Kim Hongjoong [⚠mpreg]

81 6 0
                                    

Malam itu, dorm ATEEZ dipenuhi keheningan yang tidak biasa.

Di dalam kamar, Jongho, yang sudah hamil di trimester akhir, terbaring di ranjang dengan perutnya yang besar. Kontraksi yang ia rasakan semakin kuat dan sering. Keringat membasahi wajahnya, dan napasnya terengah-engah. Jongho menggigit bibir, mencoba menahan rasa sakit yang semakin menggila.

Hongjoong, Alpha-nya, duduk di sampingnya, berusaha menenangkan Jongho dengan mengeluarkan feromon yang menenangkan. "Shh, Jongho. Tenanglah, sayang. Aku di sini," bisiknya lembut sambil memegang tangan Jongho erat.

Jongho mengangguk pelan, mencoba fokus pada suara Hongjoong yang lembut.

Namun, kontraksi itu terlalu menyakitkan. "Hongjoong, sakit sekali...," keluhnya, matanya memohon bantuan.

Hongjoong merasa hatinya hancur melihat Jongho dalam kesakitan seperti itu. Dia segera meningkatkan produksi feromon, menciptakan suasana yang lebih menenangkan di sekitar mereka. "Aku tahu, sayang. Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan perlahan. Kita akan melalui ini bersama."

Jongho mengikuti instruksi Hongjoong, berusaha rileks meskipun sulit. Perlahan, dia merasakan feromon menenangkan dari Hongjoong bekerja, membuatnya sedikit lebih tenang meski rasa sakit belum sepenuhnya hilang. "Terima kasih, Joong... aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa dirimu," katanya dengan suara yang lemah.

Hongjoong tersenyum, meskipun ada kekhawatiran dalam matanya. "Kau tidak perlu berterima kasih, Jongho. Aku akan selalu ada untukmu. Kita akan melewati ini bersama."

Tiba-tiba, Jongho merasakan kehangatan yang tidak biasa di antara kakinya. Dia panik sejenak sebelum menyadari bahwa air ketubannya telah pecah. "Hongjoong! Air ketubanku...," katanya dengan suara gemetar.

Hongjoong langsung bereaksi, menenangkan Jongho dengan feromon lebih kuat lagi. "Tenang, sayang. Ini tandanya bayimu siap untuk lahir. Aku akan memanggil bantuan, oke?"

Dengan cepat, Hongjoong menghubungi dokter dan meminta anggota lain untuk membantu. Seonghwa dan Yunho segera masuk ke kamar, membantu menyiapkan semuanya untuk kedatangan bayi.

"Jongho, semuanya akan baik-baik saja," kata Seonghwa dengan suara lembut sambil menggenggam tangan Jongho. "Dokter dalam perjalanan."

Jongho mengangguk, mencoba tetap tenang meskipun kontraksi semakin intens. "Terima kasih, Hyung," katanya dengan suara gemetar.

Yunho mengusap dahi Jongho dengan kain basah, mencoba membuatnya lebih nyaman. "Kami di sini untukmu, Jongho. Kau kuat, kau bisa melakukannya."

Beberapa menit kemudian, dokter tiba dan segera mempersiapkan proses persalinan. Hongjoong tetap di sisi Jongho, tidak melepaskan genggamannya dan terus mengeluarkan feromon menenangkan. "Aku di sini, sayang. Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan. Fokus padaku."

Jongho mengangguk, matanya tertutup rapat saat dia mengikuti instruksi dokter. Rasa sakitnya luar biasa, tetapi dengan dukungan dari Hongjoong dan anggota lain, dia merasa lebih kuat.

Beberapa jam kemudian, suara tangisan bayi memenuhi ruangan. Jongho menangis bahagia saat dokter meletakkan bayi kecil di dadanya. "Hongjoong, kita berhasil," katanya dengan air mata kebahagiaan.

Hongjoong mencium dahi Jongho, matanya juga berkaca-kaca. "Kau luar biasa, Jongho. Aku sangat bangga padamu."

Seonghwa dan Yunho tersenyum, merasa lega dan bahagia melihat Jongho dan bayinya sehat. "Selamat, Jongho. Selamat datang, bayi kecil," kata Yunho dengan suara lembut.

Jongho tersenyum lemah, memandangi bayi kecil yang berada di pelukannya. "Terima kasih, semuanya. Aku tidak bisa melakukannya tanpa kalian."

Malam itu, kebahagiaan dan cinta memenuhi udara.

Jongho berbaring lemah di tempat tidurnya. Bayi kecil yang baru lahir sudah dibersihkan dan diletakkan di dekatnya, beristirahat dalam pelukan hangat ibunya. Hongjoong tetap di sisi Jongho, memastikan dia mendapatkan segala yang dibutuhkan untuk pemulihan.

Dokter dan perawat mulai membereskan peralatan medis, sementara yang lainnya memberikan ruang bagi Jongho dan Hongjoong untuk menikmati momen kebahagiaan mereka. Seonghwa dan Yunho membantu memastikan ruangan tetap bersih dan nyaman.

"Jongho, kau perlu beristirahat sekarang," kata Hongjoong dengan suara lembut, memandang pasangannya yang terlihat sangat lelah.

Jongho mengangguk pelan, matanya setengah tertutup. "Aku merasa sangat lelah, Joong... tapi juga sangat bahagia."

Hongjoong tersenyum, mencium kening Jongho dengan penuh kasih. "Kau luar biasa, sayang. Sekarang, mari kita pastikan kau nyaman dan bisa beristirahat dengan baik."

Hongjoong dengan hati-hati mengatur bantal di sekitar Jongho, memastikan dia bisa berbaring dengan nyaman. "Bagaimana rasanya? Apakah ada yang perlu diubah?" tanyanya penuh perhatian.

"Ini sudah cukup nyaman," jawab Jongho dengan suara pelan. "Terima kasih, Joong."

Hongjoong mengangguk, lalu meraih kain hangat dan meletakkannya di atas perut Jongho yang baru saja melalui proses melahirkan. "Ini akan membantu meredakan rasa sakit dan membantumu lebih rileks."

Seonghwa masuk dengan membawa semangkuk sup hangat. "Aku membuat sup kaldu ayam. Ini akan membantu memulihkan energimu, Jongho," katanya sambil tersenyum.

Jongho tersenyum lemah. "Terima kasih, Hwa. Kau selalu tahu cara membuatku merasa lebih baik."

Seonghwa duduk di samping Jongho, dengan sabar menyuapinya sedikit demi sedikit. Hongjoong terus memegang tangan Jongho, memberikan kenyamanan dengan sentuhan lembut dan feromon yang menenangkan.

Yunho dan Mingi masuk dengan beberapa bantal tambahan dan selimut hangat. "Kami pikir ini bisa membantu membuatmu lebih nyaman," kata Yunho sambil menata bantal di sekitar Jongho.

Mingi menyelimuti Jongho dengan selimut hangat, memastikan dia merasa terlindungi. "Kau sudah melakukan yang terbaik, Jongho. Sekarang waktunya untuk beristirahat."

Jongho tersenyum, merasa sangat dicintai dan didukung oleh keluarganya. "Terima kasih, kalian semua. Aku merasa sangat beruntung memiliki kalian."

Hongjoong membelai rambut Jongho dengan lembut. "Kami juga beruntung memiliki dirimu, sayang. Sekarang, pejamkan matamu dan tidurlah. Aku akan menjaga bayi kita."

Jongho menatap bayinya dengan penuh cinta sebelum akhirnya menutup mata. "Aku mencintaimu, Joong," bisiknya.

Hongjoong mencium kening Jongho sekali lagi. "Aku juga mencintaimu, Jongho. Tidurlah dengan nyenyak."

Dengan perhatian dan cinta dari yang lainnya, Jongho akhirnya bisa beristirahat dengan nyaman.

Feromon menenangkan dari Hongjoong membantu Jongho merasa lebih rileks, dan dalam pelukan hangat keluarganya, dia merasa aman dan dicintai.

Sweet William 🏵 bottom!Jongho [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang