Semburat senja mengkilau di ujung cakrawala. Berkilau indah nan manis dipelupuk mata. Seakan menyampaikan sebuah pesan dari seseorang melalui perantara cahayanya. Seorang gadis sedang duduk manis diatas sebuah bangku tua yang terbuat dari kayu jati yang kuat, ia sedang memanjakan mata dengan keindahan yang disajikan oleh semesta.
Ia adalah Arsya Natalia, terlihat manis dengan balutan hoodie berwarna putih yang dipadukan dengan celana katun berwarna coklat. Rambutnya yang panjang ia kuncir kuda. Dipangkuannya terdapat sebuah buku catatan yang berisi banyak sajak yang indah nan bermakna. Otaknya sedang merangkai kata yang akan ia goreskan diatas kertas putih buku catatannya. Dengan pena tinta yang sederhana, ia mulai membuat sajak di tengah indahnya semburat senja.
"Hmm, ini udah cocok belum ya kata-katanya?" Delikan di dahinya tanda bahwa ia sedang berpikir keras. Hanya itulah bakatnya. Ia tak pandai menghitung limit ataupun integral, juga tak pandai menghitung berapa kecepatan sebuah mobil yang sedang melaju kencang, tapi ia sangat pandai merangkai kata menjadi sebuah sajak dan cerita. Bukan karena ia bodoh, tetapi karena bakat dari setiap orang itu berbeda-beda. Gajah tak bisa memanjat pohon, ikan tak bisa berjalan, dan tupai tak bisa terbang. Begitu pula manusia, masing-masing dari mereka mempunyai bakat tersendiri.
"Yes, udah selesai. Lebih baik aku pulang sekarang, pasti mama udah nunggu," Arsya beranjak pulang menuju rumahnya. Tempat dimana ia dan mamanya berteduh, serta merangkai kisah. Ia dan mamanya hanya tinggal berdua, ayahnya sudah meninggal semenjak ia berumur 10 tahun, dikarenakan kecelakaan beruntun. Saat itu hanya ia dan mamanya lah yang selamat, dan harus kehilangan ayah yang sangat ia cintai.
***
Seorang wanita tua sedang duduk diatas kursi roda dan tengah melamun di depan jendela. Ia adalah arlita, mamanya arsya. Terlihat lingkaran hitam di bawah matanya, tanda bahwa ia sering terjaga. Arsya berjalan pelan ke arah mamanya. Ia menggenggam tangan mamanya dan mulai mengajaknya berbicara.
"Ma, arsya nanti akan update puisi lagi di web punya arsya. Mama doain arsya ya, semoga puisinya banyak yang suka, hihihi" Ucapan arsya hanya dibalas dengan lamunan mamanya. Semenjak kecelakaan 6 tahun lalu, mama lita mengalami Posttraumatic Stress Disorder atau gangguan stres pasca trauma. Mamanya selalu mengalami kilas balik akan kejadian saat kecelakaan yang memakan nyawa suaminya. Sebenarnya Arsya sangat kesepian, ia sebenarnya lelah menghadapi semua realita kehidupannya. Andaikan saja Tuhan mengizinkan ia untuk menjelajahi dunia mimpi, maka ia tak ingin kembali pada realita. Sudah cukup ia menjalani semua nya sendiri. Tapi ia harus kuat demi mamanya. Harta satu-satunya yang ia punya sekarang.
"Mama sekarang istirahat dulu, jangan ngelamun terus. Nanti mama sakit, terus arsya sedih," Senyuman palsu ia tampilkan kepada mamanya. Ketegaran yang selama ini ia tunjukkan kepada semua orang. Tanpa satupun orang yang tahu makna dibalik semua senyum manisnya.
Setelah mengantar sang mama ke kamar untuk istirahat, Arsya pun berjalan menuju kamarnya sendiri dan kemudian menutup pintu. Genangan air meluncur dari pelupuk matanya. Semua pertahanan nya hancur jika telah memasuki kamarnya. Sebuah tempat dimana ia bisa melepas semua topeng ketegaran. Ia menangis sejadi-jadinya, tentang semua yang ia alami ini. Ia kesepian, ia sendiri. Ia mencari uang melalui tulisannya. Ia mencari nafkah untuk ia dan mamanya. Untung saja karena bakat menulisnya, Arsya mendapat beasiswa di sekolahnya sekarang. Bagi arsya, menangis itu tidak apa-apa, asalkan tidak tenggelam dalam kesedihan. Menangislah untuk kemudian menghapus air mata lalu berbahagia.
Setelah dirasa puas menangis, ia kemudian menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan tentang jalan masa depannya. Ia harus sukses demi mamanya. Ia harus berhasil untuk membanggakan mamanya. Semua ia lakukan demi mamanya. Ia juga tidak pernah melupakan sang ayah yang mungkin sedang tersenyum dari surga. Arsya bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Memang dari tadi ia belum mandi, ia masih terus mencoba untuk mengajak mamanya berbicara. Sudah menjadi rutinitas ia setiap harinya untuk berbagi cerita dengan mamanya, walau hanya dibalas dengan tatapan kosong.
TBC
Arsya NataliaJgn lupa Vote dan coment ya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Senja
Teen FictionIni tentang gadis bernama Arsya. Anak tunggal yang ditinggal ayahnya ke Surga. Yang tersisa hanyalah mamanya yang tak bisa merespond semua ceritanya. Ia berjuang sendiri menghadapi kesepian yang dialaminya. Sampai takdir berkata bahwa, akan ada ses...