A

935 109 1
                                    

ALEYA POV

aku membuka toples berisi selai nanas yang dibuat Halika sendiri dan mengoleskannya ke dalam roti tawar. Mengoleskan sedikit mentega di teflon dan meletakan roti isi selai nanas ke teflon. Aku membalik dan menunggu rotinya untuk berubah warna menjadi kecoklatan.

Sebenarnya, ini adalah cemilan yang gampang banget dibuat. Dan juga, ini adalah cemilan pertama Halika yang ia buat sendiri waktu kelas 5 SD.

Halika memang sudah jago dalam hal masak memasak sejak kecil. Jadi, aku dan dia menjadikan cemilan ini sebagai cemilan legend, karena ini adalah resep racikan pertama Halika yang mengantarkannya menjadi juara satu kala itu.

Roti tawar isi selai nanas.

Sebenarnya, siapapun bisa membuatnya. Tapi, selai ini berbeda. Pertama, karena ini buatan Halika dan yang ke dua selai ini berisikan rempah-rempah yang diracik sendiri oleh Halika yang waktu itu umurnya masih 7 tahun, dan  pastinya memiliki aroma dan rasa yang jauh berbeda dari selai nanas lainnya.

Drttt drttt

Halika is calling you

Baru juga teringat orangnya.

"Halo, Ka."

"Anak gueeeeee...what's up bayi gueeee."

Aku menjauhkan sedikit ponsel dari telinga, karena suara Halika kenceng banget.

"Kenapa nih? Kayaknya lagi senang ya?"

"Iya. Ihhhhh anak gue tau ya."

"Ketauan dari suaranya. Senang karena apa nih?"

"Gue dapet abah lo nak!! Abah lo lagi nongkrong syantik di sini." Nada suara Halika semakin menggila.

"Abah apa sih, Ka?"

"Your new daddy lah nak. Tunggu aja emak lu ini pulang dan bawa daddy buat lo. Hehehehe...doain ya."

"Loh? yang dikondangan itu gak jadi?"

"Gak. Masak gue disuruh jadi penasehat dia setiap hari. Ya kagak bisa lah gue. Mana dia sedihnya tiap hari lagi."

"Hahahaha. Baik-baik loh Ka di sana."

"Harusnya gue yang bilang itu sama lo. Lo ngapain aja sama si hot itu?"

"Hot siapa? Jangan bilang....Fasa ya?" Tanyaku yang dijawab Halika dengan gelak tawa yang kenceng. "Ka, kenapa dikasih tau sama dia kalo aku gak terlalu bisa nyetir?"

"Hehehe gue gak ada maksud apa-apa kok. Gue hanya dia mau tau aja seandainya dia ajak lo jalan. Lo gak perlu keluar pake mobil. Harus dia yang jemput lo."

"Tapi kan..."

"Gue tau lo sudah mulai bisa, nak. Lagian dia kelihatan banget demen sama lo. Jadi, jemput lo kayaknya bukan hal yang susah buat dia."

"Tau dari mana?" Tanyaku yang gak yakin.

"Yaelah tau lah. Orang bisa berkilah dengan lidah nak. Tapi gak dengan sikap. Waktu kita makan bareng aja, dia lihatin lo teduh banget cuyy. Kayak, lo itu universe dia."

Aku hanya diam menanggapi omongan Halika, dan terpikir lagi..bagaimana kejadian waktu aku menerimanya semalam.

"Nak."

"Oh iya. Apa, Ka."

"Ngelamun kan lo. Eh..gue mau ada last meeting ini sama your new daddy. Tapi, gue mau tanya sesuatu nih."

"Apa?"

"Gimana hubungan lo sama dia?"

"Gimana apanya?"

NATURAL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang