Di sebuah SMA di pinggiran kota, ada seorang remaja 15 tahun bernama Jongho yang dikenal oleh teman-temannya sebagai sosok yang pendiam namun baik hati.
Jongho memiliki kebiasaan yang tidak diketahui banyak orang, yaitu memasuki "little space".
"Little space" adalah keadaan di mana Jongho merasa nyaman menjadi seperti anak kecil lagi, biasanya anak usia lima tahun. Dalam keadaan ini, Jongho merasa aman dan terlindungi dari tekanan dunia remaja yang sering kali membingungkan dan menakutkan baginya.
Suatu hari, ketika Jongho sedang berada dalam "little space"-nya, ia bertemu dengan seorang pria yang melihat situasi itu sebagai kesempatan untuk memanfaatkan Jongho. Pria tersebut, yang berusia jauh lebih tua, menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Jongho. Dalam keadaan rentan dan tanpa perlindungan, Jongho akhirnya hamil akibat dari perbuatan pria tersebut.
Seiring berjalannya waktu, perut Jongho semakin membesar dan tekanan mentalnya semakin berat. Rasa takut, malu, dan kebingungan menyelimuti dirinya. Untuk menghindari rasa sakit emosional, Jongho semakin sering masuk ke "little space". Ketika berada dalam kondisi itu, ia berubah menjadi anak lima tahun yang ceria dan tanpa beban. Jongho bahkan sering berbicara dengan janin di perutnya, tertawa geli saat merasakan tendangan dari dalam.
"Hei, adik bayi! Kamu lagi main ya di dalam sana?" Jongho akan berkata sambil tertawa, merasa bahwa janin di dalam perutnya adalah adik kecil yang sedang bermain dengannya, bukan anaknya.
Namun, kebahagiaan dalam "little space" tidak bisa menghapus kenyataan yang harus dihadapi Jongho. Suatu malam, ketika Jongho merasa sakit luar biasa di perutnya, ia menyadari bahwa waktu untuk melahirkan sudah dekat. Dalam kepanikan dan ketidakpastian, Jongho mencari bantuan. Orang tuanya sedang tidak ada. Untungnya, ada Seonghwa, kakak kelasnya yang dikenal dengan sifat keibuannya, yang selalu perhatian terhadap keadaan Jongho.
Seonghwa segera datang ketika Jongho menghubunginya. Dengan tenang namun cepat, Seonghwa membawa Jongho ke rumah sakit terdekat. Di dalam mobil, Jongho yang masih berada dalam "little space" berbicara dengan nada ceria meskipun sedang dalam kontraksi.
"Kak Hwa, adik bayinya mau keluar nih!" katanya sambil tertawa kecil, tidak menyadari betapa seriusnya situasi tersebut.
Setibanya di rumah sakit, Jongho segera ditangani oleh tim medis. Seonghwa tetap di sisinya, memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan Jongho. Proses persalinan yang penuh tantangan itu baru saja dimulai, dan Jongho harus berjuang dengan rasa sakit dan kebingungan yang melingkupi dirinya.
Meskipun situasinya sulit dan menegangkan, dukungan dari Seonghwa memberikan Jongho kekuatan yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. Di tengah-tengah perjuangan itu, Jongho merasakan adanya harapan dan keberanian untuk menghadapi apa yang ada di depan.
Satu hal yang pasti: Jongho tidak sendirian. Dengan dukungan dari orang-orang yang peduli padanya, Jongho perlahan belajar untuk menerima dirinya dan situasi yang dihadapinya. Meski dalam "little space" ia merasa nyaman, Jongho tahu bahwa ia harus menghadapi kenyataan dan menemukan kekuatan dalam dirinya untuk melanjutkan hidup demi dirinya dan bayi yang akan segera lahir.
Saat ini dia secara perlahan mulai keluar dari "little space". Kesadaran akan rasa sakit yang luar biasa dan situasi yang mendesak membuatnya harus kembali ke realitas. Tim medis segera membantu dia duduk di ranjang dan melepas pakaiannya. Jongho merasakan campuran antara rasa sakit dan malu ketika Seonghwa dengan telaten membantu membuka baju dan celananya.
"Tenang, Jongho. Kakak di sini," kata Seonghwa dengan suara lembut, berusaha membuat Jongho merasa nyaman dan aman.
Baru saja selesai melepas pakaian, tiba-tiba ketuban Jongho pecah. Cairan ketuban mengalir dan membasahi seprai di bawahnya. Tim medis segera merespons, memeriksa kondisi Jongho dan memastikan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet William 🏵 bottom!Jongho [⏯]
Fanficbottom!Jongho / Jongho centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_