Jiran menatap binggung sebuah kotak yang di berikan jungkook padanya. Karna penasaran ia punmemuka kotak itu."Handphone?" Beo jiran. Sambil melihat sebuah handphone berlogo buah apel yang tergigit ujungnya dalam kotak itu.
"Untuk mu" Jawab jungkook.
Jiran membulatkan matanya kaget. Yang benar saja. Setaunya, harga merek handphone ini sangatlah mahal. Ahh, namun kata itu mungkin takkan berlaku bagi seorang jeon jungkook.
"Gunakanlah, aku sudah menyetel handphone itu secara khusus. Nomorku pun sudah ada di kontak posel mu itu. Jikw butuh sesuatu kau bisa menghubungi ku ataupun mengirimkan pesan padaku" Ujar jungkook.
Jiran mengangguk paham. Kemudian di simpannya benda pipih berwarna rose gold itu di atas meja.
"Terimakasih Tuan, maaf sudah merepotkan" Ucap jiran.
Jungkook pun hanya mengganguk sekilas.
"Aku akan keluar, kau tetaplah di dalam dan jangan kemana-mana. Jika kau butuh sesuatu, tekan tombol di sana untuk memanggil pelayan"
"Ahh, ya"
Setelah itu jungkook pun keluar dari dalam kamar.
Hembusan nafas lemah keluar dari mulut jiran. Dirinya sungguh lelah sepulang dari mall tadi.
Matanya menatap belanjaan yang berserakan di atas ranjangnya. Ia pun segera membereskan semuanya. Menaruh semua barang pada tempatnya masing-masing.
Setelah selesai, dirinya memutuskan untuk mandi dan langsung beristirahat.
Jiran hanya bisa melamun di bangkunya. Pandangan begitu kosong menatap keluar jendela.
Kini, ia kembali teringat dengan ayahnya, seunghyun. Dimanakah ayahnya sekarang? Pasti pria itu sudah bahagia tanpanya.
Jiran tersenyum kecut. Sebegitukah dirinya menjadi parasit bagi sang ayah. Sampai-sampai pria itu tak bisa menyayanginya.
Jiran memaklumi itu, jika dia bukan anak kandung seunghyun dan Dara. Lalu, siapakah orang tua kkandungnya?
Jiran kian bertanya-tanya. Apakah keluarga kandungnya pun tak sayang padanya? Sampai-sampai harus membuangnya seperti ini?
Untung saja semuanya semuanya berubah setelah pertemuannya dengan jungkook. Pria itu sudah banyak membantu dirinya. Namun dengan syarat, jiran menjadi pelayannya dan tinggal bersamanya.
"Jiran-ahh"
Deg..
Lamunan jiran buyar sebuah suara nan berat masuk ke dalam indra pendengarannya.
Jiran menoleh ke depan dan dihadapkannya berdirilah sosok jisung. Jisung memandang heran pada jiran.
Di pegangnya kening gadis itu, beserta pipinya. Tentu saja hal tersebut membuat jiran salah tingkah dan gugup setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN || Jeon Jungkook
Fanfiction[TIDAK BISA DILANJUTKAN] Gak maksa, cuma kalo bisa tolong follow ya.. [SLOW UPDATE] 𝙎𝙥𝙤𝙞𝙡𝙚𝙧 "Tugasmu hanya melayaniku. Hanya aku. Kau hanya boleh mengurisiku saja" "Tu-tuan, bagaimana dengan diriku? Apa aku tak boleh mengurus diriku sendi...