Part 1

3K 101 66
                                    

Hy guys ini cerita kedua ku..

Sebelum dibaca vote dulu yahhh

Happy Reading....

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Angin berhembus perlahan, menerbangkan surai seorang gadis yang tengah duduk di balkon kamarnya. Gadis tersebut menatap kosong ke arah halaman rumahnya.

Mengapa harus sesakit ini?

Mengapa mereka memperlakukanku begini?

Apa salah ku?

Gadis tersebut terus bertanya, tak ada seorang pun yang menjawab,hanya ada semilir angin yang menerpa wajahnya.

Gadis tersebut adalah Sreya, gadis yang dianggap pembawa sial oleh keluarganya, gadis yang sudah lelah dengan jalan hidupnya, hanya ada satu permintaan dalam benaknya, yaitu " Kapan kebahagiaan mendatanginya?"

Sreya lelah, Sreya capek, Sreya hanya ingin bahagia, dan Sreya hanya ingin dianggap oleh keluarganya. Apakah itu salah? 

🍃🍃🍃🍃🍃

Pagi hari Sreya sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia siap siap ke sekolah, dan turun menuju ke ruang makan untuk berpamitan.

Kira-kira untuk apa juga berpamitan? orang direspon pun nggak, kalo ada hanya dengan kata-kata pedas mamanya atau pun adik dan Abangnya. Ya Sreya mempunyai adik perempuan yang bernama Alisya, dia adalah putri kesayangan mamanya dan mereka juga sekolahnya sama tapi tidak pergi bersama, dan abangnya bernama Kalvino dia  sekarang kuliah.

Di ruang makan sudah ada kedua orang tuanya, adiknya dan abangnya. Mereka makan dengan tenang, tidak terganggu sedikit pun dengan kehadiran Sreya, seolah Sreya manusia tak kasat mata, tak dianggap ada. Brengsek emang!

Seperti biasanya Sreya akan ke sekolah tanpa sarapan.

"Ma, Pa, Sreya berangkat sekolah dulu," pamit Sreya.

"Pergi aja! sekalian nggak usah pulang," ucap sinis mamanya.

Mendengar kata tersebut yang keluar dari mulut mamanya, Sreya hanya diam tidak menanggapi, sudah biasa, masih ada yang lebih menyakitkan lagi.

Sreya pun melangkah keluar, buru buru.

"Mudah-mudahan busnya Masih lewat," gumam Sreya sambil berlari.
Ya Sreya kesekolah menggunakan bus, kadang angkotan umum, karena Sreya tidak memiliki mobil atau pun motor. Kalo
Alisya sih ada cuma dia lebih milih di antar oleh ayahnya. Manja emang.

Tapi kenapa Sreya nggak bareng, ya kalian tau lah bagaimana respon Papa dan Adik Sreya, pasti mereka nggak mau lah dekatan dengan anak pembawa sial.

Sesampainya di halte,  ternyata busnya sudah berangkat 3 menit yang lalu.

"Aduh gimana ini, bisa bisa aku telat deh," ujar Sreya sambil mondar-mandir.

"Aku jalan kaki aja deh, siapa tau entar lewat pangeran terus diajak bareng deh, kayak drakor gitu hehehe." seru Sreya sambil berkhayal.

Di perjalanan Sreya celingak celinguk melihat orang berkendara siapa tau ada yang kenal, bisa di bantu. Tapi sayang, sudah setengah jam lebih Sreya jalan kaki tidak ada yang mengajak nebeng, tetapi tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di sampingnya, Sreya kenal betul mobil siapa itu.

"Heh Sreya gimana jalan kakinya capek nggak? " tanya Alisya dengan senyum meremehkan, yah mobil tadi adalah mobil Ayahnya.

"Aku bareng ya, bentar lagi masuk kalo jalan kaki nggak bakal sempat." tawar Sreya sambil tersenyum manis.

"Enak aja, aku enek kalo satu mobil sama kamu, jalan sono atau lari kek!" sinis Alisya sambil tersenyum meremehkan. Sedangkan papanya hanya diam dan menatap Sreya dengan tatapan sulit diartikan.

"Ayo pa kita jalan," ajak Alisya. Dan mobil pun melaju, meninggalkan Sreya sendiri.

"Huff! harus sabar, nggak boleh nangis! Kata bunda orang sabar disayang Tuhan." seru Sreya sambil menghapus air matanya.

Perjalanan dari rumah Sreya ke sekolah lumayan jauh, tapi tidak menutup kemungkinan Sreya tidak bisa sampai kalo Sreya berusaha.

Huff ,,,
setelah perjalanan jauh tadi. Akhirnya Sreya sampai disekolah, SMA Tunas Bangsa, ternyata pintu gerbangnya masih belum tutup.

"Untung belum ketutup tuh gerbang," ujar Sreya merasa lega. Dan melangkah menuju kelasnya di lantai 2, kelas 12 IPA 2.

Di perjalanan menuju koridor, ternyata koridor masih ramai. "Pasti guru belom masuk,"gumam Sreya.

"Hai Sreya!" sapa seseorang dari arah belakang Sreya.

"Eh, hai Angga," sapa Sreya balik.
Yah, orang tadi adalah Angga, most wanted disekolah ini dan juga ketua OSIS. Melihat most wanted disekolah ini di Koridor,siswi pun berjerit,  dan ada yang menatap tak suka melihat most wanted memanggil cewek yang menurut mereka nggak selevel sih, lusuh gitu.

"Eh kok Angga manggil cewek lusuh itu sih.

"Sok kecantikan banget tuh!

" Kecentilan banget sih tu cewekn

"Cantik juga, cocok kok,"

" Cantikan juga gue!

Begitulah bisik bisik dari cewek cewek di sana, tapi Sreya tak ambil pusing.

"Ada apa ya?" tanya Sreya.

" Nggak cuma mau nyapa aja," Angga menjawab sambil tersenyum manis. Ieh senyumnya bikin meleleh.

"Ouh, kalo gitu Sreya masuk kelas dulu ya!" Pamit Sreya sambil melangkah menuju kelasnya.

"Ieh Angga bikin deg deg-an aja deh," gumam Sreya tersenyum sambil menyentuh jantungnya.

"Ngapain lo senyum sendiri? " tanya Alisya, yang entah sejak kapan berdiri di hadapannya.

"Ngak, kamu mau kemana dek?" tanya Sreya ke adiknya sambil tersenyum.

"Eh ngak usah manggil dek kalo disekolah, malu gue! masak punya kakak kayak lo, bisa bisa di ketawain deh!" sahut Alisya sinis.

Emang di sekolah tidak ada yang tau kalau mereka itu kakak beradik, malah satu kota, mereka hanya tau kalo Alisya punya kakak tiri tapi tidak tau wujud wajahnya.

"Maaf! aku lupa,"ujar Sreya menunduk.

"Udah gue mau cari pacarku dulu, enek banget kalo ketemu lo," Ledek Alisya sambil berlalu.

"Emang sehina apasih diriku, kenapa semua orang tidak menganggap ku, bunda Sreya capek diginiin terus,hati Sreya mau menyerah, tapi Sreya nggak mau, bunda bantuin Sreya melewati semua ini ya " Batin Sreya sambil menatap langit yang cerah.

TBC

Hy segini dulu ya...

Gimana menurut kalian, komen dong.....

Vote juga ya

See you 😘😘😍😊

@aiza_4587



BLOODY MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang