20. Sampai disini, tapi bukan akhir semuanya

1.9K 213 35
                                    

Ah, hari Selasa. Hari dimana semua kemalangan terjadi dalam hidup Mingi—ini hanya menurutnya saja— karena itu hari Selasa menjadi hari buruk baginya.
Semua hal yang Mingi tak suka selalu terjadi di hari Selasa, entah kenapa begitu. Mingi saja sampai bingung.

Lihat saja, Mingi bangun kesiangan hari ini, ia bersiap-siap dengan cepat sampai melupakan sarapannya. Setelah itu ia berlari menuju halte bus, sialnya ia terlambat sekian menit hingga bus telah pergi meninggalkannya. Dan akhirnya Mingi terpaksa berlari sampai halte berikutnya.

Mingi kira ia akan terlambat, namun rupanya ia sampai di sekolah bertepatan dengan bel masuk berbunyi. Tapi Mingi masih perlu berlari sampai ke kelasnya. Percayalah, kaki Mingi terasa kebas saat ini. Namun ia tetap bersyukur, setidaknya kakinya ini panjang. Bayangkan jika yang mengalami ini adalah Wooyoung dengan kaki pendeknya,,,

Eh tapi tidak mungkin juga. Wooyoung bisa naik helikopter kalau ia mau. Jadi tidak ada kemungkinan bocah itu akan terlambat.

Setelah melewati pelajaran yang panjang dengan perut yang keroncongan, Mingi akhirnya istirahat. Mingi sudah besiap untuk pergi ke kantin, sampai tiba-tiba Lucas menghampirinya dan memberikan Mingi susu cokelat.

“Buat aku?”

Mingi menunjuk dirinya sendiri. Lucas dengan cepat mengangguk. “Iya, bukan dari aku tapi. Ada pesannya tuh, jangan lupa di baca. Susunya dihabisin juga.”

Mingi memandangi susu cokelat itu kembali, ia baru sadar terdapat sticky note berwarna merah muda menempel disana.

Susu cokelat untuk hari Selasa yang menyebalkan. Semoga kamu suka, jangan lupa dihabisin ♡

Sebuah kerutan tipis muncul didahinya, ia memutar-mutar susu itu memperhatikan setiap detailnya, siapa tau saja ada sesuatu tersenyumbunyi.

“Siapa yang nyuruh kamu ngasih ini ke Mingi?” tanya Yeonjun.

Sepertinya bukan hanya Mingi saja yang kebingungan, Yeonjun juga rupanya sama kebingungannya. Mingi kira ini akal-akalan mereka berdua.

“Adalah temen. Ngantin hayuk, ditungguin yang lain loh kita.”

Mingi mengangguk. Mengambil susu kotak itu dan berjalan beriringan keluar kelas bersama Yeonjun dan Lucas. Ia meminum susu itu dalam perjalanan ke kantin, tau-tau saat sampai di kantin susunya sudah habis terminum.

“Njuun! Igii! Siniiii!”

Yeonjun tersenyum lebar, ia menarik lengan Mingi untuk berjalan cepat ke arah meja yang ditempati teman-teman mereka yang lain.

“Uyoong! Ada yang ngasih Mingi susu cokelat tau. Kata Lucas dari temennya,” Yeonjun langsung melapor begitu sampai disana.

“Temennya Lucas? Xiaojun? Mark? Kita semua?”

“Aku juga temen Lucas!”

“Tapi Mingi, ya kali kamu ngasih susu cokelat ke dirimu sendiri lewat Lucas. Ribet banget, aku sih nggak mungkin ngelakuin itu.”

Sementara Yeonjun dan Wooyoung mrmulai perdebatan mereka dengan Mingi yang sesekali ikut campur, mereka tak menyadari ada Lucas dan Yunho yang sedang berkirim kode.
Lucas mengacungkan jempolnya, membuat Yunho tersenyum dan mengangguk pelan.

Yunho Kemudian berjalan medekati meja yang Mingi dan kawan-kawan tempati. Posisi Mingi yang duduk mebelakangi Yunho, hingga membuatnya tak sadar bahwa Yunho menghampiri dirinya. Sampai sebuah tepukan pelan ia rasakan pada bahunya.

Mingi menoleh kebelakang, senyum cerah Yunho langsung menyambutnya. Yunho membungkukkan badannya sehingga wajah mereka berdua sejajar saat ini. “Halo Mingi, udah pesan makanan?”

Makan Siang | YungiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang