12

5.1K 617 27
                                    


Jennie POV.

Sudah tiga hari ini aku memulai pekerjaanku sebagai model. Itu tidak semudah yang bayangkan terutama jika melakukan take beberapa kali untuk menghasilkan foto yang bagus. Tapi aku sudah berusaha untuk pekerjaan yang aku inginkan ini.

Tiga hari ini setelah terakhir pertemuanku dengan Lisa, aku belum melihat sosoknya. Meski Jisoo dan lainnya bertemu denganku tapi Lisa lah yang sering absen. Aku berpikir mungkin kata - kataku dikafetaria begitu tidak pantas, tapi aku juga tidak tahu kenapa aku bisa mengatakan seperti itu. Semua terjadi tanpa aku rencanakan.

Nayeon memintaku untuk bergabung di rumahnya, kali ini adalah gilirannya. Kami memang punya rutinitas janji yang berbeda setiap minggunya, setiap satu minggu sekali salah satu di antara kami harus menyiapkan makan malam bersama. Aku menyetir dengan kecepatan normal saat memasuki kompleks rumah nayeon, aku sedikit bertanya - tanya apa Lisa akan bergabung atau dia akan absen lagi.
Setibanya aku dirumah nayeon aku sudah disambut oleh makanan yang terletak dimeja besar itu. Aku berjalan ke dapur untuk memanggil nayeon.

"Jadi hari ini menunya apa?" Aku bertanya saat melihat nayeon sedang mempersiapkan minuman.

"Sedikit istimewa karena rosé membawa adiknya, dia ingin aku menambah menu, padahal aku tahu untuk dirinya sendiri"

Aku sedikit tertawa mendengarnya.

"Jangan sisakan makan malam ini, ayo jen" Ucap Nayeon berjalan membawa nampan.

"Aku akan ke kamar mandi!" Ucapku sedikit teriak.

Dari dapur aku berjalan ke kamar mandi dan terdengar beberapa suara mobil tiba di garasi, pasti mereka sudah tiba. Aku dengan cepat berjalan ke kamar mandi.
Begitu aku selesai aku kaget ketika membuka pintu ada seseorang sedang membungkuk mencuci wajahnya. sangat jelas itu Lisa.

Aku sedikit menelan ludah ketika berencana akan memanggilnya.
Namun belum sempat mulutku terbuka, dia sudah kembali berdiri tegak dan menegakkan wajahnya untuk melihat di cermin besar yang ada di depan kami.

Dia melihatku di dalam cermin itu, jelas karena aku ada di belakangnya.
Dia masih menatapku tanpa bicara. Jantungku tiba - tiba berdetak kencang.

"Hay Lis kau sudah tiba?" Aku berkata padanya begitu dia akan berbalik.

Dia hanya mengangguk kecil, tatapan wajahnya tanpa expresi dan kemudian dia berjalan ke pintu keluar.

Aku diam dan melihat lagi ke arah pintu. Dia sudah pergi. Apa itu tadi? Apakah dia baru saja mengabaikanku?

Begitu aku kembali ke ruang makan aku  melihat para gadis sudah berkumpul.

"Jennie kau darimana saja, ku kira kau tidak datang" Ucap jisoo.

"Aku pasti datang, aku tidak akan pernah absen untuk kalian" Aku berkata tersenyum pada jisoo.

"Girls ayo kita makan sekarang. Ini sudah saatnya" Nayeon berseru pada kami.

ketika aku akan berbalik untuk duduk di kursi makan secara tak sengaja mataku melihat di samping sofa kiri terdapat Lisa dan rosé. Tidak itu bukan rosé tapi itu adiknya. Tapi rambutnya sama berwarna pirang. Aku melirik ke meja makan untuk memastikan itu bukan rosé, benar saja rosé sudah mempersiapkan dirinya untuk makan. Jadi itu adalah adiknya.

Aku melebarkan mata begitu melihat adik rosé yang bernama Allissa itu mencium pipi Lisa. Lisa juga terlihat kaget dan memegang pipinya kemudian.
Selanjutnya yang aku lihat dan dengar adalah mereka berdua tertawa bersama. Entah apa mereka tertawakan. Tapi itu tidak terlihat lucu bagiku.

Aku memalingkan wajahku, berbalik dan segera duduk di kursi tepat di sebelah irene. Aku juga melihat Lisa dan Allissa berjalan menghampiri kami untuk duduk. Adik rosé dengan cepat duduk disebelah rosé yang ada di samping depanku, sementara lisa masih berdiri.

"Kenapa masih berdiri? Cepat duduk Lis atau kau akan kehabisan ayam!" Suruh Jisoo dengan ayam yang sedang ia kunyah dimulutnya.

"Lisa cepat duduk disini, sebelah Jennie kosong" Seru Irene ikut menyuruhnya.

"Ok, tunggu aku jangan habiskan ayam itu" Ucap Lisa dan kemudian dia berjalan ke arah kursi disampingku tapi tiba - tiba dia berbelok arah.

Aku melihatnya dia memutari ke arah jisoo yang ada di ujung depanku. Jisoo yang duduk disamping adik rosé. Apakah dia ingin berada didekat adik rosé?
Dia berjalan bahkan tanpa melihat ke arah aku dan Irene yang dihadapannya, Kursi kosong yang terdekat di depannya hanya ada di sampingku tapi kemudian dia memilih kursi yang berada jauh didepannya.

Aku mendengar Irene hanya terkikik melihat Lisa. Aku menghela nafasku dan minum air sedikit.

"Lisa tidak ingin duduk didekatmu lagi" Bisik canda Irene padaku.

Aku hanya memutar mataku dan tidak peduli. Baik dia tidak ingin duduk di dekatku lagi, lalu kenapa? Itu tidak masalah.

Tapi sejujurnya aku memang merasa Lisa sedang menghindariku. 














Triple up nihh!!
Tapi ini pendek 😁

the rainbow isn't straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang