7. MAKASIH UDAH SETUJU, Ar. +PEMBERITAHUAN!!!!

790 128 30
                                    

Setelah aku pikir2 akan lebih ngefeel kalo Arlan berinteraksi dg Shiren pake Saya-kamu. Aku pikir itu akan lebih imut-imut greget gimana gituuu.

Semoga kalian masih nyaman bacanya yah walaupun sedikit aku ganti gaya bicara Mereka berdua.

Itu doang sih. Selebihnya masih sama dari awal. Happy reading

.........

Sebelum baca, gimana kalo ketuk layar, clik bintang dulu yeorobun😌.
.
.

Mereka berdua sudah berdiri di depan meja seorang dosen yang biasa mereka sapa dengan Pak Waryo. Wajah mereka berdua sama-sama santai, yang satu santai karna memang tidak merasa ada masalah dengan soden tersebut. Dan yang satu lagi santai karna masa bodoh dengan apa yang akan disampaikan pria di depannya itu.

"Maaf saya minta kalian menemui saya setelah jam kuliah kalian selesai." ucap Pria berkumis itu.

"Tidak apa-apa pak. Bapak manggil saya untuk apa pak?" ucap Si Ganteng sopan.

"sebelum saya bicara sama kamu, Arlan. Saya mau ke Shiren dulu." si yang punya nama langsung mendongak.

"kamu tau kesalahan kamu?" tanya Pak Waryo pada Shiren. Dan mungkin dasarnya sudah tidak peduli si cantik langsung menggeleng mantap membuat sang dosen berdecak pelan.

"Nilai akhir kamu selalu bikin saya puas, Shiren. Nilai kamu selalu meningkat di semua materi yang diujiankan." ucap Pria itu dengan wajah serius.

"Tapi," sambung Shiren.

"Kenapa kamu sambung ucapan saya dengan tapi?" tanya Pak Waryo.

"Ya iya lah, Pak. Yakali bapak muji saya kalo nggak ujungnya tetep aja saya salah di mata bapak." jawabnya.

"Bagus kalau kamu langsung tau." timpal Pak Waryo.

"Tapi, semua nilai tinggi saat ujian saja tidak akan berguna kalau kamu masih saja tidak serius dengan kuliah kamu Shiren. Saya tau kamu pintar, cerdas. Kamu bisa paham walaupun kamu tidak menyimak saat dosen menerangkan. Namun," Pak Waryo memberi jeda ucapannya dan menatap Shiren yang juga serius menyimak di hadapannya.

"Disini kamu bukan hanya mencari nilai tertulis. Kamu juga harus berusaha dan ikut serta dengan standar yang telah ditetapkan oleh pihak kampus. Kamu harus mengerjakan tugas kamu sendiri, ikut praktikum dengan serius, dan tepat waktu saat datang serta tidak menjadikan keterlambatan sebagai alasan kamu untuk tidak menghargai dosen yang sedang memberikan materi."

Bibir Shiren mengatup ke dalam. Gadis itu tidak mengatakan apapun. Ia hanya menunduk dan, sedikit malu dengan Arlan yang berdiri di sampingnya saat ini. Baru kali ini ia malu saat Pak Waryo mengatakan keburukannya di depan orang lain.

"Saya harap kamu kali ini paham dengan yang saya sampaikan. Sama seperti yang lain, orang tua kamu pasti tidak ingin kamu gagal dan tidak punya masa depan."

"iya, Pak." cicit Shiren tanpa mau mengangkat kepala.

"Saya akan minta seseorang untuk bantu kamu dalam praktek kamu, Shiren." kepala Shiren langsung mendongak sambil menatap sang dosen dengan kening berkerut.

"Arlan, saya minta kamu bisa membimbing dan membantu Shiren. Anggap saja kamu membantu orang tua Shiren supaya masa depan anak gadisnya tidak hancur karna rasa malas yang sudah mendarah daging itu." ucap Pak Waryo sambil melirik Shiren yang sudah tampak komat kamit seperti biasa.

Di dalam hati Shiren sudah menyumpahi pria berkumis itu, pak Waryo adalah orang paling bisa membuat Shiren malu dan tak berkutik. Mulut pedas serta kekuasan yang beliau punya mampu membuat Shiren tidak bisa menolak.

Pacar KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang