4

6.2K 667 22
                                    



Saat ini aku tengah berada dibandara untuk menjemput sahabatku yang bernama Chahee. Chahee adalah sahabatku sejak aku tinggal di New zealand atau lebih tepatnya ketika aku masih berusia sepuluh tahun. Kami sudah bersahabat sejak lama, kami juga suka bertemu namun tidak sesering aku bertemu Jisoo dan yang lainnya. Hari ini dia memberitahuku akan pulang ke korea setelah lebih dari lima bulan di New Zealand.

"Benarkah aku boleh ikut dengan kalian?" Ungkap Chahee, kami sudah berada mobil menuju rumahnya.

"Benar, aku yakin irene akan senang"

Aku bicara padanya tentang undangan sepupu irene yang akan menikah dan aku berniat akan mengajak Chahee juga.

"Kalau begitu aku ikut. Tetapkan waktunya aku biar aku memilih baju dari sekarang."

Aku tersenyum melihatnya dan begitu senang teman-temanku semua akhirnya akan berkumpul itu adalah moment favoriteku dimana semua orang yang aku sayangi bertemu satu lain.

Lebih dari dua jam aku berada di rumah orang tua Chahee. Kami menghabiskan waktu untuk merindukan namun di tengah asiknya aku dan Chahee ponselku membuat aku harus segera meninggalkannya.

"Kenapa?" Tanyanya saat aku membaca pesan di ponselku.

"Ibu menyuruhku cepat pulang, dia akan pergi dalam satu jam dan dia ingin aku sampai rumah secepat mungkin" Aku cemberut ketika kembali membaca ponselnya.

"Ibumu tidak akan pernah berubah, dia akan terus menganggapmu Jennie kim yang berusia sepuluh tahun. " Kata Chahee tertawa. Aku memutarkan mataku tidak suka. Tidak suka bukan karena ucapanya tapi apa yang dia katakan itu memang benar.

"Diam Cha. Jangan membuatku semakin kesal" Aku berpura-pura melemparkan mata belati padanya.

"Okay caldown jen haha, baik. Bagaimana jika kita lanjutkan ini dirumahmu?"

Aku tahu itu dia pasti akan ikut denganku. Dan tanpa menunggu waktu lagi aku dan Chahee pergi menuju ke rumahku.

Ibu memberitahuku dia tidak akan pulang hari ini oleh sebab itu dia memintaku untuk pulang cepat. Dia selalu berkata berbicara di telepon tidak akan merasa puas.

Aku melihat sedikit drama antara Chahee dan ibu. Ibu sudah seperti menganggap Chahee kakak perempuanku oleh karenanya dia mempercayakan Chahee ketika aku sendirian sekolah di New Zealand.

"Aku akan meneleponmu ketika sampai, berhati-hati dirumah oke?" Aku mengangguk ketika ibu berbicara di depan wajahku.

"Oh ya aku lupa nanti akan ada satu temanmu lagi akan datang kesini" Ucapnya yang membuat mengerutkan kening.

"Apa? Siapa?" Tanyaku sedikit bingung. Aku bingung karena biasanya mereka akan memberitahuku terlebih dulu sebelum mereka datang ke sini.

"Lisa, dia bertanya padaku kau ada dirumah tidak, aku bilang tidak ada karena kau sedang menjemput Chahee"

"Kenapa dia tidak memberitahuku?" Ucapku sedikit kesal.

"Apa? Kupikir dia sudah memberitahumu, ah sudahlah lebih banyak temanmu datang itu lebih baik. Ibu berangkat dulu oke?" Setelah mengucapkan itu dia mencium pipi dan kening lalu segera pamit.

Aku menatap keluar dan melihat sekeliling halaman luar rumahku.

"Jennie!" Suara panggilan Chahee membuatku langsung berlari masuk ke dalam.

"Ibumu sudah pergi? Ayo kita nonton, ini adalah film terbaru yang aku tunjukan padamu"

Aku segera duduk di posisiku di ujung sofa sementara Chahee disampingku.

the rainbow isn't straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang