6. Sisi lain yang pertama

1.5K 306 18
                                    

Yunho berhasil sampai ditaman belakang dengan nafas terengah-engah, ia lantas mendudukkan dirinya ditempat biasa. Mencoba menetralkan nafasnya setelah belari kencang cukup jauh.

Salahkan Mingi yang tiba-tiba bertingkah sangat imut didepannya. Maka dari itu Yunho langsung berlari kesini. Ia tak kuat berlama-lama menatap Mingi dengan ekspresi imut seperti tadi.

"Susah juga mau bersikap cool kaya gini," lirih Yunho.

Ia mengambil sapu tangan pada kantong celananya, mengusap kening serta lehernya yang dibajiri keringat.

Setelah merasa lebih baik, Yunho akhirnya mulai memakan bekalnya dengan tenang. Sepasang earphone menyumbat kedua telinganya, menghalau suara-suara yang ia anggap mengganggu.

Dulu saat awal-awal ia memilih makan siang ditempat ini, suasananya memang hening dan sepi. Tapi sejak beberapa minggu yang lalu, Yunho rasa taman ini menjadi lebih ramai dikunjungi oleh siswa/siswi saat jam istirahat.

Yunho tentu merasa sedikit terganggu, tapi ia belum menemukan tempat yang pas untuk makan siang selain disini, jadi meskipun merasa terganggu ia akan tetap pergi kesini.





---------🍱

Setelah makanannya habis, Yunho segera membereskan peralatan makannya. Tak lupa juga untuk meminum air.

Biasanya Yunho akan diam sebentar selama lima menit disana setelah selesai makan. Baru setelahnya ia kembali ke kelas.

"Yunho!"

Yohan, teman sekelasnya berlari menghampiri Yunho. Membuat Yunho terheran-heran, karena tidak biasanya Yohan datang mencari Yunho saat jam istirahat begini.

"Oi, kenapa?" tanya Yunho begitu Yohan sampai didepannya.

"Udah selesai makan kan?"

Yohan bukannya menjawab pertanyaannya malah balik melontarkan pertanyaan. Yunho pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

Yohan tersenyum senang. "Bagus. Sekarang ikut aku ke ruang teater yuk, anak-anak pada ngumpul disana. Ada yang mau dibahas," kata Yohan. Menjelaskan maksud dan tujuannya datang menghampiri Yunho.

Ah, ngomong-ngomong, Yohan selain menjadi teman sekelasnya, ia juga merupakan teman satu ekskulnya.

"Okay," Yunho mengangguk, mengambil barang-barangnya dan pergi bersama Yohan ke gedung yang berada dekat dari sana.

Ruang teater berada dilantai dua, paling ujung dan juga menjadi ruangan yang paling luas digedung itu.

Yunho dan Yohan berjalan sambil mebicarakan tentang ekskul mereka, sebagian percakapan mereka yang penasaran kira-kira ada hal penting apa sampai semuanya berkumpul disana.

Saat berjalan menuju tangga, ia bisa melihat sosok Mingi dengan sekilas. Berjalan bersama dengan seseorang, entah siapa, Yunho tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Keduanya terlalu cepat menghilang dari pandangannya.

Yunho meskipun selalu menolak ajakan Mingi, sebenarnya ia selalu penasaran dengan sosok Mingi. Oh, atau katakanlah Yunho sedikit tertarik pada sosok Mingi.

Hingga saat melihatnya berjalan berdua dengan seorang siswa, membuatnya penasaran. Orang itu jelas bukan salah satu dari teman-teman Mingi, Yunho yakin karena tidak ada satupun Mingi yang setinggi itu.

Ya, sepengetahuannya sih begitu.

Tak mau menghilangkan kesempatan, Yunho segera menarik Yohan untuk mempercepat langkah mereka naik ke lantai dua.

"Woi pelan-pelan! Kakiku tidak sepanjang punyamu, Yun!"

Mendapat seruan protes dari Yohan, Yunho terpaksa melepaskan genggamannya pada tangan Yohan.

"Aku duluan, kalau kamu duluan sampai berarti aku ada ditoilet," kata Yunho.

Ia tanpa menunggu balasan dari Yohan, langsung berlari melewati tangga-tangga itu dengan mudah. Terimakasi pada kakinya yang panjang itu.

Ia sampai dilantai dua. Mengedarkan pandangan ke sekeliling, hingga menemukan sosok Mingi dan orang asing itu menghilang ditangga menuju lantai tiga.

Yunho kembali berlari mengejar mereka. Namun saat hampir sampai pada lantai tiga, ia mulai memelankan langkahnya. Berusaha agar tidak ketahuan oleh mereka berdua.

Yunho melihat mereka berdua berhenti didepan ruang musik. Akhirnya sosok asing itu dapat Yunho lihat dengan jelas.

"Lee Jaewook?"

Ia kenal sosok itu. Si ace tim basket sekolahnya. Tapi kenapa ia bisa dekat dengan Mingi?

Yunho kembali mengamati mereka berdua yang terlihat mengobrol dengan asik, bisa dilihat dari seberapa sering Jaewook tersenyum dan Mingi tertawa pelan.

"Dia gak pernah ketawa begitu kalau dekat aku," entah kenapa kata itu keluar dari mulutnya.

Yunho menyaksikan mereka hingga dua oang itu masuk kedalam ruang musik. Setelahnya Yunho memilih untuk turun ke lantai dua. Pergi ke ruang teater dimana harusnya ia berada sekarang.

Namun Yunho tidak bisa berhenti untuk berpikir ada hubungan apakah antara Mingi dan Jaewook. Kenapa mereka terlihat sangat dekat?

"Ck, kenapa aku harus peduli? Sial, aku bahkan bukan temannya dan kenapa aku malah memikirkannya terus?"

Yunho mengacak surainya dengan kesal. Aneh rasanya saat tidak bisa menghilangkan sosok Mingi dalam pikirannya. Padahal Mingi hanya orang asing yang datang minggu lalu padanya.

Si aneh yang tiba-tiba saja mengajaknya makan siang bersama. Diantara semua perempuan yang mengajak Yunho makan siang bersama, dan Mingi satu-satunya laki-laki yang terus-menerus datang dengan tujuan yang sama padanya.

Si aneh yang membuat Yunho tidak bisa tidur beberapa hari belakangan ini. Si aneh yang tiba-tiba saja membuatnya kebingungan.

Song Mingi itu sebenarnya hanya berniat mengajaknya makan siang atau ia juga berniat membuat Yunho kebingungan dengan perasaannya??

Song Mingi itu sebenarnya hanya berniat mengajaknya makan siang atau ia juga berniat membuat Yunho kebingungan dengan perasaannya??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n; bisa dibilang mereka berdua udah mulai ada rasa tertarik ke satu sama lain, cuma ya gitu,,, 😅

Makan Siang | YungiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang