Seonghwa dan Yunho mendengarkan dengan penuh perhatian, merasakan kepedihan dalam kata-kata Jongho. Mereka bisa merasakan getaran perasaan yang memenuhi ruangan.
"Jongho, mencintai seseorang itu memang bisa menyakitkan, terutama saat melihatnya bersama orang lain," ucap Yunho dengan lembut.
"Tapi kau tahu, mengungkapkan perasaanmu juga memberimu kebebasan," tambah Seonghwa. "Tidak selamanya harus menjadi rahasia."
Jongho menundukkan kepala, mencoba mengendalikan emosinya. "Tapi sekarang sudah terlambat. Dia bersama San, dan aku tidak ingin merusak hubungan mereka."
"Mungkin sekarang belum saatnya, tapi jangan menyerah sepenuhnya. Mungkin suatu hari nanti," kata Yunho menghibur.
"Dan selagi itu, kita di sini untukmu, Jongho. Jangan ragu untuk berbagi perasaanmu atau meminta dukungan kapan pun kamu butuhkan," ucap Seonghwa.
Mereka berdua memberikan Jongho kehangatan dan pengertian. Meskipun cinta membawanya pada rasa sakit, teman-temannya bertekad untuk membantunya melewati masa sulit ini. Jongho merasa beruntung memiliki teman-teman seperti mereka yang selalu ada di sampingnya.
Hari-hari berlalu, dan Jongho berusaha menjalani kehidupan sehari-hari dengan mengendalikan perasaannya. Meskipun hatinya terluka, dia berusaha untuk tetap profesional di atas panggung, menyimpan rahasia pribadinya dengan rapat.
Wooyoung dan San tetap menjadi pasangan yang bahagia, tanpa menyadari konflik batin yang dialami Jongho. Jongho mencoba untuk menjaga jarak, memilih untuk tetap di belakang panggung ketika Wooyoung dan San bersama.
Setiap malam, Jongho melihat mereka bersama-sama, merasakan rasa sakit yang menyayat hatinya. Namun, dia juga sadar bahwa mereka berdua pantas mendapatkan kebahagiaan mereka.
Suatu hari, Jongho memutuskan untuk membicarakan perasaannya dengan Seonghwa dan Yunho. "Aku tak tahan melihat mereka bersama. Tapi aku tahu aku harus menerimanya. Bagaimanapun, aku hanya bisa menjadi teman Wooyoung."
Seonghwa menatapnya dengan serius, "Jongho, mencintai seseorang tidak selalu berarti memiliki mereka. Terkadang, kita perlu belajar melepaskan dan membiarkan mereka bahagia."
"Dan siapa tahu, mungkin suatu saat nanti ada seseorang yang memandangmu dengan cara yang sama dengan cara kau pandang Wooyoung sekarang," tambah Yunho.
Jongho mengangguk, meskipun rasa sakit itu masih ada, dia berusaha untuk menerima kenyataan dan menjalani hidupnya dengan lebih bijak.
Beberapa bulan berlalu, dan Jongho mulai menemukan kedamaian dalam hatinya. Dia tetap dekat dengan Wooyoung sebagai teman, bahkan meskipun rasa cintanya tetap ada. Sementara itu, Wooyoung dan San semakin mendekat, membangun hubungan yang kokoh.
Suatu malam, setelah pertunjukan, Jongho duduk di luar teater, menikmati hembusan angin malam. Seonghwa dan Yunho datang duduk bersamanya. Mereka saling bertatapan sebelum Seonghwa berbicara, "Bagaimana perasaanmu sekarang, Jongho?"
Jongho tersenyum, "Aku baik baik saja. Aku masih merasakan rasa sakit, tapi aku belajar menerima kenyataan ini. Mereka berdua bahagia, dan itu yang terpenting."
"Kau memang kuat, Jongho. Kami selalu di sini untukmu," kata Yunho sambil memberikan dukungan.
Dengan senyuman, Jongho meresapi kebersamaan dengan teman-temannya. Walaupun cinta membawanya pada penderitaan, namun persahabatan membantu menyembuhkan lukanya. Dan dalam perjalanan hidupnya, Jongho belajar bahwa meskipun cinta bisa menyakiti, tetapi pengalaman tersebut membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Beberapa bulan telah berlalu sejak Jongho berdamai dengan perasaannya terhadap Wooyoung. Meskipun perasaan itu masih ada di lubuk hatinya, Jongho memutuskan untuk membuka hati pada hal-hal baru. Saat itulah, dia mulai mengenal Yeosang lebih dekat.
Yeosang, yang juga pernah merasakan cinta yang rumit dan penuh liku, membantu Jongho untuk sembuh dan melangkah maju. Keduanya mulai menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan tumbuh menjadi teman yang tak ternilai satu sama lain.
Setiap senyuman dan tawa yang mereka bagi menjadi obat penyembuh untuk luka-luka hati masa lalu. Jongho menemukan kenyamanan dan kehangatan dalam hubungannya dengan Yeosang, sementara Yeosang menemukan seseorang yang bisa memahami perjuangannya.
Dalam prosesnya, Jongho dan Yeosang menemukan makna cinta yang baru. Mereka belajar bahwa cinta tidak selalu harus rumit dan menyakitkan, melainkan bisa pula indah dan membawa kebahagiaan. Jongho mulai merasakan kelegaan bahwa ada seseorang yang peduli dan menghargainya tanpa harus melibatkan perasaan rumit.
Suatu hari, ketika matahari terbenam di langit kota, Jongho dan Yeosang duduk bersama di tepi sungai. Mereka saling menatap dengan tulus, menyadari bahwa perjalanan hidup mereka telah membawa mereka satu sama lain.
"Terima kasih, Yeosang," ucap Jongho dengan senyum yang tulus.
Yeosang tersenyum balik, "Aku pun berterima kasih padamu, Jongho. Kita telah saling menyelamatkan dari kehampaan."
Seiring waktu berjalan, Jongho dan Yeosang membangun hubungan yang kuat, penuh saling pengertian dan dukungan. Meskipun cinta pertama Jongho tidak bisa dilupakan, kini dia menemukan cinta yang baru dan membahagiakan bersama Yeosang.
Dan dalam kebahagiaan barunya, Jongho menyadari bahwa terkadang kehidupan membawa kita pada tempat yang tak terduga, dan di situlah kita menemukan kebahagiaan sejati.
.
Di sebuah kafe yang tenang, Jongho dan Wooyoung duduk berhadapan, menghadapi kenangan lama yang tak terucap. Jongho memegang cangkir kopi, matanya penuh dengan keberanian untuk mengungkapkan sesuatu.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, Wooyoung," ujar Jongho dengan suara yang tetap.
Wooyoung mengerutkan kening, "Apa itu, Jongho?"
Jongho menarik napas dalam-dalam, "Aku pernah memiliki perasaan khusus padamu, Wooyoung. Seseorang yang selalu membuat hatiku berdebar. Tapi aku menyadari, hatimu sudah ada yang memiliki."
Wooyoung terdiam sejenak, matanya memperlihatkan kejutan, "Jongho..."
"Tapi tenang, Wooyoung. Aku telah melewati semuanya. Aku tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman atau menyakiti hubunganmu dengan San. Aku hanya ingin kau tahu, dan aku ingin kita tetap menjadi teman," tambah Jongho dengan senyum lembut.
Wooyoung mengangguk, "Aku menghargainya, Jongho. Terima kasih telah jujur padaku. Kita tetap bisa menjadi teman, bukan?"
Jongho mengangguk, "Tentu saja, Wooyoung. Kita tetap teman."
Beberapa bulan berlalu, Jongho dan Wooyoung mempertahankan persahabatan mereka. Jongho, dalam perjalanannya untuk melupakan perasaannya pada Wooyoung, menemui Yeosang, dan keduanya semakin dekat. Jongho mulai merasakan kebahagiaan baru bersama Yeosang, dan Wooyoung pun bersama San.
Pada suatu hari, Jongho memutuskan untuk mengundang Wooyoung dan San ke acara makan malam sebagai ungkapan bahwa dia benar-benar bahagia melihat Wooyoung bersama San. Semua duduk bersama, tertawa, dan merayakan pertemanan yang mereka bangun kembali.
Wooyoung tersenyum pada Jongho, "Terima kasih, Jongho. Aku senang bahwa kita bisa tetap seperti ini."
Jongho tersenyum, "Aku juga, Wooyoung. Sekarang, mari kita nikmati malam ini."
Dengan cara yang penuh kedewasaan, Jongho berhasil melampaui perasaannya yang lalu dan menemukan kebahagiaan baru dalam persahabatan dan cinta yang tumbuh bersama Yeosang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet William 🏵 bottom!Jongho [⏯]
Fiksi Penggemarbottom!Jongho / Jongho centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_