20. Seberapa Pantas

5.4K 749 139
                                    

Rokok adalah teman setia Jo saat sedang kalut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rokok adalah teman setia Jo saat sedang kalut. Ia baru saja selesai meeting dengan Jennyㅡsalah satu penyanyi solo yang sedang naik daunㅡyang belakangan ini sering sekali bercerita tentang kehidupan pernikahannya yang baru dijalani selama beberapa bulan dan sudah dilanda banyak masalahㅡyang membuat Jo ikut kepikiran.

"Suami gue kayak berubah jadi beda banget, Jo. Gue merasa gue adalah satu-satunya orang yang paling mengenal dia tapi ternyata gue nggak tahu apa-apa tentang dia. Gue clueless banget harus gimana menghadapi dia. I can't handle him. Bertahun-tahun yang gue habiskan dengan dia rasanya sia-sia. Bahkan buat ngobrol santai aja kami udah nggak bisa, Jo. Gue kayak hidup sama orang asing."

Jenny yang sudah mengenal pasangannya sejak kecil, mereka bersahabat hingga remaja, lalu pacaran hampir tujuh tahun, ternyata tidak serta merta membuatnya mengenal pasangannya luar dalam. Bahkan banyak kebiasaan buruk yang baru terlihat semenjak menikah.

Lalu apa kabar dengan dirinya dan Aurora yang baru mengenal sekian bulan, mau jadi apa nanti kehidupan pernikahannya? Bagaimana dengan masa depan mereka? Itu yang terus menerus dipikirkan Jo sejak menginjakkan kaki di apartemennya.

"Gue cinta dan sayang banget sama dia. Tapi rasanya nggak sama lagi, Jo. Bukannya lima bulan pernikahan harusnya masih hangat-hangatnya? But I can't feel that. Rumah rasanya dingin dan pengap. Gue sesak banget. Gue nggak tahu harus gimana."

Mengenal pasangan butuh waktu seumur hidup. Jo paham akan hal itu. Bahkan ia yang mengucapkan kata-kata itu sendiri kepada Banuㅡsaat itu Jo terdengar sangat percaya diri. Hanya saja ada keraguan yang tiba-tiba menyusup ke sudut hati, yang semakin membuatnya ciut.

Apa ia akan mampu? Apa ia pantas menyandang gelar suami? Bagaimana dia memantaskan diri? Dari mana ia harus belajar? Bagaimana ia menghilangkan rasa takutnya itu? Dan pikiran-pikiran lain yang memenuhi kepala hingga membuatnya pening.

Dalam keheningan, ia memainkan ponsel dan menghubungi nomor Aurora. Saluran telepon itu langsung tersambung dan beberapa detik kemudian diangkat pemiliknya.

"Mas Jo, ada apa?" Bisikan Aurora terdengar jauh.

Mendengar suara gadis itu membuat hati Jo bergetar. Ketakutan itu seakan ingin terus bercokol di dada, membuat dirinya seketika merasa bersalah karena meragukan hubungannya dengan Aurora.

"Kenapa belum tidur?"

"Nggak bisa tidur. Aku lagi nonton. Mas Jo, kenapa? Ada masalah apa?" Terselip nada khawatir yang kentara dari suara Aurora.

Jo menghembuskan asap rokoknya ke udara. Tatap matanya menembus jendela kaca kamarnya yang terbuka, menatap lampu-lampu kota. "Just wanna hear your voice."

Terdengar banci sekali tetapi mendengar suara Aurora memang sudah menjadi candu untuknya.

Aurora mencibir, lalu terdengar helaan napas dari ujung telepon. "Kamu nelpon aku jam setengah dua, lho, Mas. Pasti ada apa-apa."

Non-matching Puzzle Pieces [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang