part 6

785 51 15
                                    

HEYOO CECAN KAMBEKK
RINDU NGAK SAMA CERITA INI..
MASIH ADA YANG NUNGGUIN?

AYUK KOMEN DAN VOTE DONG (berarti banget lohh buat author)

Ayuk siap tisu kali aja ada bawangya.....

Happy Reading...

Sreya masuk kedalam kamarnya sambil memijit kepalanya pusing. Rasanya seluruh badannya hari ini sangat sakit. Apakah dia terlalu banyak berkerja? Ahh mending istirahat sebentar nanti juga pulih batin sreya dalam hati.

"SREYA!!! "

"DIMANA KAMU HAH? "

Brakk

sreya yang hendak menuju kealam mimpi tersentak mendengar teriakan dan dobrakan pintu yang sangat keras.

"Papa, Kenapa?"

Dion tidak menggubris pertanyaan sreya, dia terus saja melangkah dengan raut wajah yang sangat menyeramkan. Sreya yang melihat itu pun jantungnya berdetak kencang. Oh God apa yang akan sreya lakukan.

"Bangun kamu! "

"Kepala sreya pusing pa" Bukannya sreya berlebihan ataupun lebay tapi memang benar kepala sreya sangat berat untuk digerakkan.

"JANGAN MEMBANTAH CEPETAN BANGUN! " Teriak ayahnya dengan wajah yang sudah merah.

"Atau mau saya bangunkan hah? "

"Iya pa sreya bisa bangun sendiri kok" Sreya langsung saja mendudukkan dirinya sambil memegang kepalanya tidak langsung berdiri.

"Ngapain masih disana saya bilang BERDIRI!"

"Iya Pa, iya! Ada apa--

PLAK.

Satu tamparan mendarat mulus di pipi mulus sreya. Sreya memegang sudut bibirnya yang berdarah. Syok! Apalagi ditambah kepala sreya lagi pusing.

"Pa ... Kenapa Papa nampar sreya?" Tanya sreya pelan malah sangat pelan.

"MASIH TANYA KENAPA HAH? "

"Kamu ngak tau apa yang kamu lakukan terhadap anak saya! " Sreya yang mendengar itu sekarang mulai paham bahwa papanya marah sampai kaya gini karena pasti mamanya udah ngelaporin ke papanya. Tapi dengan kata anak saya? Apakah dirinya bukan anak nya?.

"Itu sreya ngak sengaja pa" Sreya berusaha menjawab meski sreya takut karena melihat papa nya yang sekarang teringat sreya akan 8 tahun yang lalu dimana disaat bundanya merenggang nyawa.

"BERANI NGELAK KAMU? ITU KAMU NGAK LIAT ANAK SAYA MENANGIS! " Bentak papanya.

Sreya kaget, langsung melihat kearah pintu ternyata disana sudah ada Alisya dan Olivia mamanya dengan raut wajah yang dibuat sesedih mungkin. DRAMA MBAK!

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!  KAMU SELALU PEMBAWA BENCANA TAU!  AWALNYA KAMU MEMBUNUH IBU KAMU SENDIRI! " Teriak papanya membuat sreya langsung saja melemas mendengar nya.

"Tidak pa sreya ngak bunuh bunda, itu hanya-"

Plak

Dion menampar sreya lebih keras dari yang tadi sampai sreya tersungkur tepi ranjangnya.

"Apa? Mau bilang itu hanya salah paham?  Jelas jelas saya melihat dengan mata kepala saya sendiri!"

Di pintu Alisya dan Olivia tersenyum miring, ternyata sangat seru melihat kejadian seperti ini secara nyata tidak seperti ditv.  Gada akhlak lu!

"Ayo ikut saya!" Dion langsung menarik tangan sreya secara kasarkasar lebih tepatnya menyeret karena sreya yang masih teduduk dilantai.

"Pa.. Pa mau bawa aku kemana? " Sreya tidak bisa berontak lagi karena tubuhnya sangat lemah.

"Ma buka pintu gudang! " Perintah dion kepada Olivia saat melewati mereka.

"Hah!  Buat apa pa?  Sreya ngak mau dikurung digudang!  Sreya takut gelap pa" Sreya akhirnya ikut memberontak karena sreya sangat takut akan gelap.

Sampai didepan gudang Dion langsung saja mendorong sreya kasar kedalam gudang.

Brak

Dion menutup pintu dan mengunci nya.

"Dengar!  Tidak ada satupun yang boleh membuka pintu ini tanpa seizin papa! " Perintah Dion langsung melenggang pergi.

Duk duk duk

Sreya mendobrak pintu nya "pa tolong bukain, sreya takut gelap hiks" Isak sreya memohon didalam.

"Gimana sreya? Ada teman ngak disana?, pasti ada kan." Ujar mamanya sambil tersenyum.

"Iya dong ma kan banyak ada kecoa, tikus apa lagi ya? " Ujar alisya sambil tertawa diikuti oleh Olivia.

"Ma tolong bukain dong hiks, sreya takut gelap ma hiks"

"Apa bukain? Enak aja lo" Ujar alisya.

"Makanya jadi anak jangan ngak tau diri lo" Alisya menendang pintu gudang dan langsung berjalan diikuti mamanya. meninggalkan sreya sendiri didalam gudang.

"Hiks, tolongin sreya Tuhan, sreya takut gelap hiks"

"Bunda sreya takut hiks"
Tidak ada lagi suara hanya ada isak tangis sreya yang mengalun.

Dilantai atas Kalvino melihat nya dari pertama papanya memukul sreya sampai dikurung digudang ya Vino mendengar semuanya.

Ada perasaan tidak tega dan kasihan enak melihat sreya di perbuat seprti ini tapi Vino tidak bisa berbuat apa-apa. Soalnya semua dibawah kekuasaan dia.

******

Didalam kamar Dion mengusap wajah nya frustasi. Entah kenapa hatinya sakit melihat tangisan sreya tadi. Tapi dia tepis, dia tidak akan mengasihani anak yang tidak tau diri itu.

Berani beraninya dia meluaki alisya. Ini tidak seberapa seperti yang didapatkan Alisya. Catat itu.

"Pa,  kamu ngak kasihan sama sreya" Ujar Olivia pura-pura sedih.

"Biar dia tau rasa" Dion menatap istrinya.

"Tapi jangan kek gitu juga pa kasihan sreya" Olivia mengusap bahu suaminya lembut. Aktingnya bagus mbak!

"Kamu kenapa sih mikirin dia, anak itu aja tidak pernah mengerti kita"

"Bukan gitu pa"

"Udah ma sekarang Papa mau tidur, papa capek"

"Yaudah papa tidur, mama mau ngecek keadaan Alisya dulu"

"Emang pipi Alisya masih parah" Yes berhasil. Dia akan membuat suami nya membenci sreya anaknya dari istri pertamanya.

"Iya Mas, pipi Alisya masih merah, ni mau aku obatin dulu" Olivia memasang raut wajah sedih. "Kasian di mas, dia dari tadi menangis terus memikirkan mukanya"

"Udah mama tenang, nanti papa bawa kedokter spesialis muka, dan anak itu papa akan beri pelajaran besok" Putus papanya.

Sedangkan Olivia sudah bersorak ria didalam hatinya menunggu sreya menderita. Mampus kamu, saya tidak sabar menanti hidup mu akan se menderita mama mu " Batin Olivia.

TBC..

Yuhu update..

Pendek kan...
Udah aku usahain moga part kedepan panjang...

Ayukk ada yang mewek ngak
Komen Dong (berarti banget loh buat author)

Vote sayang..

SPAM NEXT UNTUK PART SELANJUTNYA....

SEE YOU GESS ❤🖤😘


BLOODY MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang