"Arsya! Kantin yuk," Terlihat Keyzi yang sedang berlari menghampiri Arsya. Keyzi tadi pergi sebentar saat pelajaran matematika, karena ada urusan di club olimpiade.
"Yaudah, yuk" Mereka berjalan beriringan menuju kantin, di sepanjang perjalanan, Keyzi bertanya banyak hal mengenai novel Arsya. Ia tidak sabar untuk membacanya.
"Eh Key, kemarin sekolah pulang cepat yah? Ada apa memang?" Arsya teringat dengan ucapan teman-teman di kelasnya tadi.
"Iya Sya, kemarin pulang cepat karena ada rapat antara guru sama kepala sekolah,"
"Oh gitu, ya" Arsya mengangguk tanda mengerti.
"Eh Sya, tahu gak? Kemarin aku jalan sama Azriel" Keyzi kembali mengingat perlakuan Azriel yang manis dan membuat hatinya menghangat.
"Key, aku mau nanya. Jawab dengan serius ya" Arsya menatap Keyzi di hadapannya dengan serius.
"Kamu suka kan sama Azriel? Jujur aja" Keyzi gelagapan mendengar perkataan Arsya.
"Hmm, i...iya Sya, udah lama" Keyzi menjawabnya dengan patah-patah.
"Aku cuma mau ngingetin kamu, jangan pernah nyembunyiin perasaan dibalik kata persahabatan, karena resikonya besar. Pilihannya hanya, kamu ungkapkan atau pendam selamanya," Arsya memberikan nasihat kepada Keyzi, karena ia sangat peduli pada Keyzi. Ia tahu bagaimana sifat Keyzi, karena ia sabahat nya.
"Aku pengen ngungkapin ini ke dia, tapi aku takut Sya. Aku takut dia ngejauhin aku nanti" Keyzi menunduk karena memang itu alasan ia memendam perasaan selama ini. Karena Azriel adalah orang yang sangat tidak mudah untuk jatuh cinta. Sangat sulit untuk mendapatkan hati Azriel. Semua perlakuan manisnya selama ini, kemungkinan karena ia hanya menganggap Keyzi sebagai sahabat ia satu-satunya.
"Key, kalau kamu belum siap sekarang, kamu buat komitmen aja sama diri kamu. Kamu masih punya impian yang ingin dicapai kan? Bagaimana jika kamu berhasil mencapai satu impian kamu, kamu ungkapin perasaan ke dia. Kalau kayak gitu kan kamu dapat dua-dua nya. Masalah dia ngejauh atau enggak itu terserah sama dia, tugas kamu hanya mengungkapkan," Arsya jarang sekali bicara sepanjang ini, kecuali kepada Keyzi.
"Bener Sya, aku masih punya impian. Kalau gitu, aku punya komitmen. Kalau aku bisa ikut olimpiade biologi tingkat internasional dan menang, aku akan ungkapin perasaan aku ke dia" Keyzi tersenyum tulus menatap Arsya. Ia kembali termotivasi untuk mewujudkan semua ambisinya.
"Iya Key, kalau menurut aku sih lebih baik lelah mengejar mimpi daripada mengejar cinta. Kalau kamu mengejar cinta, belum tentu ia akan benar-benar serius ke kamu. Tapi, jika kamu berhasil menggapai impian, kamu akan sukses. Karena sukses mendatangkan cinta yang lebih berkelas," Arsya menjelaskan prinsipnya kepada Keyzi. Kata-kata itulah yang selalu dipegang oleh Arsya selama ini. Yang selalu membuat Arsya semangat untuk menulis, untuk mewujudkan cita-citanya menjadi penulis terkenal.
"Aaaaa, Arsya. Aku sayang banget sama kamu, huwaa" Keyzi terharu sekaligus termotivasi mendengar perkataan Arsya.
"Yaudah, sana pesan makanan. Aku mau mie ayam sama es teh satu" Arsya mengucapkan pesanannya kepada Keyzi.
"Iya iya, kayak bos aja kamu" Sungut Keyzi.
"Hehe, peace" Arya menyengir dan membentuk tanda damai di tangannya.
Mereka menghabiskan jam istirahat dengan menyantap makanan mereka di kantin. Mereka berbeda, tapi sangat dekat. Karena perbedaan tak akan pernah bisa menghalangi persahabatan. Tapi, perbedaan itulah yang akan membuat persahabatan lebih berwarna.
***
Seorang lelaki terlihat sedang menunggu seseorang sambil menyender di mobilnya. Dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Tak lama kemudian, seorang gadis terlihat sedang berjalan kearah gerbang. Itulah gadis yang daritadi ditunggu lelaki ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Senja
Teen FictionIni tentang gadis bernama Arsya. Anak tunggal yang ditinggal ayahnya ke Surga. Yang tersisa hanyalah mamanya yang tak bisa merespond semua ceritanya. Ia berjuang sendiri menghadapi kesepian yang dialaminya. Sampai takdir berkata bahwa, akan ada ses...