Kejadian Tak Terduga

117 9 0
                                    

Nina POV

Sinar matahari menembus masuk lewat jendela kamarku, aku pun terbangun dari tidur nyenyakku. Jam tangan ku menunjukan pukul 8 pagi. Aku bangkit dari tempat tidurku dan mandi. Rencananya pagi ini aku mau makan pagi di restauran hotel dan setelah itu berjalan-jalan santai di pantai. Kalau masalah shopping bisa ku lakukan besok atau besok lusa, toh aku disini sampai minggu depan. Setelah selesai mandi aku berjalan turun ke restaurant. Di restaurant aku memilih untuk duduk di bagian out door restaurant.

"Permisi nona, anda mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan padaku.

"emm saya mau pesan blue ocean, chicken burger, dan vegetables salad." Jawabku sambil memperhatikan menu.

"Baik, saya ulang untuk pesanannya satu chicken burger, satu vegetables salad, dan satu blu ocean ya." Kata pelayan itu sambil berlalu meninggalkan mejaku.

Aku mengangguk dan tersenyum. Angin berhembus pelan meniup helai-helai rambut ku. Aku mengeluarkan gadget ku dan mulai mengecek semua sosmed ku. Tiba-tiba sebuah suara menyapaku.

"Permisi nona boleh saya duduk di sini?" Tanya suara itu dengan nada yang sangat sopan.

Aku mendongak dan menadapati Reihan sedang berdiri di kursi dekatku sambil tersenyum lebar.

"Reihan? hahahaha ya duduk aja. Gak pesan makanan?" Tanyaku setelah di dia duduk.

"Udah, tadi aku udah pesen, pas nunggu aku liat-liat eh terus keliatan kamu jadinya aku ke sini." Jelasnya panjang lebar.

"Loh ntar kalo mbak-mbak pelayannya nyari'in gimana?" Tanyaku sedikit bercanda.

"Halah gampang aura kegantenganku itu kuat banget mereka pasti gampang lah nemuin aku disini." Jawabnya sambil memasang wajah sombong.

"Idih sombong banget kamu. Emang bisa gitu?" Kataku sambil terkekeh.

"Ehh gak percaya? Tunggu aja." Jawabnya penuh percaya diri.

"Permisi mas ini pesanannya. Permisi." Kata seorang pelayan yang tiba-tiba nongol di sebelah kami.

"Oo iya mbak terimakasih. Nahh benarkan kataku auraku ini terlalu kuat emang sampe mbak-mbak pelayan restaurant aja tau aku pindah tempat duduk." Katanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ihh iya, kok bisa sihh. Hahahaha iya deh iya yang auranya kuat, ehh ngomong-ngomong habis ini aku mau jalan-jalan di pantai, mau ikut?"

"Boleh" Jawabnya singkat.

Kami menyantap hidangan kami masing-masing sambil berbincang ringan. Aku melihat Reihan sebagai sosok yang sangat menyenangkan. Dia bisa membuatku sangat nyaman saat ngobrol dengannya. Selain itu kami bahkan bisa bercanda layaknya sahabat yang sudah sangat dekat dan sudah lama saling mengenal. Saat kami jalan-jalan di pantai pun kami bisa bercanda dan bermain air dengan seru. Tetapi aku mulai merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku. Setiap kali aku bertemu dan berbincang dengan Reihan aku selalu merasa sangat nyaman sekaligus agak nervous. Aku ini sebenarnya kenapa ya? Aku juga senang sekali melihat dia memainkan gitarku padahal biasanya jarang sekali aku mengijinkan orang lain memainkan gitar kesayanganku.

Reihan POV

"Tinggal dimana?" tanya gadis itu sambil terus menikamati ice cream yang kami beli barusan.

"Aku tinggal di Jakarta." Jawabku singkat juga masih dengan menikmati ice cream ku.

"Kalo kamu tinggal di mana?" Tanyaku lagi padanya.

"Aku di Surabaya." Jawabnya sambil nyengir.

"Oww kapan pulang?" Tanyaku penasaran.

"Minggu depan, kamu?" Jawabnya.

"Samaa" Kataku sambil nyengir.

Sekarang sudah menjelang sore lagi, aku tidak menyangka bisa menghabiskan waktu bersama gadis imut ini lagi. Hehehe ku akui gadis ini memang imut dia selalu tampil apa-adanya, yah meskipun kami baru bertemu dua hari ini saja.

"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri gitu?" Tanya Nina sambil menyuapkan cone ice creamnya.

"Gimana aku nggak senyum-senyum sendiri kalo gadis se'imut kamu jadi punya kumis kayak gini." Jawabku sambil mengambil tissue dan mulai menghapus noda ice cream di atas bibirnya.

DEGG!! DEGG!! Aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat. Ada apa ini? Aku juga melihat wajah Nina berubah sedikit memerah.

"Hah!! Emang iya?" Katanya sambil menjauhkan wajahnya dan menyeka mulutnya dengan tangan.

"Iya." Jawabku sambil terkekeh.

"Aku balik dulu yah, mau mandi dulu." Katanya sambil buru-buru pergi.

"ehh, ehh terus aku ditinggal gitu sendirian disini." Seruku.

Kenapa ya dia? Apa karna kejadian barusan? Tapi masa karena hal begitu saja dia marah? Huft alamat harus minta maaf nihh.

TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang