16.30 PM KST
Jiran melewati segalanya di sekolah dengan mood yang buruk. Bagaimana tidak?! Penyataan yang jisung lontarkan membuatnya sungguh sakit hati.
Gadis mana yang tak sakit hati jika cintanya tak di hargai? Apalagi ketika cinta itu di pendam sendiri.
Itulah yang di rasakan jiran saat ini.
Ia sudah pulang sedari 20 menit yang lalu. Kini gadis itu telah sampai di depan rumahnya.
Ketika hendaklah membuka pintu, jiran mendengar sebuah pembicaraan dari dalam. Langsung saja ia berlari ke arah jendela yang terletak di depan pintu, dan mengintip ke dalam.
Dilihatnya sang ayah yang tengah menelpon seseorang dengan raut wajah yang sedikit kusut.
"Ya aku akan pergi ke Amerika"
"...."
"Tentu saja aku yakin"
"...."
"Hahaha, mengapa aku harus memikirkan anak itu? Lagipula dia bukan anakku"
"...."
"Tentu saja. dia adalah anak buangan yang beruntung karena istriku yang memungutnya"
"...."
"Ah, ya aku kan segera ke sana. Aku telah siapkan semuanya. Tenang saja. Kurasa aku perlu mematikan telponnya. Ini sudah terlambat sebelum jiran pulang. Aku harus pergi dari sini"
"...."
"Ya, sampai ketemu di sana"
BIP!
Dan sambungan pun terputus.Seketika Hati jiran bagai di hujam beribu-ribu jarum yang runcing dan tajam. Apa maksud dari perkataan ayahnya?
Apakah dirinya?...
Dengan cepat berlari ke samping rumah dan besembunyi di dekat drom berisi air hujan yang di tampung.
Ayahnya keluar dengan membawa tas besar. Pria itu berjalan meninggalkan lorong gang rumah.
Dari kejauhan, jiran melihat sebuah mobil mewah berwarna putih yang berhenti di depan gang rumahnya. Ia melihat ayahnya yang masuk ke dalam mobil itu ketika pintunya terbuka.
Jiran menangis memegangi dadanya. Mata gadis itu kian memanas, sebenci itukah sunghyun padanya? Mengapa ia selalu menjadi gadis yang tak pernah mendapatkan cinta dari orang-orang. Hanya ibulah yang mengerti tentangnya, ya meskipun sekarang ia tahu bahwa Dara bukanlah ibu kandungnya.
Cairan kristal yang sedari tadi berusaha di tahannya. Meluncurkan begitu saja tanpa izin membasahi kedua pipi jiran tak henti-henti.
Ya, kini ia tengah menagis hebat. Mengetahui fakta bahwa ia adalah anak pungut membuat hatinya sangat sakit. Jiran merasa hidupnya sama sekali tak berguna. Dan mungkin semua itu akan lengkap, ketika dirinya menjadi pelacur. MIRIS.
Dan ia selalu bersyukur hal terakhir itu tak pernah terjadi padanya.
Jiran memegang sebuah kalung dengan gantungan liontin berbentuk bunga mawar di yang tergantung di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN || Jeon Jungkook
Fanfiction[TIDAK BISA DILANJUTKAN] Gak maksa, cuma kalo bisa tolong follow ya.. [SLOW UPDATE] 𝙎𝙥𝙤𝙞𝙡𝙚𝙧 "Tugasmu hanya melayaniku. Hanya aku. Kau hanya boleh mengurisiku saja" "Tu-tuan, bagaimana dengan diriku? Apa aku tak boleh mengurus diriku sendi...