Kemarin secara tiba-tiba Yunho mengajak Mingi pulang bersama, tapi Yeosang dan Subin tak membiarkan Yunho pulang bersama Mingi. Bahkan dua orang ini rela tidak pulang bersama pacar mereka demi menjauhkan Yunho dari Mingi.
Karena kejadian kemarin, Mingi jadi merasa tidak enak pada Yunho. Padahal Yunho kemarin menawarkan pulang bersama dengan baik-baik, tapi Yeosang dan Subin malah mencerca Yunho, menyuruhnya untuk menjauhi Mingi.
Ditambah hampir semua teman Mingi ada dipihak Yeosang dan Subin, yang sama-sama tidak memperbolehkan Mingi pulang bersama Yunho. Berakhir Yunho mengalah, dan mereka tidak jadi pulang bersama.
Ini salah Mingi juga, kemarin ia tidak memberontak saat Yeosang melarangnya pulang bersama Yunho. Dan kalau dipikir lagi, Mingi berhak menentukan pilihannya sendiri. Entah mau menerima tawaran Yunho atau tidak.
Jadi saat hari ini secara diam-diam Yunho menemuinya dan kembali mengajaknya pulang bersama, Mingi tanpa ragu mengatakan iya.
———————————🍱
Yunho ternyata selama ini pergi kesekolah memakai bus juga, Mingi kira Yunho menaiki kendaraan pribadi.
“Eung, rumah kita searah gak sih?” tanya Mingi, ia baru saja sadar bahwa bisa saja rumah mereka tak searah. Kalau begitu apa gunanya rencana pulang besama jika nantinya mereka menaiki bus yang berbeda?
“Loh, iya juga ya. Kamu naik bus nomor berapa?” sama halnya seperti Mingi, Yunho juga nampaknya baru saja sadar akan hal ini.
Dalam hati Mingi mengumpat betapa bodohnya mereka berdua, bisa-visanya hal penting seperti ini terlupakan.“Bus nomor 213, kamu?” Mingi menggigit bibirnya, menatap was-was pada Yunho.
Jika dilihat dari bagaimana terkejutnya Yunho dan bagimana wajah berseri itu berubah lesu, Mingi yakin bahwa bus mereka berbeda.
“Eum, kita beda bus. Aku 272,” kata Yunho.
Mingi menunduk kecewa, bergumam kesal sembari mencebikkan bibirnya. Gagal lagi deh. Ia dan Yunho tidak bisa pulang bersama.
“Kita rubah saja rencananya,” kata Yunho tiba-tiba.
Mingi mendongkak, mengerutkan dahi dan memberikan Yunho tatapan penuh tanya. Sedangkan Yunho hanya tersenyum simpul padanya.
“Maksud kamu apa, Yunho?? Gak usah sok misterius!”
Mingi memekik kesal karena Yunho tak kunjung menjelaskan maksud dari perkataannya barusan, dan Mingi juga mulai kehilangan kesabarannya. Bus miliknya akan segara tiba. Jika Yunho seperti ini, maka waktunya akan terbuang sia-sia.
“Masa kamu gak ngerti sih?” Yunho malah balik bertanya.
“Aku gak ngerti, makanya tadi aku tanya! Cepetan ih, busku bentar lagi dateng!” kesabaran Mingi benar-benar menipis sekarang, jika Yunho tak kunjung menjawab mungkin Mingi akan langsung meninggalkannya disini sendirian.
“Maksudku, kita ubah rencana pulang barengnya. Kita jalan-jalan bentar, jangan pulang dulu. Mau gak?”
Mingi mengernyit bingung, “Huh? Ngapain? Kenapa harus jalan-jalan dulu?” tanya Mingi.
Yunho terlihat menepuk dahinya dengan cepat, ia menghela nafas panjang lalu menatap Mingi dengan senyum paksa. “Song Mingi kamu ini memang tidak peka atau bodoh sih? Aku ingin menghabiskan waktu berdua bareng kamu,ngerti?”
“Hah?!”
“Hah, heh, huh, hih, hoh. Ayo jangan banyak bengong!” Yunho tanpa aba-aba menarik tangan Mingi, dan mengajaknya pergi dari halte bus.
“Eh tunggu! Kita mau kemana?”
Yunho menoleh sekilas, menemukan Mingi dengan ekspresi linglungnya. “Udah ikut aja, gak jauh kok.”
Mingi mengangguk tanpa sadar. Ya sudahlah, ikuti saja.
———————————🍱
Sebuah taman, Yunho mengajaknya pergi kesebuah taman. Memang lokasinya tidak begitu jauh dari sekolah mereka, tapi perjalanan untuk sampai kesini butuh perjuangan. Mereka tadi melewati jalan tanjakan dan sebuah gang yang dipenuhi anjing menggonggong, yang siap kapan saja mengejar mereka.
“Maaf ya, tadi itu jalan pintas satu-satunya buat kesini,” kata Yunho, menyadari betapa kesalnya Mingi sekarang.
Mingi menyadari dirinya tidak tersenyum sejak tadi, mungkin Yunho merada tidak enak dengan hal itu. Padahal Mingi hanya kehausan, makanya ia hanya diam dan menekuk wajahnya.
“Gapapa, aku gak marah atau kesal sama kamu. Aku cuma haus,” kata Mingi, ia mencoba menampilkan senyum manisnya agar Yunho tidak merasa bersalah.
“Kamu haus? Airku udah habis sih. Tunggu bentar ya, aku beliin minum. Ada mini market deket sini,” kata Yunho.
Belum sempat Mingi merespon apa-apa, Yunho terlebih dahulu berlari menjauh darinya. Membuat Mingi tak bisa melakukan apa-apa, jadi sekarang ia memilih untuk duduk disalah satu ayunan yang ada disana. Tasnya ia letakkan dibangku panjang yang terletak tak jauh dari sana.
Beberapa menit kemudian Yunho datang menenteng kantong plastik sedang, entah kenapa Mingi yakin isinya bukan hanya sebotol minuman.
Yunho duduk pada ayunan kosong disebelah Mingi, lalu menyodorkan sebotol minuman padanya.
“Makasi, Yunho. Kapan-kapan biar aku ganti uangnya,” kata Mingi.
Yunho hanya mengangguk singkat, ia lantas mengeluarkan sebuah es krim dari dalam sana. Yunho juga sempat menawarkannya pada Mingi, tapi Mingi menolak. Minuman saja sudah cukup.
Mereka berdua tidak banyak melakukan hal apapun disana selain duduk diatas ayunan sambil mengobrol. Terkesan sangat biasa, namun Mingi benar-benar suka saat hanya ada dirinya dan Yunho berdua.
Saat itu juga Mingi mulai sadar, meski awalnya Yunho yang mendekatinya terasa aneh, namun lama kelamaan Mingi menemukan sebuah keyamanan saat berdua dan berada didekat Yunho.
A/n; aaaa besok kak igi ultah uwuwuwu, pen buat spesial chap gitu tapi besok minggu. Yang mana waktunya ngebabu dan ngegame, plus aku juga masih punya tugas kewirausahaan yang belum kelar:'( help dah otakku males mikir mau buat usaha apa(ㄒoㄒ)(ㄒoㄒ)
KAMU SEDANG MEMBACA
Makan Siang | Yungi
Fiksi Penggemar"Yunho, makan siang bareng yuk?" Dasar teman laknat! Gara-gara paksaan mereka, Mingi jadi mempermalukan diri sendiri untuk bisa membuat Yunho menerima ajakan makan siang bersamanya. !bxb !Top=Yunho, jangan salah lapak ya:) ©berrymochim, 2020