Jongho dan yang lainnya sedang latihan dance ketika tiba-tiba Jongho merasakan mual. Ia menutup mulutnya dengan tangannya lalu berhenti menari. Berlari ke tempat sampah terdekat. Mengambilnya dan menadahkan di bawah mulutnya lalu mengosongkan isi perutnya.
Saat terus muntah, ia merasakan ada tangan menyamankannya dengan mengusapi punggungnya.
Begitu selesai, ia mendongak dan menoleh pada Yeosang.
"Sayang, kupikir kau harus kembali ke dorm dan beristirahat."
"Tidak, aku tidak apa-apa."
"Jongho, jelas-jelas kau sakit karena sering muntah akhir-akhir ini dan tidak apa-apa kalau kau sakit. Kau hanya harus istirahat."
"Yeosang benar, kalau kau tidak enak badan, kau harus istirahat," timpal Hongjoong saat menghampiri keduanya.
"Tapi hyung..."
"Jongho, tidak apa-apa. Aku mengerti. Pulanglah dan istirahat," ujar Hongjoong ketika tersenyum padanya, senyum meyakinkan.
Jongho menghela napas.
"Oke... aku akan pulang."
"Jangan memikirkan latihan. Fokus saja untuk beristirahat dan kalau sudah baikan, kami akan membantumu mengejar ketinggalan," ujar Hongjoong lagi.
"Oke, terima kasih Joongie hyung."
Hongjoong mengangguk lalu kembali berlatih dengan yang lain.
"Tidak apa-apa kalau kau sendirian?" Tanya Yeosang pada Jongho.
"Iya, aku akan baik-baik saja," jawab Jongho saat Yeosang dengan lembut mencium pelipisnya.
"Setelah latihan selesai, aku akan memelukmu yang lama, oke?"
"Oke, Sangie. Sekarang, kau harus kembali latihan," ujar Jongho.
"Baiklah. Sampai jumpa lagi manis," ucap Yeosang lalu kembali berlatih dan Jongho berjalan meninggalkan ruang latihan dan pulang ke dorm.
Ketika pulang, ia berjalan ke kamarnya. Di kamarnya, ia menuju meja samping tempat tidur dan meraih beberapa alat tes kehamilan yang dibelinya diam-diam.
Sejak awal mual-mual tanpa henti, ia mencaritahu gejala yang ia alami dan hasil teratas mengatakan bahwa itu bisa jadi gejala kehamilan.
"Oke... aku tinggal melakukan tes ini saja," gumamnya saat berjalan ke kamar mandi.
Ia mendesah saat alat itu dikeluarkan dari bungkusnya lalu ia menuntaskan urusannya.
Setelah lima menit berlalu, ia menatap alat itu. matanya melebar melihat tanda positif pada ketiga testpacknya.
Tidak mungkin.
"Aku harus bilang apa pada Yeosang?" Ia mengacak rambutnya sambil menatap perut ratanya yang berisi anaknya bersama Yeosang.
Ia tidak mau memberitahu Yeosang tentang bayi itu karena takut dengan reaksi Yeosang, jadi ia memutuskan untuk merahasiakan kehamilannya dari semua orang termasuk Yeosang.
Semenjak tahu dirinya hamil, Jongho mulai merawat dirinya dengan sangat baik. Ia berhenti makan junkfood, dan malah lebih banyak makan makanan sehat. Yang lainnya tidak memusingkan hal itu sampai baby bump Jongho terlihat.
Saat itu tumbuh juga kecurigaan di diri yang lainnya. Curiga karena Jongho naik berat badan dengan drastis padahal ia makan makanan sehat.
"Jongho, bisa aku bicara denganmu?" Tanya manajer mereka.
"Baiklah," jawab Jongho lalu mengikutinya ke ruangan lain.
"Ada apa hyung?" Tanyanya ketika menutup pintu.
"Kulihat kau semakin gemuk akhir-akhir ini."
Jongho merasa jantungnya berhenti.
"Aku... makan lebih banyak."
"Yang aneh itu, kau memakan makanan sehat tapi malah gemuk. Apa yang terjadi?"
Jongho menghela napas.
"Berat badanku bertambah karena... aku hamil."
"Berapa bulan?"
"Tiga bulan... kau akan memberitahu yang lainnya?"
"Terserahmu. Aku tidak akan memaksa. Kalau kau tidak siap, aku mengerti. Tapi kalau kau pikir mereka harus tahu, katakanlah."
Jongho mengangguk lalu berjalan keluar dari ruangan dan kembali ke ruang latihan dimana yang lain berada.
Ia menghela napas saat memegang bump-nya. Haruskah ia memberitahu yang lain termasuk Yeosang? Atau ia aborsi saja?
Tidak... ia tidak mau menggugurkannya. Tidak bisa. Artinya...
"Teman-teman? Sangie?" Panggil Jongho ketika memasuki ruang latihan.
"Ada apa Jongho?" Tanya Seonghwa.
"Ada sesuatu yang ingin kusampaikan."
"Apa itu?"
"Kalian tahu akhir-akhir ini berat badanku bertambah?"
"Ya? Lalu?"
"Itu karena aku hamil..." ujar Jongho lirih lalu menatap yang lain.
Mereka semua terkejut dengan apa yang dikatakannya.
"A-apa? Kau hamil?" Tanya Yeosang pelan.
"Iya..."
Yeosang berjalan menghampiri Jongho lalu menyelipkan tangannya ke bawah kemeja Jongho, menyentuh perutnya lembut.
Yeosang merasa tidak percaya. Jongho mengandung anak mereka. Yeosang tersenyum ketika terus mengelus lembut perut Jongho.
"Ini bayi kita kan. Milik kita," ujar Yeosang pelan ketika menatap Jongho sambil tersenyum, membuat Jongho tersenyum melihatnya.
Jongho meletakkan tangannya di tangan Yeosang di perutnya.
"Kita akan menjadi paman!" Teriak yang lainnya, membuat Jongho dan Yeosang menatap mereka.
Keduanya tertawa melihat mereka bersemangat atas anggota keluarga baru yang akan bergabung dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet William 🏵 bottom!Jongho [⏯]
Fanfictionbottom!Jongho / Jongho centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_