1

747 66 0
                                    

•••

Seorang wanita dengan rambut sebahu tengah berdiri di sebuah balkon rumah sambil menikmati pemandangan alam yang tersaji di depannya.
Angin yang berhembus menerbangkan helaian rambut dan gaun kuning yang dipakainya. Dia terlihat seperti dewi dalam kondisi seperti itu walau bibirnya yang dulu berwarna merah muda sekarang berubah menjadi pucat.

"Kenapa kau tiba-tiba datang kesini? Kalau kau ingin bertemu aku yang akan datang ke rumahmu, kau tidak perlu jauh-jauh ke sini. Pikirkan kesehatanmu Irene Eonnie."

Wanita itu tersenyum mendengar suara lembut yang dibalut nada kekesalan dari seorang wanita yang baru meletakkan nampan berisi dua cangkir teh dan setoples cookies dimeja yang ada di balkon.
"Kau cerewet sekali Yerim." Irene berjalan menghampiri wanita yang masih memasang wajah kesalnya itu. Bukan berarti Yerim tidak senang Irene datang kerumahnya, tapi ia mengkhawatirkan kesehatan wanita itu.
"Yak! Berani kau mengataiku cerewet?" omel Yerim sambil berkacak pinggang.
"Aku merindukanmu Yerim-ah." Irene memeluk Yerim dari belakang. Ia melingkarkan lengannya di leher Yerim.
Yerim hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabat yang sudah ia anggap seperti kakak kandungnya itu. Bermanja-manja padanya seperti melupakan fakta bahwa ia adalah ibu dari satu anak.
"Tapi aku merindukan Taejoon. Kenapa kau tidak membawanya bersamamu?" tanya Yerim.

Kim Taejoon adalah anak laki-laki Irene yang sudah berusia 4 tahun. Anak laki-laki yang menggemaskan dan tampan. Semua yang ada dalam diri Taejoon benar-benar turunan dari Appanya.

"Aku seperti mendengar kau mengatakan 'aku merindukan Taehyung'."
Detik itu juga Irene melepaskan pelukannya dan berlari menjauh dari Yerim. Wanita itu tertawa puas setelah berhasil menggoda Yerim.
"Mana mungkin aku merindukan suami orang," ucap Yerim.
Kini keduanya duduk bersama di sebuah kursi yang ada di balkon rumah Yerim. Sudah lama keduanya tidak mengobrol seperti ini karena kesibukan masing-masing.

"Jadi dimana Taejoon sekarang?" tanya Yerim setelah menyesap tehnya.
"Dia sedang bersama Taehyung. Kau tahu kan keduanya jarang menghabiskan waktu bersama dan saat ada waktu mereka malah melupakanku." Irene menggembungkan pipinya kesal.
"Aish apa kau cemburu dengan anakmu sendiri?"
"Tentu saja. Aku ingin menghabiskan waktu bersama mereka sebelum aku-"
"Yak! Jangan mengatakan hal itu lagi!" bentak Yerim.
Irene sedikit kaget mendengar bentakan Yerim, namun tak lama kemudian ia kembali menormalkan ekspresinya dengan tersenyum manis.
"Yerim-ah," panggil Irene pelan.
Yerim yang semula menatap ke arah lain perlahan menoleh pada Irene.
"Aku sangat menyayangimu, Joy, dan Wendy. Kalian bukan hanya sahabatku tapi juga keluargaku. Kita sama-sama yatim piatu, kita sama-sama tumbuh di panti asuhan, aku tidak tahu bagaimana nasibku jika tidak bertemu dengan kalian dulu," Irene tersenyum mengingat
masa-masa dimana mereka berempat sama-sama tumbuh besar di panti asuhan.
setelah ayah dan ibunya meninggal Irene dan sahabat-sahabatnya tinggal di panti asuhan.

Irene sangat dekat dengan Yerim,setiap ada masalah Irene selalu saja curhat dengan Yerim dan bahkan Yerim pun sebaliknya.
"Eonnie." Yerim menatap Irene memohon agar tidak melanjutkan ucapannya, namun wanita itu sangat keras kepala.
"Kau tahu kan penyakitku tidak bisa disembuhkan. Aku sudah ditahap akhir dalam hidupku ini,"Irene menatap keatas mencoba menahan air matanya yang hendak luruh. Ia teringat suami dan putranya yang sangat ia cintai.
Irene kembali menatap Yerim sambil tersenyum dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya, "aku sangat mencintai Taehyung dan Taejoon, mereka adalah segalanya bagiku. Tapi, bagaimana nasib mereka nanti saat aku pergi? Mereka pasti akan sedih?"
"Eonnie kau pasti sembuh. Taehyung Oppa akan mencarikan dokter terhebat untukmu. Kau akan sembuh." Yerim berusaha meyakinkan Irene.
"Yerim-ah selama ini aku jarang meminta sesuatu padamu kan? Jika aku memiliki permintaan apa kau akan mengabulkannya?"
Yerim mengangguk meng-iyakan. Selama ia sanggup mengabulkan keinginan Eonnie-nya pasti akan ia lakukan.
"Aku ingin meminta sesuatu darimu, mungkin ini permintaanku yang terakhir. Apa kau benar-benar mau mengabulkannya?"
Yerim kembali mengangguk, "Jangan bilang ini yang terakhir Eonnie."
"Tapi, kau harus berjanji dulu padaku."
"Iya aku janji."
"Menikahlah dengan Taehyung dan jadi ibu untuk Taejoon."

•••

*Fian

Pendek ya guys wkwk sebenernya mau coba aja sih ini apakah ada yang suka dengan Shipp Taeri😁

Tinggalkan Jejak

PROMISEWhere stories live. Discover now