1. Percobaan pertama

2.1K 351 11
                                    

Mingi berusaha kabur dari rangkulan Yeonjun yang amat kencang pada bahunya. “An—ji! Lepasin oy, sakit!” teriak Mingi dengan kesal.

Dia menggerakkan badannya supaya bisa lolos dari rangkulan erat Yeonjun, tapi yang ada Yeonjun makin erat merangkulnya. “Santai dong Mingi, gugup banget kayanya.”

Mingi mendengus kesal, ia tau Yeonjun sedang mengejeknya saat ini. Harusnya kemarin ia iyakan saja ancaman Wooyoung yang ingin menyebarkan aibnya, kan Mingi bisa serang balik dengan menyebar aib Wooyoung. Huh, bodohnya baru kepikiran sekarang.

“Oi, Mingi converse!”

Yeosang menghampiri Mingi dan Yeonjun dengan senyuman lebar. Padahal biasanya yang menyapa duluan itu Mingi, sekarang malah kebalikannya.

“Mingi converse? Maksudnya apa?” tanya Yeonjun.

Yeosang senyum makin lebar, “Kalau aku menang taruhan, aku bakal dibeliin sepatu converse terbaru. Makanya Mingi kupanggil begitu, sebagai pengingat aja,” jawab Yeosang dengan santai.

Mingi menganga lebar. “Gak waras kamu Sang!”

Yeosang tertawa pelan sambil mengaruk kepala belakangnya. Mingi tadi gak sengaja teriak, sampai-sampai bikin beberapa teman sekelasnya natap Yeosang heran.

“Hehe, kalem Mingi. Mending cepet temuin Yunho gih,” kata Yeosang.

“Gak mau, kita batalin aja bisa gak?”

Mingi memasang wajah memelasnya, memohon agar Yeosang mau membatalkan taruhan mereka. Tapi Yeosang malah menggeleng tegas, ugh sial.

“Ayo hadapi kenyataan, sana temui Yunho,” Yeonjun mendorong Mingi agar masuk kedalam kelas Yeosang yang kini lumayan sepi, sebab sebagian sudah pergi ke kantin.

Mingi mendengus kesal, melirik Yeosang dan Yeonjun menyemangatinya dari luar kelas. Dengan terpaksa ia berjalan mendekati meja Yunho, anak itu duduk dibelakang ternyata.

Dan memang benar soal gosip Yeosang kemarin, Yunho ini memang populer. Lihat saja ada 5 siswi disana sedang berusaha mengajaknya makan siang. Ya ampun, Mingi cowok satu-satunya!

“Eh?”

Mingi menatap heran pada 5 siswi yang kini perlahan menjauh dari meja Yunho, mereka tertunduk lesu, berjalan melewatinya dan pergi keluar kelas.

Tersisa mereka berdua berarti. Mingi kembali berjalan menuju meja Yunho. Begitu sampai didepan Yunho, Mingi mendadak bingung ingin berbicara apa.

Yunho yang baru saja ingin memasukkan bukunya kedalam tas, menjadi urung sebab seseorang asing berdiri didepannya. Yunho berpikir ia mau membicarakan sesuatu yang serius dengannya.

Namun ternyata Mingi malah diam sambil menundukan kepalanya, yang mana membuat Yunho mengernyit heran.

Yeosang dan Yeonjun yang memantau dari luar kelas mendadak gemas dengan tingkah Mingi, gregetan menunggu anak itu untuk bersuara.

“Bilang saja, Yunho ganteng mau makan siang bareng Mingi yang ganteng ini juga gak?”

Mingi menggeleng ribut saat kata-kata itu terngiang dikepalanya. Gak, gak, gak! Jauh-jauhlah kamu wahai kata-kata bodoh dari Choi-bucin-San.

Tindakan aneh Mingi itu, jelas membuat Yunho kebingungan. Namun Yunho memilih mengabaikan Mingi dan kembali memasukkan buku-bukunya kedalam tas.

“Gini terus rugi bandar aku bos,” komentar Yeosang pelan.

Yeonjun mengangguk, “Harusnya besok kita kasih Mingi earphone, jadi kalau dia bingung kita tinggal ngomong bantuin,” kata Yeonjun.

“Boleh juga.”

Kembali pada Mingi, ia masih sibuk merangkai kata-kata dalam hatinya. Takutnya kalau salah ngomong, Yunho tersinggung lagi.

“Kamu mau ngomong sesuatu?”

Mendengar suara itu, Mingi buru-buru mendongkak. Menatap Yunho dengan lebih jelas. Yunho menatapnya dengan datar, namun tak bisa Mingi pungkiri bahwa Yunho benar-benar seperti yang digosipkan teman-temannya. Dia tampan.

“Yunho, kenalin namaku Mingi. Mau makan siang bareng gak?” tanya Mingi, langsung to the point saja ya. Biar cepat selesai.

Mingi yakin sekali bahwa ajakannya akan ditolak oleh Yunho.

“Oke, Mingi salam kenal. Maaf tapi ajakanmu ku tolak.”

Tuh kan benar! Yunho tanpa basa-basi lebih lanjut langsung menolaknya. Tapi, kelihatannya dia sopan juga ya.

Mingi mengangguk-ngangguk, namun ia tak langsung pergi begitu saja dari sana.

“Kalau boleh tau, kamu biasa bawa bekal atau beli makanan dikantin?” tanya Mingi.

“Aku bawa bekal sendiri.”

Jadi dia bawa bekal sendiri? Oke, dicatat. Berarti jika membawa bekal sendiri, kemungkinan Yunho menerima ajakan makan siang bersamanya akan meningkat dong?

Eh, loh? Kok?

Kenapa juga Mingi harus berpikir sampai kesana? Kan tidak masalah kalau ia berhasil atau gagal.

Mingi ini kenapa sih? Sepertinya dia butuh makan sekarang. Otaknya mulai berpikir aneh jika sedang lapar.

“Oke, kalau gitu sampai ketemu besok, Yunho!” Mingi melambai sebelum berlari keluar kelas.

“Huh? Aneh.”

————🍱

“Jadi percobaan pertamamu gagal?”

Mingi mengangguk dengan mulut penuh roti, tangan kirinya memainkan sedotan pada jus jeruknya, satu tangan lagi memegang sebungkus roti yang telah digigit.

“Gapapa sih, masih ada banyak percobaan dihari lainnya,” kata San saat melihat kekecewaan teman-temannya, kecuali Mingi tentu saja.

Mingi mengangguk mendengar perkataan San. “Iya denger tuh kata San, malah aneh gak sih kakau Yunho nerima ajakanku tadi? Kita aja baru kenalan tadi,” kata Mingi.

Yeosang sedaritadi fokus pada makanannya tiba-tiba saja mengeluarkan suara, “Besok bawa bekal jangan lupa,” katanya pada Mingi.
Mingi berdecak pelan, “Iya tau, udah deh kalian semua makan aja. Gak usah mikirin soal Yunho itu lagi deh!”

Mendengar nada kekesalan dari ucapan Mingi, para teman-temannya langsung diam dan kembali fokus menyantap makanan mereka.

Mingi tersenyum lebar. Nah, kalau tenang begini kan enak. Dia bisa memakan rotinya lagi dengan nikmat.

 Dia bisa memakan rotinya lagi dengan nikmat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Makan Siang | YungiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang