Part 14 ~ Latihan Pertama

88 8 2
                                    


Kami sudah memutuskan lagu yang akan kami tampilkan, aku senang tapi juga gugup. Bahkan lihat panggungnya saja belum tapi aku sudah deg-degan karena ini menyangkut harga diriku didepan Elsa. "Kita memiliki waktu sekitar 3 minggu untuk latihan. Bagaimana jika kita mulai latihan hari ini?" tanyaku, "Hari ini? apa tidak terlalu mendadak?" Elsa seketika terlihat gugup. "Tidak, semakin kita bisa memanfaatkan waktu akan semakin baik" ucapku dengan penuh semangat.

"Tapi... Aku malu Jack" Kata Elsa tersipu malu, kenapa dia terlihat imut sekali saat sedang tersipu? "Kenapa harus malu? Tenang aku tahu tempat latihan yang cocok untuk kita berdua" kataku meyakinkan. "Tapi..." sebelum Elsa berkata apa-apa lagi, kutarik tangan Elsa sambil setengah berlari. "Jangan terlalu gugup, santai saja ya. Kau akan akrab dengan mereka, percaya padaku" kataku sambil terus berjalan.  Sebenarnya latihan ini hanya alibi saja supaya aku punya alasan untuk mengajak Elsa pergi, hahaha... dasar aku licik. "Oh iya Jack, kamu bilang akrab dengan mereka. Mereka siapa?" tanya Elsa keheranan, "Nanti juga kamu tahu, ya sudah pakai helmnya lalu kita berangkat" jawabku yang membuat Elsa makin penasaran. "Pegangan yang kuat Queen" ku jalankan motorku dengan kecepatan penuh. Elsa tidak berteriak tapi memelukku dengan erat sekali, bukannya memperlambat aku malah makin cepat hingga motorku hampir standing. Ya aku tahu ini kejam, cuma aku gemas saja melihat ekspresinya. Tidak lama kami pun sampai ke tempat North, oh iya North memiliki studio musik yang kadang aku gunakan untuk latihan jadi aku tidak membuat gaduh dirumah. Elsa turun dengan keadaan bingung, apa aku terlalu cepat membawa motornya ya? Aduh aku jadi tidak enak. "Anu, maafkan aku ya. Aku membuatmu jadi takut" kataku meminta maaf dan merasa bersalah. "I-itu tidak apa-apa, lain kali jangan begitu lagi ya. Memang kita buru-buru tapi tidak baik mengebut seperti itu" jawab Elsa masih berusaha tersenyum, ya ampun kenapa makin imut aja sih? Dadaku berdegup kencang, ini bahaya. "Iya nanti aku akan pelan-pelan, sekarang masuk yuk. mereka sudah menunggu" ajakku. Didalam sudah ada North dan tooth yang sedang ngobrol sambil minum teh. "Hai guys, maaf aku baru datang" sapaku pada mereka yang disambut pelukan oleh North. "Sering-seringlah mampir Jack, aku senang kau bisa datang hari ini. Hmm, Siapa wanita cantik disebelahmu ini?" tanya North penasaran kulihat Tooth juga sedikit tertarik dengan Elsa. "Oh iya, kenalkan namanya Elsa, dia teman kuliahku" kataku memperkenalkan Elsa kepada mereka berdua. Tooht yang tidak sabar langsung menghampiri Elsa, "Hai Elsa, namaku Toothania. Senang berkenalan denganmu" Tooth yang terlalu bersemangat, sampai saat Elsa ingin bicara dia sudah mengobrakabrik mulut Elsa untuk melihat giginya. "Seperti dugaanku, giginya sama sepertimu Jack, putih seperti salju" kata Tooth dengan sangat bersemangat. "Tooth jangan begitu dengan Elsa, lihat dia tidak nyaman" kataku sambil menjauhkan Elsa dari Tooth. "Kau baik-baik saja?" tanyaku kepada Elsa yang dibalas dengan anggukkan, dia masih terkejut. "Maafkan aku, aku terlalu bersemangat saat Jack menceritakan soal dirimu Elsa. Makanya aku penasaran" Tooth meminta maaf pada Elsa, dia benar-benar merasa bersalah. "Tunggu Jack menceritakan soal aku?" Elsa jadi makin bingung, "Iya dia menceritakan soal dirimu, soal suaramu yang indah, dan betapa cantiknya kamu ..." belum selesai Tooth bicara, aku ajak Elsa masuk ke studio musik. "Maafkan mereka ya, terutama Toothania. Dia memliki obsesi terhadap gigi, makanya dia kuliah di kedokteran gigi" aku kembali minta maaf, Tooth kadang kelewatan. "Tidak apa-apa Jack. Dia hanya penasaran soal aku saja, aku lebih kepikiran soal apa saja yang kamu ceritakan" Elsa masih bingung dengan kata-kata Tooth. "I-iya aku memang benar, aku menceritakan soal kamu. Karena k-kamu c-c-cantik" jawabku gugup, duh dasar Tooth tidak bisa menjaga rahasia. Elsa terkejut sambil tersipu malu. Ya ampun dia benar-benar wanita tercantik yang pernah ku temui. "S-sudah a-ayo kita mulai latihan" aku langsung mengalihkan pembicaraan dan bersiap-siap dengan alat musikku.

Akhirnya kami berlatih selama 2 jam, setelah aku perhatikan Elsa memiliki suara yang indah. Memang tidak terlalu berpower tapi sangat stabil. Menurutku itu suara terindah dibanding penyanyi-penyanyi wanita yang lain. "Akhirnya selesai juga, sekarang kita istirahat dulu ya" kataku sambil merebahkan tubuhku di sofa panjang. Elsa terkikik dan ikut duduk didekat sofa. "Suaramu indah sekali Jack" pujinya kepadaku, hehehe itu sudah pasti tapi suara Elsa yang lebih indah. "Tidak, suaramu lebih indah. Aku sampai tidak bisa berhenti mendengarkan suaramu" aku tidak bohong memang suaranya sangat indah. Elsa tersenyum lembut, Tuhan... tolong hentikanlah waktu. Aku ingin terus bersamanya. "Elsa, a-aku ingin tahu apakah weekend ini kamu senggang. S-siapa tahu kita bisa jalan-jalan atau latihan lagi" ajakku kali ini terus terang. Laki-laki harus gentleman. "T-tentu saja" kata Elsa malu-malu. Aku tidak tahan, aku bangkit dari posisi tidurku dan memeluk Elsa. "Kau tahu? Aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu. Aku..." belum selesai aku bicara, North masuk tanpa mengetuk pintu dan dia melihatku memeluk Elsa. Kami bertatapan canggung, "Maafkan aku, aku hanya ingin memberikan makan malam. Silahkan kalian lanjutkan" kata North sambil menaruh makanan dimeja kemudian dia keluar dan menutup pintunya. "Sebaiknya kita makan lalu bersiap-siap pulang" kata Elsa, aku mengaangguk setuju.  Kami makan sambil sedikit bercanda. Setelah itu kami pamit pada North dan Tooth untuk pulang.

Sepanjang jalan Elsa memelukku lembut, menikmati angin malam yang dingin. Semoga saja ini menjadi awal yang baik untuk kita berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can We Still Together?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang