BAB 5: Dark Web

103 22 14
                                    

"Dark web itu apa?" Michel memulai pertanyaan pertama dalam interogasi terhadap Lea. Dia harus yakin bahwa cowok itu benar adalah orang yang bisa dipercaya untuk menyelesaikan masalah laptop dan pesan misterius itu. Jika dia tidak lulus tes, maka Lea memang cowok liar yang tahunya hanya mengganggu orang lain.

"Pergaulanmu enggak bebas, ya," ujar Lea dengan nada mengejek.

"Hah? Suka-suka aku dong, mau sempit atau luas. Tidak perlu dinilai atau diatur orang lain."

Lea menoleh ke arah Michel sebentar, lalu berbalik ke layar laptop. "Kata yang kamu ucapkan tidak selinier dengan apa yang kamu lakukan sekarang."

Michel meyangga dagunya dengan tangan kanan. Setiap kali berbicara dengan Lea, entah mengapa kekesalannya tidak dapat dibendung. Padahal, selama ini dia bisa menahannya dengan baik. Terbukti Michel masih bisa bersosialisasi dengan teman sekelasnya walau ada saja orang-orang menyebalkan di dalam sana.

"Jawab pertanyaanku dengan benar, Lea. Aku tidak suka dipermainkan."

"Kamu sedang mengujiku, kan?"

Tangan Michel sudah gatal untuk menampar atau menonjok Lea sekarang. Beruntung untuk pemuda itu, sebab Michel tentunya tidak bisa melakukan hal itu secara nyata.

"Kalau iya, kenapa?" tantang Michel tidak mau kalah.

"Enggak apa-apa sih. Aku juga tidak suka berdiam diri saja. Membosankan."

Michel menggigit bibir. Sepertinya akan sulit menghadapi cowok satu ini sampai masalahnya selesai. "Ayo, jawab."

Lea memandang dalam sepasang iris cokelat yang ada di sampingnya, lalu beralih ke layar laptop. "Dunia maya sebenarnya terdiri dari tiga lapis; Surface Web, Deep Web, dan Dark Web. Yang biasa kita gunakan sehari-hari adalah Surface Web (1), setiap orang memiliki akses untuk keluar masuk ke dalam sebuah situs atau media sesuka hati. Untuk Deep Web (2), daya aksesnya terbatas. Hanya orang-orang tertentu yang dapat membukanya."

Lea sejenak diam untuk memeriksa pesan masuk di gawainya. Pemuda itu hanya sekilas melihat, kemudian menyimpannya kembali dan melanjutkan penjelasannya. "Misal, situs yang membutuhkan akun dan password untuk bisa masuk. Contoh yang paling gampang adalah portal mahasiswa dan dosen, itu termasuk dalam Deep Web. Sedangkan Dark Web (3) bisa diakses bebas oleh siapa pun dengan menggunakan aplikasi khusus. Cuman ada peraturan tak tertulis yang meminta penggunannya untuk berselancar secara anonim sebab orang-orang yang berkecimpung di sana sangat mengutamakan privasi. Di sana mereka bebas untuk bertukar pendapat tanpa ada kesenjangan yang ada."

Michel yang mendengarkan penjelasan Lea berdecak kagum. "Kedengarnnya Dark Web punya fungsi yang bagus juga. Tapi ... kenapa yang kudengar tentang Dark Web adalah sarangnya para penjahat dunia maya? Mengapa bisa terjadi seperti itu?"

Lea menghela napas. "Kenapa arah pembicaraan ini malah terasa seperti menjelaskan proses pembuatan bayi kepada anak kecil? Bisa tidak, kita tidak bahas sejarah Dark Web atau sejenisnya. Memang ada faedahnya?"

"Ada. Kamu lupa aku sedang mengujimu sekarang? Jadi jawab pertanyaanku sejelas-jelasnya."

Sekarang giliran Lea yang merasa kesal. "Iyaaa! Aku ingat perkataanku tadi. Tidak perlu ngegas gitu. Sampai di mana tadi? Oh ya, Dark Web itu awalnya dibuat untuk bertukar informasi rahasia di Angkatan Laut Amerika Serikat. Semakin lama Dark Web mulai dikembangkan agar masyarakat umum bisa mengakses dan merasakan dampak positifnya. Dan tentu saja, ini menjadi sebuah kesempatan emas bagi para kriminal untuk mencari pekerjaan dan keuntungan," lanjut Lea.

Everlasting Maker ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang