Bagian 8 - Terkuak

38 6 2
                                    

"Ayo, Vasco. Tarik, tarik terus!" teriak ku.

"Sabar. Ini sempit makanya sulit."

"Cepetan. Sesak."

Setelah beberapa saat...

"Akhirnya keluar juga." Aku membersihkan kotoran yang menempel di badanku. "Sesak tahu lama-lama di bawah kolong kasur. Kekurangan oksigen."

"Berat," jawab Vasco singkat namun sukses membuatku sebal setengah mati namun aku tidak ingin membahas hal ini lebih lanjut.

Aku memfokuskan diriku pada gunting rias yang barusan aku ambil dari kolong kasur dan sukses membuatku tercengang.

Aku menepuk pundak Vasco. "Lihat, Vasco!"

"Apa?"

Aku menunjuk ujung gunting rias yang berbentuk runcing. "Bukankah ini darah?"

"Benar. Tapi, memangnya ada luka tusuk di tubuh Senja?" tanya Vasco heran.

Aku mengambil laporan yang berada di map bercap kepolisian Indonesia. "Kamu mengamati foto-foto TKP, aku yang membaca data laporannya."

Hening.

Kami fokus dengan tugas kami masing-masing.

"Sepertinya tidak ada," jawab Vasco dengan posisi masih mengamati salah satu foto yang dipegangnya.

"Di laporan juga tidak dijelaskan apapun yang berkaitan dengan luka tusuk." Aku menjerit senang. "Berarti darah ini milik pelaku. Senja menusuknya dengan gunting rias ini mungkin sebagai cara untuk melindungi dirinya."

"Tapi, darah ini sudah mengering. Kita tidak bisa melakukan otopsi jika darah sudah mengering. Lagipula waktunya terlalu lama untuk menunggu hasil otopsi" Vasco tampak putus asa.

"Tidak. Kita tak perlu melakukan otopsi."

"Lalu bagaimana cara kita menemukan pelakunya?"

Aku berkata penuh keyakinan. "Aku sudah tahu siapa pelakunya."

Vasco tercengang. "Hah?"

"Aku juga tahu sudah tahu bagaimana kronologi kejadiannya."

"Bagaimana mungkin?"

Aku menarik Vasco. "Ikut aku."


---<>--<>----


Ada yang udah tahu siapa pelakunya? wkwk

Kalau iyaaaa, author mau sungkem dulu ke reader wkwk #becandagaisssss

Demi SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang