After No 'One'

744 100 7
                                    

Jeon Jungkook kembali dari kantornya tepat ketika waktu berada di angka enam sore. Masih sangat awal untuknya yang biasa sampai di rumah ketika jarum jam menunjukkan pukul delapan malam. Dan kini, lelaki dewasa dengan setelan kemeja tanpa jas—yang ia tinggal di mobilnya,  dan celana bahan berwarna hitam itu melangkah dengan senyuman lebar menuju ke dalam rumah yang ia tinggali sekitar empat tahun yang lalu.

Ya, kisaran empat tahun.

Entahlah, Jungkook tak begitu ingat. Yang jelas, ia dan istrinya sekarang punya kehidupan baru. Dengan rumah baru, anggota keluarga baru, dan senyuman yang baru.

Jungkook menaiki satu per satu anak tangga pendek yang berada di teras rumah besarnya. Dengan langkah pasti, lelaki itu membuka pintu ketika kakinya telah sampai.

Lalu...

Ia terkejut. Ketika benda yang Jungkook rasa pistol itu, menempel di keningnya. Dengan Lalisa yang menjadi pengendali atas senjata api berwarna hitam itu.

Oh, tidak. Ini bahkan sudah lama sekali sejak Lalisa mengacungkan pistol padanya. Sekarang, Jungkook menerimanya lagi. Apakah, ia melakukan kesalahan?

Jungkook diam saja ketika Lisa menatapnya dengan tajam dan tangannya yang memegang pistol pun masih diam di tempatnya. Sampai pada akhirnya, moncong pistol itu turun, menyusuri celah di antara dua bola matanya, lalu pada tulang hidungnya, dan dagu. Yang mana ketika sampai pada bawah rahang, Lalisa menghentakkan moncong pistolnya hingga membuat Jungkook mendongak. Pria itu hendak bereaksi, namun Lalisa sudah lebih dulu mendekat dan berbisik di area yang sama dengan pistolnya berada. Yaitu bawah rahangnya.

“Sudah pulang, Sayang?” suara Lisa mengalun pelan, disusul kecupan ringan yang mana membuat Jungkook bereaksi. Dan, oh, shit. Jungkook tersadar. Lisa mengerjainya.

Baby, you can't do this to me.” ucap Jungkook, masih dalam posisi kepala yang mendongak akibat dorongan moncong pistol yang Lisa tekankan. Sedangkan lengan kanannya yang bebas, meraih pinggang sang istri, merapatkan tubuh keduanya. Bahkan, Jungkook menjatuhkan tas kerja yang semula ia bawa di tangan kirinya, hanya untuk merengkuh Lisa sepenuhnya, sepuasnya. 

Dan Lisa, sebenarnya wanita itu menahan untuk tak tertawa sedari tadi. Sejak Jungkook yang terkejut dengan dirinya yang tiba-tiba mengacungkan pistol ke kening suaminya sendiri. Yea, Jungkook sepatutnya terkejut karena yang Lisa gunakan memang pistol sungguhan. Tapi istri Jeon Jungkook itu hanya main-main. Iseng saja, pikirnya.

Tersadar akan permainan Lisa yang ternyata hanya salah satu kejahilannya, Jungkook lantas meraih pistol itu dan melemparnya ke sofa ruang tamu. Dan tanpa basa basi pria itu segera melahap bibir penuh dihadapannya. Milik sang istri yang telah menjahilinya, yang mungkin juga sadar jika dirinya telah menggodanya. Dan mungkin itulah mengapa Jungkook segera mendapatkan balasan untuk ciumannya. Terlebih ketika kedua lengan Lalisa melingkar di lehernya, dengan ia yang mengangkat pinggang Lisa hingga wanita itu berjinjit. Seolah tak ada puasnya, Jungkook terus memperdalamnya, menyesap tanpa mengenal kelembutan, meraup habis seolah tak diberi itu selama berbulan-bulan. Sama seperti ketika Lisa hamil anak pertama mereka yang mana setelah insiden besar itu, Lisa menjadi enggan bersamanya, karena bawaan jabang bayi. Jangankan menciumnya dengan gila seperti ini, untuk mendekatinya saja sangat sulit, ketika kehamilannya justru membuatnya harus menjauh karena saat itu Lisa tak menyukai keberadaannya. 

Melupakan sekitar, tangan Jungkook merambah naik, dibalik pakaian yang Lisa kenakan. Mengusap kulit punggunya, sembari terus memainkan lidahnya yang terus direspon serupa oleh Lisa.

Lalu, “eugh,

“Dad, Mom. Get a room, please?” suara yang berasal dari seorang bocah laki-laki berusia sepuluh tahun itu, menginterupsi kegiatan mereka. Keduanya berbalik, menemukan anak pertama mereka tengah menutup kedua mata anak kandung pertama, yang masih berusia tiga tahun.

No 'One' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang