Part 8

732 48 35
                                    

Heyy masih ada yang nungguin ga?
Jangan lupa VOTE yakkk!!!
KOMEN juga gess!

Jangan lupa koreksi kalau typo...

Happy Reading...

Suasana tegang menyelimuti Alvaro Joseph Williams yang saat ini sedang berada diruang tamu. Dirinya sekarang seperti penjahat yang tertangkap basah mencuri.
Setelah kejadian di club kemarin dia langsung disuruh pulang oleh mommy nya.

"Apa yang kau lakukan Alvaro?! " Suara tegas dan dingin itu menyeruap masuk kedalam telinganya. Dia meringis pelan mendengar pertanyaan daddy nya yang ditekankan disetiap katanya.

"Kau berniat menyewa jalang, dan berusaha membohongi orang tua mu?! " Alvaro diam, tidak berani menjawab. Dari mana daddy-nya mengetahui ini? Yasudah pasti bajingan itu lah yang mengatakan pada daddy. Liat saja dia akan mendapat ganjarannya.

"Jawab Alvaro! " Sentak Adrian, Milla mengusap bahu suaminya lembut dia tahu suaminya pasti sangat marah terlihat dari urat leher yang menonjol dan sorot mata yang menajam.

"Dad aku tidak ingin dijodohkan" Jawab Alvaro singkat.

"Kami sudah memberimu waktu untuk membawa kekasihmu bertemu dengan kami, tapi kau tidak pernah membawanya. Jadi sekarang pilihan daddy lah yang akan menjadi calon istri mu! " Ujar Adrian tegas tak ingin dibantahkan.

"Daddy " Beo Alvaro saat melihat Adrian bangkit melangkah kearah ruang kerjanya.

Alvaro langsung bangkit duduk disebelah mommy nya. Mudah mudahan mommynya bisa membujuk daddy. " Mom Alvaro tidak ma-

"Apa yang di katakan daddy mu benar Alvaro, mommy setuju" Setelah memotong Ucapan anaknya,  Milla langsung bangkit menyusul suaminya.

"Akkhh" Alvaro mengusap mukanya frustasi.  Bagaimana ini mommy nya sudah berpihak kepada daddy nya. Alvaro beranjak naik tangga menuju kamarnya. Di undakan anak tangga ketiga langkahnya terhenti kala mendengar suara Daddy nya. 

"Alvaro besok kita akan ke Indonesia. "

"Indonesia? Buat apa dad? " Tanya Alvaro menatap Adrian bingung.

"Kita akan menemui calon istri mu" Tutup Adrian sambil melangkah masuk kedalam kamarnya. Kening Alvaro mengerut, bingung kira kira siapa calonnya.

*****

"Sreya!! " Panggil Olivia keras.

Sreya yang sedang di halaman belakang, buru buru berjalan ke dalam saat mendengar panggilan mamanya.

"Iya ma? Ada apa? " Tanya sreya bingung.

"Besok kamu harus siap siap, karena besok kamu akan dilamar" Perintah mamanya.

Degg
Dilamar? Sreya tidak mau. Sreya tidak ingin menikah, sreya masih ingin melanjutkan sekolahnya masih banyak keinginan nya yang ingin dicapai.

"Sreya masih sekolah ma" Ucap sreya pelan.

"Kamu hanya perlu nurut, jangan banyak ngomong! " Tintah mamanya tajam.

"Tapi sreya ga mau ma, sreya masih ingin melanjutkan kuliah" Ucap sreya sambil menunduk.

"Kuliah? Emang siapa yang akan membiayai nya hah? Kami tidak akan mengeluarkan uang untuk mu! " sarkah Olivia tajam.

"Iya sreya tau, Sreya juga tidak pernah meminta uang sama ka-

PLAKK

" BERANI NGEJAWAB HAH? DASAR ANAK KURANG AJAR TIDAK TAU DIUNTUNG " teriak Olivia murka.

Sreya mengusap pipinya yang memerah akibat tamparan mamanya. Nyesek banget, apa mereka tidak berpikir dulu saat berbicara? Bening kristal yang sejak dari tadi sreya tahan akhirnya keluar juga.

BLOODY MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang