Ditengah perjalanan menuju pulang tidak ada satupun yang saling membuka suara mereka hanya diam dengan pikirannya masing-masing di dalam mobil. Suasana yang sepi menemani mereka dalam perjalanan pulang sampai saat dikawasan perumahan elit pun mereka hanya diam. Hingga mereka sudah sampai didepan pintu rumah sembari menunggu mbok Yati membuka pintu Frida membuka suara
"Kak. Tadi kenapa agak lama Kemana dulu?" Tanya Frida
Franda menekan bel rumah untuk kedua kalinya tapi belum ada tanda tanda pintu akan dibuka suara derap langkah kaki mbok Yati pun ia belum terdengar.
"Oh...kakak lagi dirumah temen"
"Ngapain?" Kepo Frida
"Nyelawat"
"Nyelawat?" Beo Frida
Franda menoleh pada Frida "iya" lalu memencet bel rumah
"Emangnya siapa yang meninggal kak?" Tanya Frida lagi
"Mamanya Andri. Kamu masih ingetkan?" Frida terkejut mendengar ucapan sang kakak. Ia menatap pintu yang ada didepannya saat ini berusaha tenang ia menarik napasnya dalam dalam lalu hembuskan lagi. Frida melakukan itu berulang-ulang.
Frida ingat kak Andri temen Franda sewaktu SMA yang sering main ke rumah tapi sekarang ia sedang berada di surabaya sedang menempuh pendidikan kuliahnya di Universitas Brawijaya jurusan Economy dan manajemen bisnis.
"Inget kak. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un emang meninggal karena apa?"
"Gara gara kecelakaan sama tantenya. Tantenya selamat hanya saja koma sekarang sedangkan nyokapnya udah meninggal ditempat gara gara pendarahan di otak akibat benturan keras dikepalanya" jawab Franda
Frida semakin terkejut ia menutup mulutnya mendengar apa yang diucapkan kakaknya. Tiba-tiba ia teringat dengan sang mama bagaimana kalau suatu saat itu akan terjadi pada beliau. Frida menggelengkan kepalanya menampik semua pikiran yang sedang ada dipikirannya.
"Terus gimana kak Andri sekarang kak?"
"Yah gitu dek. Dia rapuh banget kakak datang ke sana aja dia kusut banget. Kakak merasa iba sama dia dek makanya agak lama pulang soalnya kakak lagi nemenin Andri" jawabnya lesuh
Frida mencoba tersenyum dan mengelus pundak Franda "yaudah ya kak jangan sedih. Aku juga jadi ikut sedih"
Franda tersenyum lalu memeluk adiknya erat "kakak takut dek"
Sama kak aku juga begitu batinnya
Ceklek
"Eleh...eleh ini kenapa atuh pelukan di depan pintu? Masuk gih nanti masuk angin!" Suruh mbok Yati
Mendengar suara mbok Yati Franda dan Frida langsung melepas pelukan mereka dan masuk ke dalam rumah.
Tapi, sepertinya mbok Yati menyadari kesedihan dari Frida dan Franda melihat dari hidung yang merah di wajah mereka terutama Frida.
"Eh sebentar. Ini teh non sama aden kenapa sedih gini?" Tanya mbok Yati
Frida merasa gelagapan kemudian dengan cepat menaiki anak tangga meninggalkan mereka yang sedang terdiam dibawah. Saat dikamar Frida langsung menuju kamar mandi yang berada di kamarnya ia ingin merilekskan badan dan pikiran yang sedang hinggap dikepalanya.
Sekarang Frida sudah siap dengan piyamanya yang bermotif pikachu. Ia langsung menghempaskan tubuhnya di king size kesayangannya. Hari ini begitu lelah untuknya saat ia baru memejamkan mata tiba tiba terdengar suara ketukan pintu
Ck
Frida berdecak dengan lemas ia berjalan kearah pintu, didapatinya mbok Yati sedang berdiri didepannya saat ini
"Ada apa mbok?"
"Non dibawah ada satu bungkus sate dari den Franda udah bibi angetin kok non. Soalnya kata den Franda teh non cuman makan roti isi di rumah sakit. Mbok takut non nanti kelaparan"
"Engga deh mbok. Mbok aja ya yang makan aku lagi engga nafsu makan soalnya. Yaudah ya mbok aku tidur dulu" tanpa menunggu jawaban dari mbok Yati Frida menutup pintu kamar lalu beranjak ke tempat tidur untuk mengistirahatkan seluruh tubuh dan pikirannya.
~~~~~
Pagi yang cerah hari ini, hari yang diawali dengan senyuman oleh Frida saat ini ia berdiri didepan cermin yang sudah siap dengan seragam yang melekat ditubuhnya dan rambut yang sengaja dibiarkan terurai hingga pundak dengan poni yang terjuntai tak lupa bando kain yang ada dikepalanya menambah kesan cantiknya Frida hari ini. Merasa sudah siap dan rapi ia segera turun kebawah menemui Franda di meja makan. Sampai di meja makan dilihatnya makanan sudah tertata rapi tapi baru ia yang berada di meja makan sekarang. Ia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruang terutama pintu kamar Franda yang terlihat masih tutup padahal 15 menit lagi setengah tujuh. Tanpa pikir panjang ia menarik kursi menyimpan tasnya dikursi samping kiri. Frida yang sudah merasa lapar, ia mengangkat bahunya cuek segera menyantap sarapan paginya.
Ditengah ia menyantap sarapan paginya dengan tenang dan diam terdengar suara kursi ditarik
Krekkk
Frida melihat siapa pelaku yang ia dapatinya Franda tapi Franda tidak sendiri ia bersama seorang cowok. Ya cowok itu cowok yang ia temui di rumah sakit tadi malam ehhh...ralat maksudnya cowok yang tak sengaja ia jumpa tadi malam. Frida melihat Franda seolah bertanya siapa dia? Ngapain dia kesini? Tapi yang dipandang hanya mengangkat alisnya. Siapa yang tidak bingung perasaan tadi malam ia pulang berdua bersama kakaknya seorang tanpa ada siapa pun
"Sarapan dulu Daf" ucap Franda ke cowok itu. Cowok itu hanya mengangguk lalu cowok itu menarik kursi yang ada dihadapan Frida. Frida yang merasa canggung hanya diam berusaha fokus ke sarapan paginya.
Setelah sarapannya habis tak lupa meneguk segelas air putih dan susunya ia melihat Franda yang akan segera habis sarapannya. Hari ini ia akan berangkat bareng Franda dan....semoga saja tidak pikir Frida. Dengan cepat ia berjalan menuju mobil dan langsung masuk di bangku belakang tapi mata Frida melebar melihat apa yang dilihatnya
SIAL
Cowok itu satu mobil dengannya dan Franda. Frida tidak suka itu ia benci wajah datar nan dingin yang dibawa cowok itu. Ia sampai bergidik ngeri melihat cowok itu.
Frida coba memfokuskan dirinya sendiri tanpa memperdulikan mereka yang sedang berbicara tentang tugas kuliah, masa kuliah, setelah kuliah nanti dan sebagainya. Frida mencoba membuka buku pelajaran membaca setiap detail kata yang ia catat
"Eh lupa. Daf yang dibelakang itu adek gue. Namanya Frida kali aja Lo suka soalnya selama di SMA gue engga pernah liat dia bawa pacar" ucap Franda diakhiri kekehan
Frida tergelak mendengar ucapan kakaknya itu siapa juga yang mau pacaran sama es kutub yang dinginnya mengalahi batu es di lemari pendingin yang ada di rumahnya. Jika itu terjadi bisa bisa ia mati muda pacaran sama cowok itu. Ia sampai bergidik ngeri membayangkannya
Masih dalam perjalanan Frida sudah lelah membaca sedari tadi ia menutup bukunya. Matanya teralihkan keluar kaca mobil ia melihat sederetan pohon-pohon besar di tepi jalan, kendaraan yang berlalu lalang, orang sedang bersepeda dan sebagainya. Hingga matanya tak sengaja tertuju pada kaca spion mobil dan apa yang ia lihat
Deg
Bagi vote💫 jangan lupa
See you di part berikutnya👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Keep
Historia Corta"HANYA SATU HAL YANG GUE MAU DARI LO FRI" teriaknya di bawah guyuran hujan Frida yang hendak pergi pun kemudian membalikkan badannya menghadap cowok itu "APA?" teriak Frida "GUE MA-" BRAKKKKK FRIDAAAAAA Langsung dibaca ya dan jangan lupa vote and...