8. Percobaan kedelapan

1.5K 300 119
                                    

Tiga hari setelah percobaan ketujuh, dan selama itu Mingi tidak menemui Yunho lagi setiap jam istirahat. Mingi menghindari Yunho lebih tepatnya.

Kalau di ingat-ingat, kejadian tiga hari yang lalu agak asing juga. Mingi berlari untuk menghindari Yunho, namun Yunho tanpa diduga malah mengejarnya.

“Mingi! Kamu kenapa? Jangan buat aku bingung!”

Mingi merdecak pelan, mengingat perkataan Yunho tiga hari yang lalu padanya.

Mingi tidak berbuat apapun, kenapa Yunho harus bingung? Bukannya harusnya Mingi yang berkata begitu, Yunho tiba-tiba saja bersikap aneh. Mengejarnya bukanlah suatu hal yang Mingi ekspektasikan akan dilakukan oleh Yunho.
Kemudian ingatannya kembali berputar, kali ini tentang obrolannya dengan Yeosang kemarin sore.

“Kamu gak lupa taruhanku kan? Gak lupa juga perjanjian kita?”

Mingi menggeleng pelan pada Yeosang. “Gak lupa kok,” jawabnya.

Mereka berdua sedang duduk dihalte bus, menunggu yang lainnya datang. Yeosang lantas menggeser duduknya, menjadi lebih dekat pada Mingi. Tangannya terulur menguap-ngusap punggung Mingi, lembut dan hangat seakan Yeosang sedang menyemangatinya.

“Kalau gak nyaman bilang ya, kalau mau nyerah gitu gapapa kok. Belakangan ini aku liat kamu lebih banyak murung,” kata Yeosang.

Mingi tak menanggapinya saat itu, ia hanya diam menatap lurus kedepan.

Dan sekarang, Mingi jadi memikirkan ucapan Yeosang.

“Mingi!”

Lamunannya buyar saat seseorang memanggil namanya dengan kencang. Ternyata Yeri berdiri didepan mejanya dengan seulas senyum lebar.

“Iya, kenapa Yer?” tanya Mingi.

“Di cari Yunho tuh,” kata Yeri sambil menunjuk keluar kelas.

Mingi mengikuti arah telunjuk Yeri, di jendela dekat pintu kelas, Mingi bisa melihat sosok Yunho yang membelakanginya. Mingi mengernyit heran, kenapa Yunho bisa ada disana? Harusnya ia masih berada dikelas, ini masih jam pelajaran kan?

“Udah jam istirahat kok Ming, gak usah bingung gitu. Ayo sana samperin Yunhonya.”

Oh ya? Berarti dia melamun cukup lama tadi.
Mingi mengangguk, mengucapkan terimakasih pada Yeri sebelum pergi keluar kelas.

Mingi sampai didepan Yunho, mencoba tersenyum seperti biasa. Kali ini Yunho balas tersenyum lebih lebar dari biasanya. Oke, dia mulai aneh lagi.

“Hai, aku mulai penasaran kenapa kamu gak dateng ke kelasku tiga hari belakangan ini. Aku ada salah kah?”

Mingi membola kaget. Lagi-lagi Yunho kembali mengejutkan Mingi dengan perkataan yang tak pernah Mingi bayangkan akan keluar dari mulut Yunho.

“Um, aku pikir kamu akan nolak ajakan terus. Jadi ya gitu,” Mingi berucap dengan nada yang sangat canggung. Um, dia juga sedikit berbohong untuk yang satu ini.

“Kamu belum nyoba untuk yang kedelapan, siapa atau aku mau nerima ajakanmu,” kata Yunho, ia tersenyum tipis penuh makna.

Dan Mingi terlalu malas menebak apa makna dari senyum Yunho yang satu ini. Jadi dia hanya menurut, mencoba mengajak Yunho makan siang untuk kedelapan kalinya.

“Uh, oke. Mau makan siang bareng?” Mingi bertanya dengan nada malas. Tidak terlalu berharap apapun, yang saat ini di inginkan hanya Yunho cepat pergi dari sini.

Pikiran Mingi mulai kacau jika melihat Yunho lama-lama. Mingi tak suka saat jantungnya berdegup lebih kencang ketika bertemu dan bertatap muka dengan Yunho.

“Hm, ya aku mau. Tapi jangan dikantin ya? Di tempat biasa aku makan aja.”

“Hah?!”

——————————🍱

Dan disinilah Mingi sekarang, ditaman belakang sekolah. Duduk berdua dengan Yunho, menyantap makan siang masing-masing dalam keheningan.

Sebenarnya Mingi tidak pernah berpikir Yunho akan menerima ajakan makan siangnya meskipun ia telah berusaha selama sebulan penuh. Tetapi lihatlah sekarang, baru percobaan kedelapan dan Yunho tiba-tiba saja mau makan siang bersamanya.

Apakah Mingi senang?

Um, iya, dia senang. Bohomg kalau ia mengatakan tidak senang. Senang karena akhirnya bisa makan siang bersama Yunho, memenangkan Yeosang dalam tarihannya, dan menyelesaikan perjanjianya dengan teman-temannya yang lain.

Namun bukan rasa senang itu yang mendominasi Mingi sekarang. Malahan rasa bingung lah yang banyak Mingi rasakan sekarang.

Seperti, bingung kenapa Yunho tiba-tiba menerima ajakan makan siangnya.

Karena, hey dia itu Jung Yunho. Yang awalnya selalu minim ekspresi padanya, tiba-tiba bersikap lebih ramah dan mau makan siang bersamanya dengan cepat.

Aneh kan? Mingi benar-benar bingung dibuatnya.

“Kamu melamun, makan siangmu kuhabiskan saja ya?”

Mingi mendelik tajam, langsung menjauhkan kotak makan miliknya dari jangkauan Yunho. “Makan punyamu sendiri lah! Apa bekalmu tidak cukup!?” sensi Mingi.

Yunho terkekeh pelan. “Bercanda, makanya jangan melamun. Makanannya habiskan dulu,” kata Yunho. Ia lantas kembali memakan bekalnya, sambil menatap Mingi yang kini mulai memakan bekalnya.

Mingi dipandangi begitu sebenarnya agak risih. Bukan karena ia tidak bisa pandangi saat makan, hanya saja ini Yunho, seorang Jung Yunho yang memandangnya.

Bagaimana tidak risih jika saat ia memandang Mingi, jantungnya tiba-tiba saja ribut. Tiba-tiba saja merasa malu, dan um, merasa aneh.
“Aku udah makan siang bareng kamu, taruhan Yeosang berarti juga udah selesai kan?”

Mingi mendengar hal itu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya hingga tersedak makanannya.

Yunho melotot panik, ia segera membuka botol air minumnya dan menyerahkannya pada Mingi. Mingi tanpa pikir panjang langsung menerima dan meneguk air itu sebanyak mungkin.

“Udah mendingan?” tanya Yunho khawatir. Tangannya menepuk-nepuk lembut punggung Mingi.

“Hnn, udah,” Mingi menyerahkan kembali botol itu pada Yunho.

“Kamu udah tau alasanku ngajak kamu buat makan siang?” tanya Mingi, tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.

Yunho mengendikan bahunya. “Aku juga gak sebodoh itu Song Mingi,” ia tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya pada wajah Mingi.

Senyum miring terulas, tangannya terarah untuk mengusap pipi Mingi dengan pelan. Mingi tersentak kaget. Matanya mengerjap-ngerjap pelan, bingung dan gugup.

“Aku tau semuanya bahkan saat kamu pertama kali datang menemuiku.”

A/n; wew, apani,,,,, Mungkin chapter 'percobaan' sampai sini aja ya'(*∩_∩*)′

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n; wew, apani,,,,,
Mungkin chapter 'percobaan' sampai sini aja ya'(*∩_∩*)′

Makan Siang | YungiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang