapi tidak dengan satu hal ini.

"Ulangan Bu" jawab mereka

Dan dimulailah kegiatan ulangan harian hari ini Bu Sri membagikan soal kepada masing-masing murid. Mereka mengerjakan ulangan tersebut khidmat hanya terdengar bunyi lembar kertas dan pulpen yang bergerak karena mereka harus terfokus pada soal. Meskipun dari beberapa mereka yang ingin menyontek atau memberikan contekan tetap saja tidak bisa karena Bu Sri selalu berjalan dari bangku ke bangku lainnya hingga mereka sangat sulit untuk menyontek.

"Waktu tinggal 10 menit lagi" ucap ibu Sri beranjak dari bangku ke bangku

Suara bisikan bisikan halus pun mulai terdengar banyak siswa yang mulai gegabah dan khawatir. Lain halnya dengan Frida yang khidmat sendiri tanpa memperdulikan siswa lain yang memanggilnya. Begitu juga Amanda ia sedang memegang kepalanya sambil memejamkan mata mengingat semua apa yang ia baca dari buku catatan lengkap Frida. Hingga bunyi bel terdengar sangat nyaring masuk ke dalam gendang telinga para siswa

"Ayo cepat cepat waktu sudah habis" desak Bu Sri

"Aduh gimana ni gua tinggal 1 nomor lagi ni" gumam Amanda

Frida yang mulanya ia beranjak dari bangku melihat Amanda yang lagi kesusahan. Ia memicingkan matanya tinggal nomor terakhir yang belum dikerjakan sahabatnya. Ia menyobek lembar buku alasnya menuliskan jawaban yang ia punya dengan santai Frida beranjak dari bangku sekaligus meletakkan sobekan kertas itu dibawah kertas soal punya Amanda lalu melenggang pergi mengumpulkan soal didepan.

























Vote vote vote💫

See you di part berikutnya👋

KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang