6. LO BERDUA PACARAN?

853 131 18
                                    

Sebelum baca, gimana kalo ketuk layar, clik bintang dulu yeorobun😌.
.
.

Shiren tak henti-hentinya tercengang saat masuk ke dalam bangunan tersebut. Awalnya Shiren membayangkan tempat kumuh dan gelap yang ada di dalam sana. Namun semua dungaannya salah besar, karna yang ia lihat justru sangat berbeda dari yang terlihar dari luar gedung tersebut.

Di dalam malah terlihat seperti sebuah apartemen lengkap dengan sofa, meja bar, wastafel, bahkan ada tv berlayar besar.

Sepertinya Shiren harus meminta maaf pada Arlan karna sudah berpikir yang tidak-tidak karna teman yang dikatakan Arlan adalah teman perempuannya. Ada sekitar lima orang di dalam sana yang menyambut mereka berdua. Bahkan sapaan mereka juga hangat dan ramah.

“pasti kalian kehujanan ya?” tanya seorang perempuan yang menghampiri mereka berdua dan memberikan handuk pada Shiren.

Shiren tersenyum kikuk pada gadis itu lalu mengalihkan pandangannya pada Arlan yang menatapnya dengan wajah datar.

“Lau, tolong dia ya.” ucap Arlan lalu pergi masuk ke dalam ruangan di dekat meja bar. Gadis yang dipanggilnya ‘Lau’ itu mengangguk lalu menyentuh bahu Shiren lembut.

“yuk ke atas, lo pasti kedinginan.” ucap gadis itu sambil tersenyum.

Lagi-lagi Shiren dibuat tercengang dengan keadaan di lantai dua yang jauh dari kata kotor, berantakan. Kumuh dan lain sebagainya. Karna di lantai dua sama halnya seperti kamarnya di rumah. Shiren jadi harus berpikir keras, tempat apa ini sebenarnya.

“lo bisa pake baju gue, maaf ya jelek.” gadis itu memberikan satu stel baju pada Shiren lengkap dengan pakaian dalam baru yang masih bersegel.

“eh, nggak kok. Malahan gue makasih banget.” ucap Shiren.

“gantinya di sana aja.” tunjuknya pada pintu berwarna putih.

Shiren segera masuk dan mengganti pakaiannya yang basah tersebut. Baju yang dipinjamkan teman Arlan tidak begitu jauh dengan stylenya. Tak masalah.

Shiren lalu keluar dengan wajah yang lebih segar. Shiren sedikit kikuk saat teman Arlan masih mnungguinya.

“Gue Laudia.” ucap gadis itu memperkenalkan diri.

“Shiren.” balas Shiren.

“namanya cantik, kayak orangnya.” kekeh Laudia membuat Shiren tersenyum kikuk. Walaupun Shiren hobi memuji diri tapi jika dipuji orang baru tetap saja rasanya canggung.

“lo pacar Arlan kan?” tanya Laudia yang membuat Shiren reflek menggeleng cepat.

“masa bukan pacarnya?” tanya Laudia dengan wajah bingung.

“emang kenapa?” tanya Shiren bingung.

“oh,,nggak. Nggak papa kok. Yuk ke bawah.”

“baju basahnya biarin aja. Kita pasti ketemu lagi kok.” ucap Laudia lalu menarik tangan Shiren.

“eh duluan aja, gue mau nelpon nyokap dulu.” Laudia mengangguk lalu pergi terlebih dahulu.

###

Arlan sudah duduk di sofa panjang di ruangan tersebut setelah mengganti baju. Bergabung dengan empat temannya yang lain. Dua laki-laki dan dua perempuan dan disusul dengan satu perempuan yang kita tau bernama Laudia.

“tumben banget ke sini, Lan?” tanya gadis berambut merah gelap.

“sama cewek lagi.” imbuh pria yang duduk di samping Arlan.

Pacar KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang