2

6.8K 708 16
                                    

Aku bergigih ingin tetap menjadi orang yang baik selama hidupku dengan tidak membenci atau berbuat buruk pada apa pun. Tapi ternyata itu tidak mudah tentang satu hal, aku tidak bisa jika harus tidak peduli satu hal yang satu ini terlebih sekarang ini berada di dekat kehidupanku.

Aku kembali berkumpul dengan mereka dan aku melihat Lisa telah berada disana. Aku berjalan melihatnya dia menatapku dan tersenyum seolah dia tidak menyembunyikan apa pun dari kami. Senyum nya perlahan menghilang ketika aku untuk pertama kali nya tak membalas senyum itu. Ini sulit tapi bayangan Lisa seorang gay telah membaharui pikiranku sekarang.

"Hi unnie, kau dari mana saja? Aku mencari mu dari tadi" Ucapnya berkata padaku.

"Aku pergi sebentar ke kamar mandi tadi" Jawabku padanya.

"o-oh kau dari kamar mandi?"

Aku mengangguk dan tersenyum kecil pada nya.

Aku bisa merasakan dia sedikit tegang terlihat dari matanya.

"Oh iya girl perkenalan ini temanku, nama nya Sana. Sana ini teman-temanku yang sering aku ceritakan padamu"

"Hi guys salam kenal untuk kalian semua, aku Sana"

Gadis yang bernama sana itu tersenyum pada kami untuk memperkenalkan dirinya. Semua temanku menyambut dengan baik tanpa kecuali begitu pun aku, ini kesan pertama aku tidak akan mengacaukan kesenangan acara disini.
Sementara Rosé, jisoo dan nayeon mengobrol dengan teman baru Lisa aku hanya terpaku sendiri disini tanpa berminat bergabung dengan mereka.

"Unnie, kau baik - baik saja?" Suara tak asing bertanya padaku tiba-tiba.

Aku menoleh pada nya.

"Aku baik - baik saja, ada apa?"

"Tidak. Hanya saja kau tampak diam hari ini"

"Aku sedang tidak enak badan, ini akan pulih dalam beberapa saat"

"Kau sakit? Kenapa memaksa kan dirimu ikut ke sini unnie? Kau harus beristirahat setelah ini"

Dia berbicara padaku namun dengan pandangan mata aneh yang tampak di rasa olehku. Aku mengangguk dan tersenyum.

Dia akan mulai berkata lagi padaku tapi sebelum dia menyelesaikannya aku terlebih dulu menyela.

"Unnie aku akan ambil minu-"

"Dari mana kau mendapatkan teman yang seperti itu?"

Dia membeku seketika saat aku mengatakan itu.

"Apa maksudmu unnie?"

"Aku tidak sengaja mendengar percakapanmu ketika dikamar mandi, aku yakin kau sudah menyadarinya sejak awal kau bertanya dari mana aku mana aku tadi"

Aku berkata dengan tenang dan tatapan lurus ke wajahnya. Sedikit rasa sesal menyelimuti hatiku ketika melihat wajahnya berubah menjadi seperti ketakutan. Aku membuatnya takut.

Sebelum aku tahu ini Lisa adalah teman yang paling membuat kami menjadi peka, ketika dia dalam mode sedih atau ketakutan aku atau pun yang lainnya yang selalu siap sedia untuknya dan bahkan menenangkannya setiap saat. Namun kali ini aku seperti tak mengenal itu, aku berdiri dengan rasa kecewaku padanya.

"Aku...dia-"

"Dia gay, dan jangan katakan kau sudah terpengaruh juga oleh teman gaymu itu"

Aku berkata dengan nada pelan namun dengan ditekan disetiap kalimatnya.
Aku menelan ludah ketika mataku menemukan mata coklatnya sudah sedikit mulai berkaca-kaca.

"Kita bertemu di tempat Miyeon setelah ini" Ucapku datar dan melangkah kembali menuju teman-temanku.

Aku tahu dia akan menangis mungkin setelah aku berbalik melangkah. Tapi itu adalah kesalahannya dia sudah membohongiku dan bahkan membohongi kami semua.

the rainbow isn't straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang