8

5.2K 596 18
                                    

*SELAMAT MEMBACA*



Ini hari ke dua kami di Thailand dan hari ini kami menghabiskan waktu untuk berenang. Tak terasa tiga hari terasa cepat karena setelah ini besok sore kami sudah akan kembali ke Korea.

Aku, Irene dan Chahee sedang berjemur setelah kami berenang sementara Mina dan Lisa entah kemana. Mina mirip dengan rosé dia akan lebih banyak waktu bersama Lisa jika kami tengah berkumpul seperti sekarang.

"Kau hanya sampai tanggal 25 dikorea?" Irene bertanya pada Chahee.

"Benar, aku tidak bisa meninggalkan pekejaanku terlalu lama"

"Kembali kapanpun kau mau, pastikan kita memiliki liburan yang lebih panjang lain waktu"

Chahee menggangguk dan tersenyum. Aku senang teman-temanku semua bisa sangat welcome pada Chahee.

"Ngomong-ngomong kemana Lisa dan Mina?" Chahee melirik sekitar pantai berharap menemukan sosok mereka.

"Paling hanya disekitar sini, jangan khawatir mereka sudah terbiasa" Irene menjawab.

Aku juga ikut melihat di sekitar pantai namun dengan cepat mengangkat bahuku. Mereka belum terlihat.

Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, Setelah berenang beberapa kali kami memutuskan untuk mengakhiri dan kembali ke hotel. Namun saat ini kami berada disekitar pantai untuk menikmati senja sekali lagi.

"Aku akan mengambil minuman dulu" Irene berdiri dan akan segera pergi.

"Aku ikut, sekalian aku ingin ke kamar mandi" Ucap Chahee yang ada disampingku kini ikut berdiri.

"Jennie kau tunggu disini, aku tidak akan lama" Aku menggangguk begitu Chahee berkata dan mereka segera meninggalkanku sendirian disini.

Dengan pemandangan Laut di depanku dan langit yang mulai memancarkan warna jingga itu membuat mataku tak berhenti kagum melihatnya. Karena setiap kali aku melihat awan atau langit yang cerah hatiku menjadi lebih bahagia.

Aku bangkit dan akan berjalan sebentar di sekitar sini sebelum Irene dan Chahee kembali. Dengan hanya balutan bikini yang aku pakai aku berjalan menyisir di sisi pantai.

Tak di pungkiri kadang aku melihat pria-pria disini melirik padaku dan tentu saja aku tahu alasannya kenapa. Pria tidak akan pernah puas meski mereka sudah memiliki kekasih, mereka tetap akan melihat wanita lain yang jauh lebih baik dari kekasihnya sendiri. Aku tidak akan memacari pria seperti itu. Itu hanya akan membuang waktu. Sayangnya aku harus berusaha keras untuk mencari satu pria yang terbaik untuk hidupku.

Aku memutuskan untuk berhenti disini sedikit jauh dari keramaian. Anginnya sedikit kencang tapi itu membuat sejuk terasa. Thailand terkenal dengan panasnya jadi jika aku menemukan angin seperti ini, ini akan terasa sejuk untuk tubuhku.

"Hey nona kenapa kau sendirian disini?" Aku tesentak kaget ketika seseorang tiba-tiba hadir di sebelahku.

"Kenapa kau sendirian? Boleh aku temani?." Ternyata seorang turis. Dia sedang mencoba menyaruku rupanya.

"Aku sedang jalan-jalan sebentar. Tapi terimakasih jika kau ingin duduk disini, tidak apa-apa." Ucapku tersenyum.

"Oke terima kasih. Aku Jack" Dia mengulurkan tangannya padaku.

"Aku Jennie." Ucapku menyaut tangannya.

"Nama yang cantik secantik orangnya, wanita cantik sepertimu tidak pantas sendirian disini bagaimana jika kau ikut aku kesana?" Dia berkata dan menunjuk sekelompok orang yang aku duga adalah teman-temannya.

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum padanya.

"Terimakasih. Tapi aku akan kembali ke teman-temanku, aku hanya sebentar disini"

"Tidak apa nona, aku bukan orang jahat. Disana teman-temanku kau tidak sendirian jika bergabung dengank-"

"Dia tidak ingin dan dia tidak sendirian." Ucap pria itu terpotong setelah sebuah suara yang aku kenal tiba-tiba terdengar.

Aku menoleh ke belakang dan Lisa sudah ada di belakangku.

"Siapa kau?" Ucap pria itu.

"Aku temannya. Sekarang kau bisa pergi"

Pria itu tertawa sedikit dan kembali menatapku.

"Sayang sekali nona kau tidak bisa bergabung dengan kami. Jika saja temanmu ini tidak menganggu kau pasti akan bersenang-senang" Ejek pria itu melihatku. Aku menyeritkan keningku dengan ucapan pria itu. Sedikit kesal dengan ucapannya karena aku tahu maksudnya.

Aku akan mengutuknya tetapi kemudian Lisa menggeser tubuhnya menjadi tepat di depanku.

"Pergi" Ujar Lisa menatap pria itu. Aku bisa merasakan nada suaranya yang dingin.

"Cih dasar wanita-wanita munafik kalia-" Pria itu tak sempat bicara lagi setelah Lisa dengan cepat menarik kerah bajunya.

"Sekali lagi kau berucap, aku pastikan kau tidak akan bisa masuk negara ini lagi!." Lisa mendorongnya sampai pria itu terjatuh, pria itu segera berdiri dan melihat lisa sebentar lalu berlari menjauh dari kita.

Aku sedikit lega ketika pria itu pergi meninggalkan kita. Kemudian Lisa berbalik dan kini menghadap melihatku.

Dia memberiku sweater kecil dan sebuah kain.

"Gunakan ini untuk menutup tubuhmu." ucapnya padaku.

Aku tidak mengambilnya dan hanya menatapnya.

Dia sedikit menghela nafas dan memalingkan wajahnya sebentar sebelum kembali melihatku. Jantungku tiba-tiba kembali meningkatkan kecepatannya.

"Aku tidak ingin melihat temanku dilecehkan karena mereka melihat tubuhmu. Jika aku tidak datang mungkin pria itu sudah membawamu entah ke mana." Dia kembali menawarkan sweater dan kain itu padaku.

"Jangan menyalahkanku karena bukan hanya aku yang memakai bikini disini, itu sudah ada sejak dulu pria akan selalu tergoda jika melihat wanita yang dia sukai"

Lisa tercengang dengan apa baru saja aku katakan. Memang benar bukan itu artinya pria itu masih normal. tapi perkataanku barusan tiba-tiba saja keluar bahkan tanpa aku tahu kenapa.

"Kau kenapa? Aku hanya ingin membantu. Sekarang ayo pergi Irene unnie sudah menunggumu. Pakai ini dan kain itu untuk pinggangmu."

Kemudian aku mengambilnya tanpa menjawab lagi dan berbalik badan memunggunginya.

Aku dengan cepat memakai sweater dan kain itu. Bahkan tanpa aku melihatnya aku bisa merasakan dia kini sedang memerhatikanku dari belakang.

"Apa yang kau lihat?. " Ucapku begitu selesai dan berbalik menghadap dia.

Dia tidak segera menjawab hanya diam memerhatikanku. Aku bisa melihat dari arah matanya yang sedang melihatku dari atas sampai bawah.

"Berhenti menatapku." Ucapku padanya.

Mendengarku mengatakan itu dia hanya diam namun matanya kini sudah tak melihatku lagi.

"Pakai itu sampai kau masuk ke kamar hotel." Ucapnya lalu berjalan pergi.

Aku dan Lisa masih berjalan di pantai, kami akan kembali ke hotel, aku berjalan dengan di temani matahari mulai tenggelam di ujung laut sana, aku memperkirakan ini sudah jam lima lebih.

Kami berjalan seraya menyaksikan laut dan hembusan angin yang menerbangkan rambut. Itu membuat suasana semakin indah ketika malam menjelang. Jika bisa rasanya aku tidak ingin meninggalkan pantai ini begitu cepat tapi rutinitas hidup memaksa untukku untuk melakukannya.

Dia berjalan didepanku dengan diam sementara aku berjalan di belakangnya.

Ini kembali mengingatkanku, dulu kami selalu bergandeng tangan ketika sedang jalan bersama. Tangan menyaut tanpa hambatan apapun. Namun kini kami berjalan berbeda jarak sudah menentukan sejak awal aku mengetahui semuanya. Itu bukan salahku tapi dia lah yang telah menentukan pilihannya.

Dalam setiap perjalan kami berdua kini dan sekarang hanya diam yang selalu menyelimuti.









Ini bab pendek.
Lanjut? Koment dan vote.

the rainbow isn't straightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang