19

264 40 19
                                    




Yeonjun berjalan memasuki apartemennya. Ia tidak perlu mengetuk pintu karena ini adalah apartemen miliknya dan dia hafal betul password-nya. Saat pertama kali melangkah masuk Yeonjun merasa tempat ini begitu sunyi padahal ada Yerim yang tinggal di sini.

Saat berjalan melewati dapur Yeonjun melihat bungkusan plastik di atas meja. Ia membuka bungkusan itu dan mengeriyit saat melihat makanan yang ia pesankan semalam belum disetuh sama sekali oleh Yerim.

Karena khawatir Yeonjun lantas pergi ke kamar Yerim dan mengetuk pintunya. Merasa tidak ada jawaban dari dalam Yeonjun memutuskan untuk masuk ke dalam. Siapa tahu Yerim pingsan karena kelaparan.

Hoek

Hoek

Pria itu melangkah tergesa-gesa menuju kamar mandi dan mendapati Yerim sedang berjongkok di depan closet sambil memuntahkan isi perutnya. Namun yang Yeonjun lihat hanya air saja yang dimuntahkan wanita itu.

Ia menghampiri Yerim dan berjongkok di sampingnya sambil memijat tengkuk wanita itu.
"Kau baik-baik saja? Apa kau sakit?" tanya Yeonjun saat Yerim sudah selesai. Wanita itu berjalan menuju wastafel dan membasuh mulut serta wajahnya.

"Aku tidak apa-apa," jawab Yerim.

"Wajahmu pucat sepertinya kau sakit. Ayo kita ke rumah sakit."

Yerim menggeleng. "Aku baik-baik saja Yeonjun."

"Aish kau keras kepala sekali. Baiklah sekarang aku tanya kenapa kau tidak memakan makanan yang aku pesankan semalam?"

"Aku tidak tahan baunya dan langsung muntah."
Yeonjun menghela napas. Pria itu menyentuh bahu Yerim.

"Aku ke sini hanya mampir sebentar karena setelah ini aku harus ke Hongkong. Aku tidak bisa meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini."

"Kau bisa pergi Yeonjun, aku hanya perlu istirahat dan minum obat." Yerim berusaha meyakinkan Yeonjun.

"Tapi, kau muntah-muntah terus dan tidak nafsu makan sejak kemarin-" Yeonjun tiba-tiba berhenti bicara.

"Ada apa?" tanya Yerim saat Yeonjun tiba-tiba berhenti berbicara.

Pria itu menatap Yerim dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Yerim-ah, kapan terakhir kau datang bulan?"

"Kenapa kau menanyakan hal seperti itu sih?" tanya Yerim bingung.

"Jawab saja."

Wanita itu nampak berpikir. "Sepertinya sekitar dua bulan yang lalu."
Yeonjun melirik arloji ditangannya. Penerbangannya tinggal setengah jam lagi.

"Apa kau hamil?" tanya Yeonjun. Yerim spontan melotot pada pria itu.
"Yak! Tidak mungkin!" Sergah Yerim tidak percaya.

"Mungkin saja! Kau dan Taehyung sudah melakukannya dan bisa jadi kau hamil sekarang."
Yerim terdiam. Ia kembali teringat kejadian malam itu. Ia ingat Taehyung tidak hanya sekali mengeluarkan spermanya di dalam tapi berkali-kali malam itu. Apa mungkin ia benar-benar hamil?

"Untuk sekarang kau beli testpack dulu, setelah aku kembali dari Hongkong kita akan pergi ke dokter."

"T-tapi,"

"Yerim aku sudah tidak punya banyak waktu. Aku juga tidak bisa membiarkan mu pergi ke dokter sendirian karena itu aku menyuruhmu membeli testpack. Jika hasilnya positif maka kau tidak perlu takut, ada aku di sisimu."

Mendengar ucapan dari Jaehyun membuat Yerim mengangguk. Ia juga ingin tahu apa benar dia hamil.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Dua hari lagi aku akan pulang." Yeonjun mengusap kepala Yerim lembut sebelum pergi.

PROMISEWhere stories live. Discover now