Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),
Q. S. Al Hajj ayat 34
^^^^
"Adek dari mana?" Tanya Ziza kepada Surya.
"Beli ini di lual sana" tunjuk Surya sesuatu yang di pegang nya.
"Apa itu coba mamah lihat"
"Tue enak" pamer Surya.
"Punya kakak, mana?" Tanya Bintang.
"Ndak ada" Surya menyembunyikan kue yang dia bawa dari jangkauan Bintang agar tidak di ambil.
"Bagi dong, kakak juga mau" pinta Bintang.
"Ndak mau" tolak Surya.
"Adek sini kasih ke Mamah, potong dulu kue nya nanti kita makan sama-sama" panggil Ziza.
"Ndak mau" geleng Surya.
"Tadi kan sudah janji, mau bagi-bagi. Ini kok enggak mau" ucap Adit mengingatkan Surya akan janji nya tadi saat membeli kue.
"Tapi atu mau banak"
"Iya, nanti adek yang paling banyak. Sekarang kasih mamah dulu ya biar di potong" suruh Adit.
"Ini mamah tue nya" ujar Surya memberikan kue kepada Ziza, disertai senyum manisnya yang memperlihatkan lesung pipi nya.
"Mas, tolong ambilkan pisau sama piring ya" pinta Ziza, di kehamilan kedua ini Ziza sulit bergerak karena bayi yang dia kandung tidak hanya satu tetapi kembar.
"Iya, Yang"
"Menu buat besok sudah di pesan semua, Zi?" Tanya Bu Erin yang juga ikut bergabung.
"Sudah, Ma"
"Orang tua kamu sudah di undang ke sini?"
"Sudah, Ma. Tadi sore sampai di rumah yang di tempati Rivan"
"Ye matan tue" seru Surya senang melihat Adit yang membawa piring dan pisau untuk memotong kue.
"Atu yan potong" pinta Surya.
"Eh enggak boleh, biar Papah aja yang potong kuenya" larang Adit.
"Tu mau potong uga"
"Nanti luka tangan nya kena pisau, mending adek duduk sini dekat kakak" ujar Bintang memberitahu Surya.
"Hii luka anti dalah tanan nya" takut Surya membayangkan tangan nya berdarah.
"Kamu sudah kasih tau Rivan, Dit. Buat ngelola restoran yang baru buka?"
"Rencananya besok baru aku kasih tau, Ma"
"Suala apa tuh, olang-olang bilang Allah" Tanya Surya dengan raut wajah bingung mendengar takbir berkumandang.
"Itu orang lagi takbiran" beritahu Adit.
"Di mana mo liat?"
"Di masjid, kita dengarkan dari rumah aja ya, Dek. Ini sudah malam" karena ini sudah jam setengah sembilan malam, dan sebentar lagi waktu nya Bintang dan Surya tidur.
"Mo pegi sana" rengek Surya.
"Besok aja ya ke masjid, sholat nanti juga kita liat orang potong sapi sama kambing" bujuk Adit.
"Sekalang, hiks..hiks" paksa Surya.
"Eh kok nangis, kalau pergi malam gini sapi sama kambing nya lagi tidur" ucap Adit berusaha menenangkan Surya yang tangisan nya tambah nyaring.
"Kakak, simpan dulu kue nya ke kulkas ya jangan lupa cuci tangan juga" ujar Ziza kepada Bintang.
"Iya, Mah"
Sekarang hanya ada mereka bertiga sedangkan Bu Erin sudah kembali ke kamar nya sedari tadi.
"Adek coba dengarkan Mamah" panggil Ziza kepada Surya yang sudah tidak menangis lagi hanya sesenggukan nya saja.
"Iya.." sahut Surya takut terkena marah Ziza.
"Besok aja ya ke masjid nya sekarang waktunya adek tidur, jadi besok bisa lihat sapi sama kambing yang adek pilih kemarin di potong" ujar Ziza.
"Iya, Mah" patuh Surya.
"Sekarang ke kamar ya ganti baju sama gosok gigi, habis itu tidur" suruh Ziza kepada Bintang dan Surya.
"Iya, Mah" nurut mereka berdua.
"Kalian berdua duluan ya, papah mau bantu mamah dulu" saat malam waktu nya Adit yang mengurus mereka berdua.
"Yok dek sini kakak gendong di punggung" ucap Bintang.
"Hati-hati jatuh, kak" peringat Adit.
"Iya, Pah"
"Terbang.." seru Bintang.
"Telbang.." tiru Surya.
.
"Maaf ya, mas. Aku ngerepotin terus" ucap Ziza merasa tidak enak kepada Adit, padahal ia tahu suaminya pasti kelelahan saat kerja.
"Ngerepotin apa nya, sayang" balas Adit yang terdengar tidak suka mendengar ucapan Ziza.
"Jangan marah" rayu Ziza dengan mengecup pipi Adit.
"Gimana mas bisa marah, kalau kamu manis gini perlakuan nya" ungkap Adit dengan mencubit hidung Ziza.
"Ehmm.. sakit" rajuk Ziza mengusap hidungnya.
"Sakit ya, sini mas obatin" sebelum Ziza sadar dengan ucapan nya, Adit mengecup hidung Ziza.
"Aih mas, aku malu" Ziza menyembunyikan wajahnya di dada Adit.
"Gendong aja ya, kamu pasti lelah naik tangga, lelah nya nanti aja waktu di kamar sama Mas" tawar Adit dengan diselipi godaan untuk Ziza.
"Mesum" Ziza memukul pelan dada Adit.
"Sama istri sendiri juga"
"Mas, urus anak-anak dulu ya" ucap Adit saat mereka sudah sampai di kamar.
"Iya, jangan lama-lama tapi" di kehamilan kedua ini Ziza bertambah manja lebih dari saat ia mengandung Surya.
"Iya, sayang"
***
"Ayo, papah liat sapi" ajak Surya, setelah sholat mereka menyempatkan pulang dahulu.
"Iya, papah ganti baju dulu" ucap Adit segera mengganti baju koko nya dengan kaos dan celana panjang.
"Itu sapi yang atu pilih" tunjuk Surya melihat sapi nya yang akan di potong, saat mereka sudah sampai di masjid.
Tahun ini Adit memang berkurban dua ekor sapi dan satu ekor kambing untuk di masjid, sedangkan di rumah nya besok juga akan menyembelih kambing.
"Dalah Pah sapi nya bedalah" teriak Surya heboh.
Moo....
"Wow,, sapi ada suala nya Pah" takjub Surya sedangkan Adit hanya tersenyum menanggapi ucapan Surya.
"Kita pulang ya" ajak Adit, setelah proses pemotongan hewan qurban telah selesai tinggal pembagian daging saja.
"Heeh.." angguk Surya yang tampak sekali ia kelelahan.
Adit mendatangi Bintang dan Rivan yang duduk menunggu sedari tadi.
"Yuk kita pulang"
"Iya, Pah"
Bersambung...
300720
Vote dan comment sangat berarti
Maaf alur yang nggak jelas & typo
KAMU SEDANG MEMBACA
TakdirKu?
Short StoryWahyu Iskandar (29) tahun, terpaksa menikahi Asni Nur Tiara (25) tahun. Karena desakan orang tua nya yang ingin melihat Wahyu memiliki pasangan dan memberikan mereka cucu. Ceritamainstream 040420 Alurnggakjelas