04 [REVISI]

809 50 0
                                    

"Kita akan melangsungkan pernikahan, satu minggu setelah kepindahan kita ke Seoul."

Jeon Jungkook selesai mengemas pakaian Lisa. Lalu berdiri di samping bankar gadis itu dan bersidekap. Membuat Lalisa menatapnya dan bertanya, "apa?"

Lelaki itu menghela nafas.
"Harusnya kau menginap di sini setidaknya hingga besok sore. Tapi keras kepala sekali ingin pulang hari ini. Ck, dasar."

Chaeyoung menyahut, "mengapa kau menurut saja, Jungkook? Hey, Lisa. Kau masih harus istirahat di sini."

Ucap Chaeyoung pada Jungkook– tanpa menggunakan panggilan hormat karena mereka diluar jam kerja, kemudian Lisa. Gadis tersebut menggeleng dengan mata terpejam,

"Tidak mau. Aku ingin pulang. Aku merasa penasaran, bagaimana rumah yang kutinggali selama ini. Mana tahu aku bisa sedikit mengingat sesuatu?" sebaiknya, tidak? Batin Jungkook menimpali. Meski begitu, ia tak bicara apapun. Hanya mengusap surai si gadis dan menyuruhnya istirahat.

"Aku akan menemui Namjoon hyung. Ada perlu. Kau tak apa kutinggal sebentar?"

"Sejak kemarin kau pergi terus, sibuk sekali, ya?"

Ya, sangat. Karena baru sekarang aku
terpikirkan untuk mencari tahu mengenai 'duniamu', kehidupanmu, sebelum bertemu denganku, dan dengan begitu aku bisa mengambil langkah yang tepat untuk kita nantinya. Jungkook menjawab dalam hatinya.

Jungkook kembali mengusap surai gadis itu.

"Aku masih harus tetap bekerja. Apa lagi dalam waktu dekat kita akan menikah. Aku tidak mau ada kekurangan apapun nanti."

Ouw, so sweet.” itu Chaeyoung.
"Apa aku mengambil keputusan yang salah dengan datang kemari? Kalian sepertinya tengah menikmati masa-masa berdua." Kalimat itu menyiratkan sindiran pada Jungkook yang terang-terangan bersikap demikian saat masih ada orang lain di antara mereka. Yang benar saja, Chaeng sudah seperti obat nyamuk sekarang.

"Suruh Park Jimin melakukannya juga, Chaeng." Lalisa, kau membuat suasana hati Chaeng kembali keruh karena menyebutkan nama Jimin.

"Ya, mungkin aku harus membicarakannya dengan Park
Jimin-ku tersayang. Jadi, aku keluar dulu ya?" dan Chaeng pun keluar ruangan setelah mengatakan hal itu.
Lalisa menatap kepergian Chaeyong dengan bingung.

"Aku rasa ia punya masalah?"

"Kau harus banyak bicara dengannya nanti, dan membicarakan tentang perasaan satu sama lain. Mengobrol layaknya sahabat pada umumnya."

Jungkook menarik selimut untuk menutupi tubuh gadis itu. Menyuruhnya berbaring dan istirahat sampai jam kepulangannya nanti. Harusnya ia menemani Lisa, tetapi dia harus bertemu Kim Namjoon. Seorang yang ia pinta untuk mencari tahu mengenai gadis di atas bankar itu, pada masa lalunya. Sebelum pergi, ia menyempatkan untuk mencium kening Lisa. Mencipta garis lengkungan di wajah cantiknya.

"Jangan terlalu lama, ya?" Lisa merengek, dan Jungkook hanya mengangguk untuk memenuhi permintaan gadis itu. Jungkook pun keluar ruangan. Pergi dari area rumah sakit setelah mengabari dokter Lee untuk menjaga Lisa selagi dia pergi menemui Namjoon di tempatnya bekerja. Setelah menempuh perjalanan dengan mobil selama kurang lebih tiga puluh lima menit, akhirnya ia sampai.

Tungkainya melangkah dengan mantap menuju salah satu ruangan yang menjadi tempat dimana Namjoon menghabiskan hari-harinya di sana. Ia masuk kemudian, setelah
mendapat jawaban atas ketukan pintunya.

"Duduklah, Jungkook." Namjoon menunjuk tempat duduk sebelahnya.
Setelah itu, ia melepaskan kacamata dan menaruh kertas-kertas berisi lirik lagu yang dibuatnya, untuk kemudian menaruh atensi penuh pada Jungkook.

"Maaf karena membuat kau mendatangiku. Harusnya aku yang menghampirimu. Sekalian menjenguk Pranpri—ah, Lisa maksudku." Namjoon meralat ucapannya. Jungkook mengangguk dalam diam di sana, menanti Namjoon mengatakan apa yang perlu ia tahu.

"Tak masalah hyung. Aku hanya ingin informasi itu."

Namjoon mendesah pelan. Kepalanya tertunduk beberapa saat sebelum akhirnya menjelaskan apa yang memang harus ia jelaskan. Memberitahu Jungkook tentang apa yang ia tahu mengenai Pranpriya yang kini telah berganti nama menjadi Lisa. Dan sejujurnya, begitu ia tahu, ia sendiri merasa berat untuk membahas. Karena ini ada hubungannya dengan dirinya juga.

"Ini ada sangkut pautnya dengan kakakmu, Jungkook." Jungkook menatap Namjoon intens. Menyimak dengan fokus.

"Irene. Ini masih tentangnya. Tentang istriku yang tiada setelah satu tahun menikah denganku."

Dan Jungkook masih diam. Tak ingin menyela karena ia butuh mendengar sepenuhnya. "Kau masih
mengingat Suho?" Barulah Jungkook bereaksi. Kernyitan muncul di dahinya dan ia mengudarakan ucapannya.

"Suho? Pimpinan Mafia yang menyukai Irene noona?"

Namjoon mengangguk, "Ya."

"Lalu apa hubungannya dengan Piya?"

"Dia salah satu anak buahnya."





:+:

© 2020 - moilulu_
REVISI
.

NOTE: MOISeu, aku mau kasih tahu, kalau revisi hanya akan aku upload beberapa, ya~
.
Karena aku ada niatan buat open PO Novel lagi 🌺
.
Kamsahamnida yeorobundeul! ♡

No 'One' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang