"Orang hilang?" Adella memiringkan kepala sembari menyeruput teh kotak dengan sedotan.
"Iya." Michel memelankan suaranya. "Apa banyak kejadian seperti itu terjadi di sekitar sini? Misal, banyak kasus penculikan atau pencuri, gitu?"
Adella memandang langit-langit gazebo. Diulum sedotan putih yang ada di bibir, lalu menggigitnya hingga gepeng. Gadis yang memiliki model rambut panjang bergelombang dan disemir warna lavender ash (1) yang sangat mirip dengan Irene dari Red Velvet--sepertinya dia sedang suka dengan penyanyi dari Negara Gingseng satu itu--adalah teman sekelas Michel.
Dia tipikal orang yang mudah bergaul. Tidak terasa membosankan ketika berbicara dengannya. Adella lebih suka memulai pembicaraan dan menggiring jalan pembahasan hingga terasa mengasyikkan. Michel yang pasif tentu merasa nyaman dengan sifat Adella tersebut dan hubungan mereka langsung dekat dalam kurun waktu tiga hari saja.
Adella pun termasuk dalam anak paling nyentrik di angkatan. Siapa gadis yang suka berganti-ganti gaya dan warna rambut setiap minggu? Adella-lah orangnya.
Untung saja fakultas mereka tidak memiliki peraturan berpakaian atau penampilan yang terlalu ketat dibanding fakultas lainnya. Sehingga gadis paling modis itu mengambil kesempatan untuk menunjukkan kreativitas yang dimiliki dalam penampilan kesehariannya. Semacam menjadikan dirinya kanvas berjalan sekaligus model tren saat ini.
Bola mata Adella berputar. "Kalau begal di sini memang banyak, sih," jawabnya santai.
"Eh? Begal?"
Gadis berambut ungu itu mendekatkan wajahnya. Iris hitam itu menatap lekat-lekat ke sepasang mata resah yang ada di hadapannya. "Kosmu dekat sini, kan? Jangan keluar sendirian saat malam hari. Setidaknya, bawa teman dua atau tiga orang. Begal di sini enggak segan-segan mukul cewek."
Walau bukan hal itu yang ingin Michel ketahui, tetap saja tindakan kriminal yang dijelaskan Adella juga bukan main-main. Alhasil, Michel menjadi takut untuk keluar indekos malam-malam. Walau hanya untuk pergi ke toko kelontong yang letaknya tidak jauh dari sana.
"Ka-kalau penculikan ada juga?" tanya Michel sambil memundurkan posisi duduknya.
"Kalau kuingat-ingat ... memang ada beberapa kejadian mahasiswi yang hilang di kampus. Kalau enggak salah, yang sempat bikin heboh itu kejadian satu tahun yang lalu. Mama saja yang kerja di bagian administrasi masih sering dengar teman-temannya menceritakan cewek itu. Makanya, jadwal perkuliahan malam segera ditiadakan. Banyak orang tua yang cemas dan akhirnya kasus itu ditutup begitu saja."
Michel mengerjapkan mata. "Oh, mamamu kerja di sini?"
Mata Adella berbinar-binar mendengar respon dari Michel. "Aku belum kasih tau, ya? Nanti kapan-kapan kita ketemu sama Mama pas jam istirahat. Mama juga buka katering, jadi kamu bisa pesan makanan sama Mama," jelas Adella yang titik fokusnya beralih dari pembicaraan awal.
"Ah, iya. Kapan-kapan." Michel berdeham singkat. "Lalu, bagaimana dengan nasib mahasiswi yang menghilang itu?"
Adella menggeleng kepala. "Tidak pernah ditemukan. Kalau tidak salah, dia punya penyakit addison (2). Aku juga kurang tau penyakit apa itu, tapi kudengar-dengar bakal bertahan seumur hidup dan belum ada obatnya. Banyak yang menduga dia sudah meninggal. Kasihan sekali ... padahal dia terkenal sebagai mahasiswi paling pintar di kelasnya--dan cantik pula."
"Kalau yang lainnya bagaimana?"
"Aku kurang tahu. Kayaknya kejadian ini beberapa kali terjadi, tapi dalam jarak waktu yang lumayan panjang. Makanya polisi susah menyelidikinya karena cara mereka menghilang berbeda-beda. Tapi anehnya ... semuanya tidak menyisakan jejak sedikit pun. Lenyap tanpa bekas. Hmm ... ngomong-ngomong, kenapa kamu menanyakan hal ini? Kita baru kenalan, tapi kamu langsung bahas yang serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Maker ✓
Mystery / Thriller[TAMAT, Reupload] Dunia yang kita lihat sekarang hanyalah sebuah ilusi untuk menyembunyikan kegilaan yang terdapat pada setiap insan. Tinggal sepandai apa kamu menyamarkannya--menunjukan seolah dirimu waras--dari mata yang tertuju kepadamu. Michel y...