18

426 44 34
                                    


****

Tanpa mengetuk pintu Taehyung masuk ke dalam kamar Yerim yang tidak dikunci. Kamar Yerim nampak rapi dan sepi. Pria itu berjalan menuju pintu kamar mandi dan mengetuknya. Karena tidak ada sahutan dari dalam ia memutuskan untuk membukanya, namun tidak ada siapa-siapa didalam sana.

Tiba-tiba rasa panik menyerangnya. Apa mungkin Yerim pergi? Ia segera berjalan menuju lemari pakaian Yerim dan membukanya.

Kosong.

Tangan Taehyung menggantung disisi tubuhnya dengan lemas. Yerim benar-benar pergi. Wanita itu benar-benar pergi meninggalkannya.
Taehyung menatap ke sekeliling kamar yang selama ini Yerim tempati. Matanya tertuju pada selembar kertas yang ada di atas meja rias. Ponsel Yerim juga ada di sana. Mungkin Yerim sengaja meninggalkannya agar Taehyung tidak bisa menghubunginya. Pria itu segera mengambilnya dan membaca isinya.

Taehyung, mianhae aku tidak bisa bertahan di sisimu lebih lama lagi. Kesalahanmu kemarin sudah tidak bisa ditolerir lagi. Aku tahu aku salah, tapi kau tidak seharusnya melakukan hal itu. Kau tidak hanya menyakiti tubuhku, tapi juga hatiku.
Semalaman aku berpikir apakah aku masih bisa mempertahankan semua ini atau tidak dan jawaban yang aku dapat adalah tidak.
Aku merasa bodoh karena masih mencintaimu setelah apa yang kau lakukan padaku. Berkali-kali aku mencoba melupakanmu, tapi itu tidak pernah berhasil.
Mianhae aku harus pergi Taehyung. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang kau berikan padaku.

Saranghaeyo.

Kim Yerim.

Taehyung merasa kehilangan tumpuan setelah membaca surat itu. Ia mencengkram ujung meja rias. Rasanya sangat sesak saat ia mencoba untuk bernapas.
Dan untuk yang kedua kalinya Taehyung kehilangan wanita yang ia cintai.


***



Yeonjun membuka pintu apartemennya lalu masuk diikuti Yerim di belakangnya. Wanita itu sudah menceritakan kejadian yang ia alami termasuk kontrak pernikahan yang Taehyung buat dulu. Awalnya Yeonjun sangat marah mengetahui semua itu dan berniat menghajar Taehyung setelah ini. Ia tidak terima wanita yang ia cintai diperlakukan dengan tidak manusiawi seperti itu, namun Yerim berhasil menenangkannya sehingga ia tidak jadi mendatangi pria brengsek itu.

Yeonjun meletakkan koper milik Yerim di dalam kamarnya lalu kembali menghampiri wanita itu yang sudah duduk di sofa sambil menatap ke sekeliling apartemennya.

"Aku sudah meletakkan kopermu di dalam kamarku. Kau bisa tinggal di sini selama yang kau mau," ucap Yeonjun setelah duduk disamping Yerim.

"Terima kasih. Aku tidak tahu lagi bagaimana jadinya jika kau tidak ada," balas Yerim dengan mata berkaca-kaca. Andai saja dulu ia bisa menerima Yeonjon mungkin ia akan menjadi wanita paling beruntung karena memiliki kekasih seperti Yeonjun.

"Hei kenapa kau menangis?" tanya Yeonjun panik saat Yerim kembali menangis. Ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang membasahi pipi Yerim.

"Kau sangat baik. Maaf aku dulu pernah menyakitimu."

"Tidak apa-apa jangan diingat lagi. Lihat aku baik-baik saja kan sekarang?"

Yerim menatap Yeonjun lalu tersenyum. Kemudian ia teringat sesuatu. "Jika aku tinggal disini, kau tinggal dimana?" tanya Yerim.

"Di rumah Eommaku. Kau tenang saja aku tidak akan tidur di kolong jembatan," canda Yeonjun.

Pria itu melirik arlojinya lalu kembali menatap Yerim. "Aku harus pulang dulu, Eommaku pasti khawatir karena aku pagi-pagi buta sudah menghilang. Jika ada apa-apa kau telfon saja aku."

PROMISEWhere stories live. Discover now