12. Pengakuan

5.5K 797 130
                                    

Jo tidak tahu dirinya salah apa, tetapi sudah dua hari, Aurora seperti sibuk menghindarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jo tidak tahu dirinya salah apa, tetapi sudah dua hari, Aurora seperti sibuk menghindarinya. Bukan, bukan berarti selama dua hari ini, ia menanyakan kabar Aurora dengan rutin. Tetapi Aurora sendiri yang tiba-tiba mengiriminya pesan bahwa dia sedang sibuk, tidak bisa diganggu untuk beberapa hari ke depan, bahkan menunda pertemuan dengan wedding planner untuk membahas masalah sewa gedung.

Hanya saja, tidak biasanya Aurora bertingkah seperti ini.

Ya, semenjak kejadian tempo hari di studio, Aurora seperti menghindari bertatap muka dengannya.

Setelah banyak berpikir, Jo memutuskan menyambangi rumah Aurora. Ia sama sekali tidak merasa tenang. Selain itu juga karena ada masalah yang harus segera mereka berdua selesaikan. Kejadian tempo hari di studio milik Jo tentu saja harus dibahas.

Jo melangkah masuk ke dalam rumah mengikuti Yulian yang membukakan pintu.

Ternyata ia datang di waktu yang salah. Keluarga Aurora sedang makan malam. Jadi ia terpaksa mengikuti Yulian ke ruang makan. Ruang makan yang sudah ia tandai sebagai tempat yang berbahaya.

"Oh, Jo yang datang. Ayo, sini gabung! Makan dulu!" seru Khrisna.

Jo bergabung dan duduk di samping Mahes, berhadapan dengan Aurora yang tampak kikuk menatapnya. Sangat bukan seperti Aurora.

"Pekerjaan kamu, gimana? Lancar?"

Jo baru saja menyendok lauk saat Khrisna membuka percakapan.

"Lancar, Om. Lumayan sibuk dengan beberapa proyek yang lagi saya pegang."

Khrisna manggut-manggut, "Anak muda seumuranmu memang biasanya sedang senang-senangnya menyibukkan diri, mencari banyak pengalaman untuk menaikkan kualitas diri. Saya selalu suka dengan tipe orang yang seperti ini."

Jo menanggapi dengan tersenyum sopan.

"Aurora cerita, kamu katanya sedang ada pekerjaan dengan Banu, ya?" tanya Khrisna kemudian.

Banu lagi.

Jo langsung menghentikan gerakan tangannya begitu pertanyaan itu dilontarkan. Matanya melirik Aurora yang hanya diam dan fokus dengan makanan di depannya. Makin aneh saja gadis itu.

Jo tersenyum kecil sebelum menjawab, "Iya, Om. Sudah lumayan lama kerja bareng saya. Kebetulan band-nya Banu sebentar lagi akan tur keliling Indonesia dan saya salah satu produser yang bertanggungjawab."

"Tur keliling Indonesia? Berarti nanti kamu juga ikut?"

"Rencananya begitu, Om."

"Berapa lama itu?"

"Tiga sampai empat bulanan sepertinya. Kalau jadwal nggak berubah, kemungkinan tur perdana mulai bulan Oktober."

"Ya ampun, sibuk banget, ya. Banu juga sudah nggak pernah ke sini. Tahun depan baru bisa ketemu dia lagi?" Yulian menimpali dengan agak kecewa.

Non-matching Puzzle Pieces [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang