Hehey masih ada yang nungguin gak!
Ada yang Kangen sama SREYA?
Belum sempat perbaiki, Mohon koreksi kalau typo!Jangan lupa vote gess !
Happy ReadingPesawat yang dinaiki Alvaro dan keluarganya sekarang telah mendarat di bandara soekarno-hatta. Mereka telah sampai di Indonesia.
"Selamat datang pak, mobilnya sudah saya siapkan" Ucap orang kepercayaan Adrian.
"Baik, sekarang kita akan langsung kerumah keluarga pak Dion Alexsandre" Perintah Adrian.
"Baik pak" Dan mereka semua memasuki mobil. Dan kendaraan beroda empat itu pun meninggalkan bandara soekarno-hatta.
"Dad apa nggak sebaiknya kita kehotel dulu, Alvaro mau mandi dulu" Ujar Alvaro menengok kebelakang.
"Iya benar apa kata Alvaro, sebaiknya kita siap siap dulu" Sahut Milla menyetujui perkataan Alvaro.
Adrian menganggukkan kepalanya, lalu mengisyaratkan kepada orang kepercayaannya agar kehotel terlebih dahulu.
*****
"Sreya cepetan! Mereka akan datang sebentar lagi" Teriak mamanya dari bawah."Iya" Jawab sreya pelan, entah mampu didengar oleh mamanya atau tidak. Sreya menghapus air matanya.
Sekarang masa bebas nya akan berakhir, sekarang semuanya akan berubah. Harapan harapan yang sreya inginkan tidak akan bisa terwujud lagi. Dia sekarang akan dijodohkan dengan orang yang sreya tidak kenal. Apakah orang itu baik? Atau.. Akh berhenti berpikir, mau baik atau tidak perjodohan nya tidak bisa di batalkan orang taunya pasti tidak akan peduli karena bukan mereka yang jalanin nanti.
Mereka tidak akan pernah bisa mengerti dengan perasaan dirinya, mereka tidak akan peduli, memang sejak awal begitu bukan? Sreya ingin bahagia, keinginan pertama sreya adalah mendapatkan kasih sayang dari keluarga nya terutama papanya. Tapi mungkin takdirnya memang selalu begini, selamanya tidak akan pernah mendapat keinginannya yang satu itu.
"Bunda, menurut bunda papa baik nga? Papa cariin jodoh lo buat sreya, sreya tidak tahu harus senang atau sedih. Sreya pikir dengan menjodohkan Sreya mereka tidak akan terbebani lagi, tapi sekarang Sreya tidak ingin menikah bunda, sreya masih ingin melanjutkan sekolah Sreya. Bunda - hikss - Sreya kangen bunda ,coba kalau bunda masih ada, pasti Sreya tidak akan begini" Sreya mendongak berharap air mata yang sejak tadi Sreya tahan tidak turun. Tapi tidak berhasil karena kristal itu tetap melunjur tanpa izin.
"SREYA, LO LAMA BANGET SIH, CEPAT BUKA PINTUNYA!" Teriak Alisya dari luar.
"iya Al, bentar" Sreya menghapus air mata nya, dan menempelkan bedak agar Sreya tidak terlihat habis menangis.
Ceklek
"Cepat turun, orang itu mau sampai - lah lo dekil banget sih jadi cewek, kenapa lo nggak make up? Hah? " Sentak Alisya.
"Aku ngak bisa Al" Jawab Sreya pelan. Memang dia tidak pernah memake riasan, dia hanya memake bedak my baby sama lipbalm saja. Itu pun jarang.
"Dasar- jadi cewek itu harus dandan biar dilirik cowok, bego banget sih lo, ayo sini gue dandan" Kata Alisya.
"Eeh- nggak usah Al, aku nggak pede, gini aja" Tolak Sreya halus sambil tersenyum, Sreya sangat senang Alisya ingin mendandanya, entah apa alasannya Sreya tidak peduli, menurut Sreya Alisya peduli padanya.
"Yaudah terserah lo, cepetan turun! " Alisya turun dengan perasaan bingung, untuk apa dia menawarkan diri, dia tidak peduli dengan Sreya, dia hanya kasihan, iya hanya kasihan karena kemaren Alisya mendengar semuanya tentang perdebatan antara kedua orang tuanya dengan Sreya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODY MARRIAGE
FantasySebelum baca follow dulu ya gusy😋 Warning ⚠ ada bawangnya, ga tanggung jawab.. "Pa sreya juga anak Papa, kenapa kasih sayang Papa gak pernah ada buat sreya? Kenapa Pa? Kenapa?!" Inilah cerita tentang rasa sakit. Dimana dulunya hidup Sreya baik b...