23.30 pm KST.Jiran menundukkan kepalanya. Ia sudah pulang sedari tadi, dan sudah memberikan cek tersebut kepada ayahnya.
Kini ia berdiri dengan tubuh yang tegang, karna sang ayah yang merasa sedikit curiga padanya.
Buktinya pria itu memincing dan memandang jiran dengan curiga.
"Berapa pria yang tidur bersamamu?" Tanya sang ayah.
Jiran mendongak dan kembali menatap sang ayah sambil meremas ujung gaun yang ia pakai.
"Mm-satu, ta-pi ketika aku telah tidur dengannya, ia langsung memberikan cek itu dan mengatakan tulis berapapun nominal yang diinginkan" Tutur jiran.
Seketika seunguh senyum terukir pada Bibir seunghyun sembari bangkit dari posisi duduknya. Ia berjalan mendekat ke arah jiran, membelai lembut kepala anak gadisnya.
"Kerja yang bagus. Sekarang istirahat lah sayang besok kau harus sekolah" Ujar seunghyun lembut.
Kemudian pria itu langsung melenggang pergi keluar dari rumah.
Setelah menatap kepergian Ayah-nya, sebuah senyum berbentuk bulan sabit tercetak di kedua sudut bibir milik jiran. Hati gadis itu seketika menghangat.
Untuk pertama kalinya, seunghyun memanggilnya dengan kata 'sayang '
Selama ini, pria itu sama sekali tak pernah memanggilnya dengan sebutan itu. Bahkan, ketika ibunya masih hidup.
Ahh, mengingat wanita yang paling berarti di dalam hidupnya, membuat jiran seketika merasa sangat merindukan sosok lemah lembut itu.
Ia masih ingat saat-saat dimana ibunya dulu selalu mengantarkannya kesekolah dengan menggunakan sepeda, menyisir rambutnya, menyanyikan sebuah lagu sebelum tidur dan mengajarkan hal-hal baik yang hingga kini sudah tertanam dalam diri jiran.
Tak terasa, mata gadis itu kian memanas.
Tidak! Ia sudah berjanji pada ibunya bahwa dirinya tidak akan menjadi perempuan yang lema
h, selemah kepergian ibunya yang sungguh sangat membuatnya terpuruk. Dan berjanji akan menjadi gadis yang kuat mulai saat itu juga.
Jiran memutuskan, untuk masuk ke kamarnya dan beristirahat. Setidaknya, ia sudah membuat sifat ayahnya sedikit berubah lebih baik, walaupun suatu saat ia harus pergi meninggalkan pria yang ia sayangi itu.
-FLASHBACK-
"Bagaimana?"
Jiran masih diam. Ia bingung apakah dirinya harus menerima tawaran tersebut atau tidak?
Pasalnya, ia sangat menyayangi ayahnya dan sangat sungkar untuk meninggalkan pria itu.
Meskipun jiran sering di hukum keras olehnya, seungyhun adalah ayahnya.
"Jika jawabannya adalah tidak, aku tak akan memaksamu, itu hak mu" Ujar Jungkook.
Ya, pria yang yang duduk di sampingnya adalah Jeon Jungkook. Jiran sedikit ragu saat menanyakan nama pria di sampingnya ini.
"Ta-tapi bagaimana de-dengan keadaan ayah nantinya?" Cicit jiran.
Jungkook mengedikkan bahunya acuh.
"Bukan urusanku" Jawabannya.
Jiran sedikit kesal dengan respon yang Jungkook berikan, sangat tidak bersimpati.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN || Jeon Jungkook
Fanfiction[TIDAK BISA DILANJUTKAN] Gak maksa, cuma kalo bisa tolong follow ya.. [SLOW UPDATE] 𝙎𝙥𝙤𝙞𝙡𝙚𝙧 "Tugasmu hanya melayaniku. Hanya aku. Kau hanya boleh mengurisiku saja" "Tu-tuan, bagaimana dengan diriku? Apa aku tak boleh mengurus diriku sendi...