Be Yourself

26 4 0
                                        

Cahaya matahari menembus masuk melalui jendela setelah gorden disingkap oleh seorang perempuan yang cantik dengan setelan rumahan itu. Ia ingin membangunkan mamanya yang tengah tertidur lelap. Beberapa hari yang lalu, ia dan mamanya pergi ke psikeater untuk memeriksakan keadaan psikis mamanya. Psikiater itu bilang, mamanya sudah terlalu sering tidak tidur, dan itu akan mengganggu kondisi jiwanya. Jadi psikiater itu memberikan beberapa butir obat tidur, jadilah mamanya sekarang bisa tertidur dengan pulas dan damai

"Mama, bangun! Ayo kita sarapan, Arsya sudah membuatkan nasi telor dadar yang enak buat mama," Arsya terus mencoba untuk membangunkan mamanya, sehingga beberapa menit kemudian mamanya mulai menggeliat.

Perlahan-lahan kelopak mata mamanya membuka, ia menyipit memperhatikan Arsya. Dan kemudian mulai melamun lagi.

"Ma, ayo ke kamar mandi. Mama harus mandi dulu, baru makan," Arsya menuntun mamanya menuju kursi roda, dan mendorongnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Arsya dengan telaten mengurus mamanya. Menurut Arsya, ini adalah saat yang tepat untuk membalas perbuatan mamanya yang telah mengurusnya sedari ia kecil. Hal seperti ini belum ada apa-apa nya dibandingkan saat mamanya mengandung dan membesarkan ia sampai menjadi seperti sekarang.

Setelah beberapa menit, Arsya selesai dengan tugasnya. Ia mendorong kursi roda mamanya menuju ruang makan. Ia mengambilkan makanan untuk mamanya dan kemudian menyuapinya.

Hari ini adalah akhir pekan, dan Arsya ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan mamanya. Menurut nya, hari libur itu lebih baik digunakan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, daripada berfoya-foya diluar sana bersama teman-teman nya.

***

Jika Arsya sedang bersama mamanya untuk menghabiskan waktu, disinilah Keyzi yang sedang sibuk mempersiapkan diri untuk olimpiade tingkat nasional yang akan diadakan bulan depan. Ia sangat sibuk akhir-akhir ini. Ia harus bolak-balik ruang olimpiade saat jam pelajaran untuk mengambil materi yang harus ia pelajari.

Keyzi sedang berkutat dengan soal-soal setingkat mahasiswa di meja belajar kamarnya. Ia sangat fokus sampai tak mendengar suara ketukan pintu dari bundanya.

"Key, ayo makan. Nih bunda bawain makanan kesini, karena daritadi kamu bunda teriakin gak jawab," Lisa, bundanya Keyzi teriak penuh kekhawatiran kepada Keyzi. Ia cemas karena Keyzi dari pagi tadi tidak keluar kamar untuk sarapan.

"Iya bun, ini aku bukain. Bun, aku lagi belajar buat olimpiade bulan depan. Aku harus lolos biar bisa lanjut ke tingkat internasional, bun" Keyzi memelas menatap bundanya. Sementara bundanya melanjutkan langkah untuk masuk ke kamar Keyzi dan menaruh nampan yang berisi makanan itu diatas nakas.

"Iya Key, bunda ngerti. Tapi kamu harus tetap menjaga kesehatan, karena percuma aja kamu kerja keras buat itu, akan tetapi badan kamu gak bisa ikut karena sakit," Bunda Lisa memberi petuah kepada Keyzi yang nampak berjalan dengan gontai untuk duduk samping bundanya.

"Bun, Keyzi takut gak lolos nanti. Soalnya pesertanya pada pinter semua bun, jadi Keyzi harus belajar terus. Tadi juga Keyzi bangun jam 4 subuh buat belajar," Keyzi perlahan berbaring dengan kepala yang menumpu diatas paha bundanya.

"Key, kamu harus ingat. Percaya kepada dirimu sendiri, jangan peduliin hal yang gak perlu. Kamu tuh dari dulu bawaannya selalu negatif thinking. Belum juga nyoba, eh udah khawatir aja sama keadaan. Terkadang hidup itu gak harus perfeksionis banget. Ada kalanya manusia itu berbuat kesalahan, gak semuanya bener," Bunda Lisa berbicara sambil mengelus rambut Keyzi.

"Ish, bunda tau aja deh. Tapi kan emang mereka semua lebih pinter daripada Keyzi. Keyzi nyadar diri sih, hmm" Keyzi kembali menunjukkan raut khawatirnya.

"Ih kamu tuh, emang kecerdasan itu bisa diukur? Pernah kamu ngukur kecerdasan seseorang? Gak usah ngawur deh, key" Bunda Lisa tetap menyemangati Keyzi agar bisa lebih percaya diri.

"Iya bun, Keyzi bakal usahain deh, hehe. Yaudah, Keyzi mau disuapin bunda aja makannya. Tangan Keyzi pegel karena dari jam 4 tadi belajar," Keyzi menyengir dan memelas kepada bundanya.

"Alasan aja deh, yaudah sini bunda suapin,"

Setelah itu hanya ada gelak tawa antara ibu dan anak ini. Memang benar, bukan hanya fasilitas mewah dan uang saku yang banyak. Tapi kasih sayang, kepedulian, dan semangat dari orang tualah yang harus diberikan kepada anak. Dan hal itu, tidak bisa dibeli dengan apapun.

***

Arsya merasakan getaran ponsel di sakunya. Ia membuka aplikasi chatting dan menemukan pesan dari seseorang yang ia kenal baru-baru ini. Ia langsung tersenyum saat membaca pesannya.

Aga🐳

Sya, kamu udh makan?
Kalau belum cari makan yok.

Arsya Natalia
Aku udh mkn sm bareng mama tadi.
Mungkin lain kali aja, ga


Aga🐳
Yaudah, tpi jnji ya ada lain kali.

Arsya Natalia
Iya ga

Aga🐳
Oke my princess

Arsya tersenyum melihat pesan itu, ia kemudian menaruh ponselnya dan kembali menaruh fokus pada mamanya.

"Ma, 2 hari lagi novel aku rilis. Terus udah ada 100 pembeli pertama mah. Bangga banget deh rasanya bisa nyampe ke titik ini. Ini semua karena mama, aku lakuin ini juga buat mama dan ayah. Aku pasti bisa banggain kalian berdua," Arsya tersenyum melihat mamanya.

Mamanya hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun. Tapi Arsya tetap senang, karena itu merupakan peningkatan yang baik. Karena biasanya, mamanya hanya akan melamun menatap jendela kamar tanpa mempedulikan keberadaan Arsya.

Arsya tetap bersyukur dengan keadaan ini, meski tidak menutup kemungkinan bahwa ia seringkali sedih karena merasa lelah. Ya bagaimanapun Arsya hanya perempuan biasa. Ia masih mempunyai batas untuk menahan sesuatu sendirian. Tapi selama masih ada mamanya, Arsya akan tetap bertahan dan berjuang untuk mewujudkan semua impiannya.

TBC

Jangan lupa vote dan comment ya:)

Mengejar Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang