"Attention, guys! Jadi gua mau ngasih tau ke kalian semua kalo gua sama Defan udah di jodohin, yey ..." teriak Vina dibalas sorakan heboh dari teman-teman sekelas.
Sontak aku pun langsung menengok 'tak percaya pada Vina, 'tak percaya dengan apa yang kudengar barusan, Vina melihat ekspresiku dan membalas dengan senyum jahatnya.
"Jadi, rencananya lulus sekolah kami langsung nikah, kalian jangan lupa dateng, ya, guys, ke acara gua sama Defan nanti!" seru Vina sengaja memanas-manasiku.
"Beneran, nih, lo di jodohin sama si cogan itu? Wah, gila! Mimpi apa lo, Vin, semalem?"
"Asiklah, nikah muda."
"Yang meriah, ya, nikahnya, gua kadoin tv, deh, ntar, haha."
"Bulan madu di atas awan, woy, biar indah."
Berbagai celotehan dari teman-teman sekelasku mulai terdengar, berita ini sebentar lagi pasti akan tersebar. Aku hanya bisa diam dan merasa sangat sedih, cuma Defan satu-satunya orang yang bisa mengerti diriku dan selalu ada untukku, tapi sebentar lagi, Defan akan menjadi milik Vina seutuhnya saat lulus nanti, dan aku tidak tahu lagi akan menjadi seperti apa hidupku kelak, entahlah.
"Woy, Hama! Kok, lo diem aja daritadi? Haha, iri, ya, lo sama Vina? Kasihan, deh, sebentar lagi pahlawan lo bakal diambil," ucap salah seorang siswa diikuti gelak tawa oleh siswa-siswi lainnya.
"Maaf, ya, pahlawan lo nanti bakalan jadi milik gue," ucap Vina dengan nada sedih yang meledek.
Aku membuang muka berharap Defan segera datang, dan ingin menanyakan tentang kebenaran semua ini karena dari tadi Defan belum juga berangkat sekolah, apa mungkin ia tidak masuk hari ini?
"Maaf, ya, sayang, aku nggak bisa melindungi kamu lagi karena aku udah di jodohin sama Vina," ujar Rangga dengan nada yang dibuat-buat seolah dia adalah Defan.
Semua kembali tertawa, terus saja mengolok-olokku tanpa ampun dengan tawa mereka yang mirip sekali dengan penyihir jahat.
"Diam!" teriakku 'tak tahan mendengar ejekan mereka yang sangat membuatku terjatuh dan membuat hatiku bertambah sedih.
Tiba-tiba kelas mendadak hening, semua beralih menatapku dengan tatapan tak percaya. "Wow, si Hama udah berani, ya, sekarang," ucap mereka menggelengkan kepala 'tak percaya sambil bertepuk tangan terperangah.
Aku menutup mulut, sial! Mengapa aku berani sekali berteriak seperti itu, ah, sebentar lagi mereka pasti akan mem-bully-ku.
"Udah berani ngelawan, ya, sekarang?" tanya Vina dengan nada mengerikan sambil berjalan menghampiriku.
"A-- eng-enggak, Vin," jawabku gugup karena jarak Vina semakin dekat.
"Jangan sok hebat, ya! Jangan karena Defan selalu ngelindungin elo, lo jadi seenaknya dan mulai berani, iya?!" teriak Vina sambil menjambak rambutku, aku hanya bisa meringis kesakitan 'tak tahu harus menjawab apa, karena aku takut jika sampai salah berbicara.
"Pegang tangan dia!" suruh Vina kepada salah satu temannya.
Mau diapakan lagi aku? Dasar manusia 'tak punya hati!
"Kalo di depan Defan, tuh, jangan sok manis, ya! Muka lo itu jelek, nggak pantes kalo terus-terusan dipandang Defan," ucap Vina sambil mengoleskan lipstik ke mukaku, membuat wajahku kini terlihat seperti orang gila dengan rambut acak-acakan.
"Hahaha." Semua yang melihat itu tertawa, seperti ada kesenangan tersendiri saat mereka melihat aku menderita, ingin rasanya aku melawan, tapi aku tahu sekuat apapun aku melawan tetap saja mereka yang akan menang. Karena aku hanya sendiri, 'tak ada yang membela diriku, kecuali Defan. Ya, Defan, kamu dimana? Aku sangat membutuhkanmu.
'Tak terasa air mataku pun mengalir, saat Vina dan temannya melepaskanku, aku segera bangkit dan berlari untuk membersihkan diriku ini yang sangat tidak memiliki harga diri sama sekali di depan mereka.
Aku terus berlari di koridor sekolah menuju kamar mandi, 'tak peduli dengan berbagai tatapan orang-orang yang ada di sana, serta tawa mereka yang sangat 'tak memiliki belas kasihan.
"Def, jangan pernah tinggalin aku, aku nggak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu beneran jadi milik Vina ..." isakku sambil memandang pantulan wajahku yang dipenuhi dengan lipstik. Dengan teliti, kubersihkan semua lipstick itu, dan merapihkan kembali rambutku yang berantakan. Aku mencoba tersenyum, meyakinkan kalau apa yang kudengar tadi hanyalah halusinasiku saja.
Aku merogoh kantong baju yang ada di dadaku, kuambil gantungan merpati yang Defan berikan kemarin, "cuma kamu, Def, penyemangat aku dan satu-satunya orang yang udah mengembalikan warna hidupku, tolong jangan pernah pergi!" pintaku sambil menggenggam erat-erat gantungan merpati dari Defan, berharap selamanya Defan akan selalu bersamaku.
____________________________________
Defan di jodohin sama Vina? Duhh ga kebayang 😭😭
Terus Defan ke mana sii malah ngilang 🤔
Alhamdulillah aku update 3 part😂 ketika cuma di rumah doang, waktuku habis untuk menciptakan alur kisah ini🤣🤣
Buat yang sama-sama penulis juga, pasti tau ya gimana rasanya pusing mikirin alur cerita 😊 jadi tolong jangan ada yang PLAGIAT!!
Tinggalkan jejak untuk menghargai karya penulis💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST FRIEND AND FIRST LOVE (SUDAH TERBIT!!)
RomancePLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! BUKU SUDAH DITERBITKAN DAN BISA DIDAPATKAN DI TOKO BUKU ONLINE ATAU WEBSITE guepedia.com Sinopsis: Seorang wanita yang hidup dalam kesengsaraan, menjalani hidup dalam kepedihan. Kebahagiaan 'tak pernah berpihak padanya, b...