Bagian 7 - TKP

35 6 0
                                    

Kalau dulu aku memasuki kamar Senja untuk bercengkerama dengannya. Sekarang aku memasuki kamar Senja untuk menyelidiki kasusnya. Dunia memang selucu itu.

Aku melihat garis putih yang membentuk posisi tubuh Senja ketika ditemukan dalam keadaan meninggal. Miris. Hatiku rasanya seperti teriris.

Melihatku menunjukkan ekspresi sedih, Vasco mengangkat alis. "Bukankah seharusnya kita mencari barang yang hilang dari kamar korban?"

"Benar." Aku mengembalikan kewarasanku. "Aku juga sedang mencarinya."

"Memangnya kamu hafal barang apa saja yang berada di kamar ini? Iya iya kamu memang berkunjung kemari 2 tahun lalu. Tapi, bukankah itu terlalu lama?" tanya Vasco menohokku.

Hening.

"Ah, aku ingat! Senja pernah merekam keadaan kamarnya dan mengunggah di vlog pribadinya seminggu yang lalu. Seminggu bukan waktu yang lama, bukan?" Aku menaik-turunkan alisku.

Aku memang banyak akal!

"Ya ya. Coba lihat."

Aku membuka aplikasi Youtube di handphone ku. Kemudian mengetikkan 'Senja Official' di kolom pencarian.

Aku melakukan scrolling di beranda halaman channel Youtube Senja. Dia memang seorang Youtuber yang cukup produktif.

"Ah, ketemu!" teriak ku kelewat girang.

Vasco menarik handphone ku. "Ayo kita selidiki!"

Kami mengamati mulai dari kamar mandi, tempat sepatu, kamar tidur, lemari, meja belajar, meja rias..

"Stop!" pintaku sedikit berteriak.

Vasco menatapku heran. 

"Lihat! Urutan alat make up nya berubah. Di dalam video yang diunggah di vlognya, handbody berada di sebelah kiri, baru setelah itu parfum, pelembab, pembersih wajah, dan serum. Tapi, di TKP urutannya berbeda." 

Aku merogoh tasku dan mengambil bukti foto TKP yang berada di dalam laporan milik kepolisian. "Lihat. Urutan alat make up yang kita lihat sekarang sama dengan foto yang diambil polisi ketika pertama kali menyusuri TKP."

"Kamu benar. Tapi, bisa saja Senja merubahnya. Karena bosan mungkin? Cewek kan memang plin plan," jawab Vasco sambil nyengir.

Sial. Ngapain jadi bawa-bawa sifat 'cewek'.

Untungnya aku bukan tipikal cewek plin plan.

Eh, iya kah?

Aku memutar mataku sebal. Tapi, posisi bola mataku berhenti ketika menangkap sesuatu yang janggal. "Kalau Senja memang bosan dan ingin merubah tata letak alat make up nya, seharusnya semua nya dirubah. Tapi, urutan lipstik di dalam box persegi panjang ini masih tetap sama."

"Wah kamu hebat ya bisa membedakan warnanya. Padahal di mataku semua lipstik ini berwarna merah." Vasco menggaruk kepalanya.

Aku melakukan screenshoot pada video Senja yang aku pause lalu gambar hasil screenshoot nya aku perbesar. "Lihat lebih jeli. Itu ada nomornya."

"Oh iya." Vasco meringis.

"Eh, lihat deh. Di foto hasil screenshoot ini, disamping box persegi panjang ada gunting rias. Tapi, sekarang tidak ada. Coba kamu samakan dengan foto TKP dari kepolisian."

Aku mencari foto meja rias diantara puluhan foto TKP yang aku genggam. "Ketemu! Di foto ini juga ngga ada."

Aku mengembalikan foto tersebut ke dalam map bercap kepolisian Indonesia. "Mungkin kita harus mencari tahu dimana gunting rias itu. Mungkin terjatuh? Terlempar? Sengaja dipindah oleh Senja? Atau hal lain yang tak terduga?. Dari situ mungkin kita bisa menemukan bukti ataupun menarik kesimpulan." 

Aku tak bisa menyembunyikan sorot mataku yang berbinar ketika mengatakan, "dengan ini kita pasti bisa menemukan bukti ataupun menarik kesimpulan!".

"Ayo kita cari!" seru Vasco bersemangat.


---<>--<>---


Mohon kritik dan sarannya. Sekali lagi, terimakasih telah meluangkan waktu kalian yang sangat berharga untuk membaca cerita ini :')

Demi SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang