10

5.9K 637 20
                                    

Normal POV.

Suara nyanyian lembut diringi petikan gitar terdengar di balkon luas rumah rosé. Lisa terlihat sedang bernyanyi bersama gitar ditangannya sementara rosé di duduk belakangnya makan dengan lahap jagung rebus itu.

"Mm itu bagus, terus nyanyikan itu untukku Lis" Ucap rosé dengan mulut yang masih mengunyah.

"Tidak. Aku malas" Kata Lisa kini meletakkan gitarnya.

"Iihh kau ini aku kan ingin mendengarmu bernyanyi lebih banyak"

"Cepat habiskan jagungmu sebelum mereka datang"

Rosé hanya mengganguk sambil terus memakan jagungnya. Lisa terkekeh melihatnya, itu lucu. Pipi Rosé seperti chimpunk jika sedang makan sepeti ini dan ini membuat Lisa tidak tahan untuk tidak mencubitnya. Itu terlihat menggemaskan baginya.

"Jam berapa Alli akan tiba dikorea besok?" Lisa bertanya saat rosé sudah menghabiskan jagungnya.

"Siang hari, karena kau akan menginap disini jadi temani aku untuk menjemputnya besok"

"Oke. apa dia tidak ada rencana untuk tinggal lebih lama dikorea?"

"Tidak. Dia tidak begitu betah disini, jika ibu tidak memaksanya mungkin dia hanya akan ke korea sepuluh tahun sekali. Kau tahu Allissa berbeda denganku"

"Aku tahu, kau sudah mengatakan itu yang kesekian kali. Sifat kalian memang beda tapi wajah kalian itu sama"

"Tuhan sayang pada ibuku, jadi dia memberi wajah yang mirip denganku jadi jika aku jauh darinya alli lah yang akan selalu menemani ibu. Oh Tuhan memang baik, dia selalu punya rencana yang indah di akhir"

Lisa tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu. Rosé memang berhati soft dan dia anak gereja yang taat. Bahkan hampir di setiap malam sebelum tidur Lisa selalu melihat rosé membaca alkitab sebentar, maka tidak heran jika dia selalu berucap seperti itu. Tapi satu hal yang masih Lisa pikirkan apa reaksi rosé jika dia tahu bahwa dirinya adalah gay. Dia tidak ingin rosé tahu karena dia tidak ingin rosé menjadi Jennie yang ke dua tapi dia juga sadar dia harus memberitahunya suatu hari nanti.

"Lis apa yang kau lamunkan?"

"Mm tidak. Aku hanya berfikir teman - temanku sudah sampai dimana."

Malam ini Lisa berencana menginap di rumah rosé dan dia telah mengundang teman - temannya untuk datang ke rumah rosé.

"Mereka hanya akan sampai jam satu dinihari disini" Ujar Lisa.

"Tidak apa - apa kita akan bergadang malam ini. Minggu depan aku sudah mulai masuk kantor lagi jadi kita harus puaskan untuk empat hari ke depan."

Lisa mengangguk tersenyum.

Tak berapa lama bel pintu berbunyi dan Lisa segera berlari untuk membukannya.
Mereka sudah datang empat wanita berdiri di depan pintu itu.

" Yo Lisa!" Ucap salah satu dari mereka.

"Kami tidak telat kan?"

"Tidak. Kalian tepat waktu"

Lisa memperkenal Seulgi, Soojin, Tyuzu kecuali Sana yang sudah kenal rosé terlebih dulu.

"Jadi minggu ini kau tidak ada kesibukan? Bagaimana jika kau ikut kami pergi nonton besok?" Soojin bertanya pada rose saat mereka tengah menikmati suasana di malam itu.

"Adikku besok akan pulang dari luar negeri, jadi aku tidak bisa."

"Ah sayang sekali. Tapi tidak apa masih ada hari lain iya kan?"

the rainbow isn't straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang